31. founded

121 12 0
                                    

Masalah ini ternyata menjadi lebih penting dari yang dikira.

Bayangkan saja, kini Arin dan Wilona duduk berhadapan dengan posisi tertinggi di sekolah ini. Bu Irene sedang menatap keduanya, menunggu wali murid datang ke kantor.

Meski bukan pertama kali lagi, Arin tetap selalu kagum melihat kepala sekolahnya itu. Matanya memancarkan binar senang bertemu dengan Irene, padahal karena terkena masalah.

"Sore! Maaf sa -" suara itu tercekat begitu melihat seseorang yang duduk di hadapannya saat ini.

Tubuh Soraya terasa membeku ditempatnya.

"Selamat sore, ibu wali murid siswi Arinda?" Tanya Irene dengan suara berwibawa khasnya.

Soraya mengangguk.

Kali ini Arin dan Wilona ikut merasakannya. Bagaimana suasana ruangan tiba-tiba menjadi sangat canggung dan sesak.

Bahkan jika Soraya menolaknya, ia tak bisa mengalihkan pandangannya dari Irene. Lama sekali rasanya, keduanya tidak bertemu.

Hingga Bu Susi datang, tidak ada pembicaraan yang terjadi. Arin bingung, Bu Irene seperti bukan kepala sekolah yang ia kenal dulu. Ada sesuatu aneh yang membuatnya jadi canggung terhadap Soraya, dan itu mengganggu Arin.

"Kami ingin membicarakan soal laporan siswa mengenai anak ibu." Ucap Bu Susi.

Bu Susi menunjukkan gambar dimana Arin dan Wilona berpelukan di gudang kemarin.

"Bu!! Ini buk -"

"Arin, tenang dulu." Ucap Soraya.

Wilona disampingnya juga sepertinya ingin mengatakan sesuatu, namun ia urungkan niatnya.

Bu Susi menjelaskan bahwa keduanya dilaporkan melakukan tindakan asusila di gudang. Tanpa menyebutkan pelapor, Arin dan Wilona nampaknya sudah tau siapakah dalang dibaliknya.

"Kami tidak membenarkan hal ini dilakukan apalagi di sekolah." Ucap Bu Susi di akhir kalimatnya.

"Benar sekali, tidak seharusnya murid-murid melakukan hal ini di sekolah, bukan?" Bu Irene menambahkan.

Soraya diam, ia mengamati foto itu agak lama sebelum menarik nafas dan menatap Irene sebagai lawan bicaranya.

"Saya yakin ada kesalahan. Kita tidak bisa langsung percaya kepada 1 pihak, biarkan anak saya menjelaskan." Ucap Soraya menatap Arin penuh harap.

Semua mata tertuju pada Arin dan Wilona. Keduanya bertukar tatap sebelum Arin akhirnya maju menjelaskan.

Ia jelaskan rincian kejadian kemarin. Bahkan ia berani membuktikannya dengan ibu penjaga UKS yang merawat Wilona hari itu.

"Salah satu dari kalian berbohong artinya."

"Sasya yang berbohong, Bu!! Ibu bisa tanyakan pada penjaga UKS kemarin." Ucap Wilona berapi-api.

"Akan saya cek lagi. Terimakasih karena sudah mau datang, Bu. Maaf kami menyita waktunya." Bu Susi ramah menyalami Soraya yang hanya bisa memaksakan senyum.

Sama halnya dengan Irene.

Arin dan Wilona dipersilahkan pulang dengan catatan bahwa kasus ini akan diselidiki lebih lanjut.

"Arin, tunggu di mobil. Mama ada urusan sebentar."

Soraya berjalan menjauh, meninggalkan Arin dan Wilona yang masih ada disana.

"Bareng gue aja."

"Gausah. Gue pesen gojek aja. Udah banyak masalah hari ini, gue gamau nambahin."

"Apasih, Wil! Masalahnya bukan lo."

"Bukan gue. Tapi kita."

Arin tak bisa menyangkalnya. Apa yang dikatakan Wilona benar adanya. Menyebalkan sekali.



























































 Menyebalkan sekali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
lovenemy;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang