Mahi tiba-tiba muncul menyela Nur Jannah dengan penampilan serba pink muda, mulai dari blouse dan rok lebarnya.
"Pendidikan saya memang tidak tinggi, tapi saya tahu kalau memaksakan kehendak itu adalah perbuatan tidak terpuji, kami ini saling mencintai Mbak dan sebentar lagi akan menikah" Mahi langsung duduk di samping Abi dan menggandeng lengannya dengan mesra.
"Perbuatan Mbak ini bisa kami laporkan ke Polisi dengan tuduhan perbuatan tidak menyenangkan dan menganggu ketentraman, saya rasa Mbak tidak akan mau itu terjadi karena sebagai ASN sanksinya adalah pemecatan jika melanggar hukum" ancamnya. Dia berani menatap mata Jannah seolah menantang dan menegaskan bahwa dirinya serius dengan ucapannya.
Matanya yang tadinya sayu penuh harap kini melotot marah, tidak ada lagi kesan lembut, Nur Jannah menampakkan sifat aslinya.
"Saya hanya mencintai, dan cinta bukanlah dosa, dari segi manapun saya lebih pantas mendampingi Kak Abi, kau harusnya tahu diri. Sebagai pejabat publik, dia akan hadir di banyak acara-acara resmi, apa kau merasa mampu dan pantas? Kurasa kau hanya akan membuatnya malu nanti"
Ekspresi meremehkan kini menguasai wajah Jannah, decihannya mempertegas penilaian sepihaknya. Hal tersebut membuat Mahi terdiam hingga ia merasakan tangannya yang melingkar di lengan Abi, disentuh lembut.
"Bagiku kau perempuan hebat dan aku tidak butuh validasi dari orang-orang untuk itu, mungkin nanti kita akan berada dalam situsi seperti yang dikatakannya, tapi itu hanya dalam hitungan jam selebihnya kita berdualah yang menjalani, jadi apa itu akan mempengaruhimu?" tanya Abi pelan, senyum dan tatapan matanya yang lembut kembali membuat hati Mahi berdesir.
"Tidak sama sekali" jawab gadis itu juga ikut menyunggingkan senyumnya.
Nur Jannah yang sudah merasa kalah lantas berdiri dan meraih tas bermerek yang ada di atas meja, menghentaknya kasar lalu pergi begitu saja tanpa pamit dengan wajah ditekuk
"Assalamu alaikum Mbak Jannah" ucap Mahi sambil tersenyum ketika perempuan itu masih beberapa langkah dari mereka. Perempuan bergamis putih itu berbalik dan memberikan tatapan tajamnya yang seolah hendak menerkan gadis yang sedang bergelayut manja di lengan Abi.
"Kalian telah menyakiti hamba Allah yang soleha, hidup kalian pasti tidak akan bahagia" kecamnya sebelum benar-benar pergi.
"Abaikan dia, ayo kita kita pesan makanan saja ok" Abi memanggil salah satu pramusaji yang standbay, setelah memesan dia kembali memusatkan perhatian pada Mahi yang kini sudah duduk dalam posisi normal, tidak lagi menempel padanya.
"Habis ini kamu mau kita kemana?" tanyanya.
"Ada pasar jajajan di lapangan depan monumen, bagaimana kalau kita kesana" usul Mahi. Hari ini adalah cheating day-nya, jadi dia bebas makan makanan apapun.
"Ok, berarti kita tidak boleh terlalu kenyang"
🥞
Setelah makan malam, sekitar jam tujuh lewat, keduanya sampai di tempat tujuan. Suasana sangat ramai, Abi sampai harus memarkirkan mobilnya agak jauh dari lokasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Langsing is My Dream (End)
Genç Kız EdebiyatıHimawari yang akrab di panggil Mahi, bisa dibilang meninggal karena kesalahannya sendiri. Berat tubuhnya yang mencapai 110 kg membuatnya mengalami gagal jantung dan meninggal dalam tidur. Mahi sangat menyesal karena abai pada kesehatannya sendiri...