Himawari atau Mahi, bisa dibilang meninggal karena kesalahannya sendiri. Berat badan yang mencapai 110 kg, membuatnya mengalami gagal jantung dan meninggal dalam tidur. Mahi sangat menyesal karena abai pada kesehatannya sendiri. Berhari-hari ia mera...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Himawari akhirnya bisa berbesar hati melihat kedekatan Bagas dan Mentari yang sekarang terang-terangan di hadapannya. Calon adik iparnya itu sejauh ini memenuhi janjinya. Mengantar jemput adiknya, membelikannya makan, jajanan dan pakaian. Bagas benar-benar sudah mengambil separuh tanggung jawabnya.
Mahi tidak menyesal memberikan restu, karena Mentari terlihat begitu bahagia, sekarang dirinya akan fokus menghadapi acara pernikahannya yang tinggal menghitung hari.
Tidak ada acara pingit-pingitan karena mereka bahkan bisa saling melirik dari balik jendela, Amanda memang sempat mengusulkan dengan alasan biar lebih greget saat bertemu di hari ijab kabul, namun Abi menolak mentah-mentah. Jadilah sampai menjelang hari H, keduanya tetap rutin bertemu.
"Kak Bagas pulang sana! Besok kan mau jemput kami, jangan begadang ya! Biar nanti bisa ganteng maksimal" ucap Tari ketika menjelang jam delapan pria itu belum juga beranjak dari ruang tengah rumahnya setelah numpang makan malam.
"Pasti dong, pengantin pria bakal kalah kalau aku sudah tampil rapi, kamu bakal bangga sama aku" timpal Bagas jumawa. "Kakak ipar aku pulang dulu ya, nikmati malam terakhirmu sebagai gadis" ucapnya lagi seraya terkekeh melihat Mahi yang menatapnya sengit.
"Awas ya Kak, akan ku perpanjang status gadis Mentari biar Kakak jadi bujang lapuk" ancam Mahi, gadis yang kini di panggil Bagas Kakak ipar itu membuang muka lalu masuk ke kamar.
Sejak adiknya dan pria itu bertunangan, rumahnya jadi tempat mereka pacaran, Mahi mau protes, tapi dia juga melalukan hal yang sama. Jika Abi datangnya pagi dan siang, Bagas datangnya sore sampai malam. Setelah menjemput Mentari dia akan kembali ke kantornya lalu pulang ke rumah untuk istirahat sebentar dan mandi, setelah itu dia akan datang kembali dan menemani adiknya itu menjaga toko dan melayani pembeli.
"Menang kadonya apa sih Kak?" Mentari sangat penasaran, karena tunangannya itu tidak juga mau memberitahunya meski sudah berkali-kali bertanya.
"Ra-ha-sia" Bagas selalu menjawab begitu dan kali inipun sama. Kalian istirahatlah, besok hari penting, semua harus tampil sempurna, aku pulang dulu ya sayang"
Setelah Mentari mengunci pintu, dia menyusul Mahi yang sudah terbaring di ranjang tapi belum terpejam. Kakaknya itu memintanya segera bergabung dengan membuka lebar kedua tangannya.
Tanpa mengatakan apapun keduanya tidur saling berpelukan, meresapi kehadiran satu sama lain, karena setelah malam ini, semuanya tidak akan lagi sama. Mahi akan tinggal bersama suaminya sementara Mentari akan tinggal bersama Amanda.
🍜
Pukul sembilan pagi hanya dengan bantuan adiknya Mahi mulai bersiap untuk acara ijab kabul yang akan di adakan pukul sepuluh. Gaun panjang sutra berwarna putih gading membalut indah tubuh langsingnya. Rambutnya hanya di kuncir sederhana. Mahi tidak ingin ribet dengan mengenakan kebaya, kain dan sanggul karena ia dan Abi akan langsung menjamu tamu.