31. Memperjuangkan Cinta

3.2K 353 13
                                    

Mahi sudah berusaha sebaik mungkin, namun bangkai yang dia coba sembunyikan akhirnya tercium juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mahi sudah berusaha sebaik mungkin, namun bangkai yang dia coba sembunyikan akhirnya tercium juga. Mentari akhirnya tahu segalanya, dia tidak punya alasan menyembunyikannya lagi.

"Apa kau marah pada Kakak?" tanya Mahi setelah menceritakan masalah yang menimpa Bagas.

"Tentu tidak Kak, aku tahu Kakak juga pasti dalam posisi yang sulit saat itu" Gadis berdaster ungu itu terdiam sebentar dan menatap Mahi takut, namun ia bertekad menyampaikan keinginannya.

"Bolehkah aku ikut ke pernikahannya besok Kak? Aku mohon, aku ingin melepasnya dengan hati lapang, karena jujur saja aku masih sering memikirkan Kak Bagas, dia adalah cinta pertamaku"

"Kamu yakin Dek? Takutnya nanti Kak Bagas lepas kontrol kalau lihat kamu, acara pernikahannya bisa kacau. Maaf bukan maksud Kakak menuduhmu akan jadi biang kerok, tapi lebih baik tidak usah untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan"

"Tapi Kak.."

"Sudah ikhlaskan saja, Kakak mengerti perasaan itu tidak akan hilang begitu saja, masih banyak cara lain untuk melupakannya tapi tidak dengan cara menghadiri pernikahan itu, kasihan Bu RT, menerima wanita itu saja pasti sulit baginya, kita sebaiknya jangan menambah masalah" ujar Mahi bijak.

Meski masih dengan wajah tertekuk, Tari mengangguk lemah, dia lalu bangkit dari ranjang, mengambil handuk lalu keluar dari kamar.

🥘

Sementera itu di rumah Ibu RT, hiasan sederhana sudah terpasang, tidak ketinggalan janur kuning di depan rumah. meski hanya acara ijab kabul, susasana tetap dibuat berbeda karena akan mengundang tetangga dan teman dekat.

Sejak semalam Bu Rahmi tidak bisa tenang karena sang adik yang katanya ada tugas di luar kota belum juga memberi kabar dan tidak bisa di hubungi.

Sejak Farahdiba menginjakkan kaki di rumahnya, Bagas tidak pernah lagi menginap. Masalah permikahan juga Bu Rahmi yang memutuskan karena tidak tega melihat tangis menghiba Farah, saat itu Bagas hanya diam, jadi dia pikir adiknya itu setuju.

Farah sendiri tidak kalah gelisahnya, impiannya untuk bersanding dengan sang lelaki pujaan sudah di depan mata, perjuangannya sedikit lagi akan membuahkan hasil, namun sebelum kata SAH itu di gaungkan dia tidak boleh berpuas diri.

Semua di mulai satu setengah tahun yang lalu di acara pesta penyambutan Bagas yang di adakan di kafe tempatnya bekerja. Farah langsung jatuh hati padanya sejak pertama bertemu. Pria itu adalah tipe idamannya, tampan dan mapan.

Setiap Bagas datang ke kafe, Farah yang akan melayaninya, otomatis mereka menjadi kenal tapi tidak sampai akrab karena pria itu tidak pernah datang sendiri sehingga tidak ada celah baginya untuk menarik hati pria itu.

Hingga tidak terasa Bagas sudah menyelesaikan pekerjaannya dan akan kembali ke kotanya, Farah-pun memutar otak bagaimana cara agar dia bisa memiliki pria itu, hingga kesempatan muncul pada saat acara perpisahan. Namun sayang pria itu terlalu mabuk hingga hal yang di inginkannya tidak bisa terjadi.

Langsing is My Dream (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang