Berbeda dengan Zayden dan Jasmine yang sudah cukup akrab, tidak canggung berkomunikasi meski sempat cekcok tadi, lelaki di sebelah mereka sedari tadi ingin bicara namun tidak juga menemukan waktu yang pas.
Zayden melirik, matanya bertubrukan dengan lelaki tersebut lalu mengangguk halus.
"Adek, kenalin. Ini namanya Bang Kavinda Reiga Pramoedya," kata Zayden, mengenalkan Jasmine pada kakak kedua mereka.
Reiga mengangguk dan tersenyum ramah pada Jasmine, gadis itu juga seolah lupa akan ketakutannya pada Reiga.
"Maaf membuat mu takut," ucap Reiga mengelus surai kecoklatan milik Jasmine.
"Ibu baik," jawab Jasmine masih dengan belaannya terhadap Ibu Rahma.
"Iya, Ibu mu baik. Abang cuma gak suka kamu teriak sama Zayden, jangan diulangi ya?"
Jasmine mengangguk lagi dan membalas genggaman tangan Reiga di tangan kirinya, ia meneliti wajah Reiga yang begitu tampan.
Zayden tampan, tapi Reiga terkesan lebih dingin. Wajahnya mampu membuat Jasmine ingin menatapnya terus menerus, Jasmine penasaran reaksi para gadis diluaran sana; Reiga pasti mudah mendapatkan kekasih dengan modal ketampanannya.
Ditatap intens sang adik, Reiga terkekeh kecil dan menjawil hidung mungil Jasmine.
"Abang mau juga dipeluk," rajuk Reiga karena Jasmine tidak juga melepaskan diri dari dekapan hangat Zayden.
15 tahun. Selama itu Reiga menghabiskan waktu dalam luka yang kian perih dari hari ke hari, menunggu gadis kecil ini kembali. Reiga adalah orang yang sangat menginginkan adik perempuan.
Menjadi anak nomor dua yang memiliki kakak pertama lelaki dan adik ketiga, adik keempat lelaki juga, membuat Reiga diam - diam berdo'a pada Sang Kuasa untuk Ibundanya hamil lagi, memberikannya adik perempuan menggemaskan.
Do'anya terkabul, Pamela hamil dan diperkirakan janin itu berjenis kelamin perempuan. Tentu Reiga adalah orang pertama yang bersorak paling bahagia.
Dan Reiga pula orang pertama yang menangis ketika Jasmine yang baru lahir harus dirawat di inkubator ruangan bayi, tidak boleh pulang sesuai jadwal ketetapan bayi sehat lain.
Reiga pikir, tak apa menunggu adiknya kuat dan ia bisa memeluknya setelah itu. Tapi kabar mengejutkan yang tidak pernah ia bayangkan dalam pikirannya, rumah sakit itu meledak dan membuat Jasmine menghilang sebelum Reiga benar - benar merasakan mempunyai adik perempuan yang ia impikan. Reiga jatuh pingsan dan sakit satu minggu penuh.
Perasaan hangat tapi menyesakkan itu menerjangnya, saat Jasmine melepaskan Zayden lalu berpindah memeluk tubuh atletisnya. Tanpa sadar air mata Reiga berlomba - lomba keluar dengan deras dan membasahi wajah tampan paripurnanya.
Pelukannya melonggar, kecupan demi kecupan ia bubuhi di kening sang adik. Ia tidak bisa lagi menahan perasaannya.
"Terima kasih telah hidup dan kembali pada kami," ucap Reiga dengan suara serak, setelah ini ia berjanji tidak akan pernah membuka celah sedikit pun untuk seseorang bisa memisahkan Jasmine dengan mereka.
"Terima kasih juga, kamu membawanya pulang," lanjut Reiga lagi. Kali ini ia teruntukkan pada Zayden, menarik adik lelakinya itu ke dalam pelukannya juga.
Ketiganya larut dalam keharuan tanpa menyadari ada langkah yang mendekat.
"Apa aku tertinggal?"
Vincent Fabian Pramoedya, anak ketiga dari Zaven dan Pamela.
Ia tidak mau berlama - lama dan berbasa - basi, biarlah dibilang tidak tahu malu. Kenalannya nanti saja, ikutan pelukan dulu.
Vincent berdiri dibelakang Jasmine dan merantangkan tangannya, memeluk kakak dan adiknya bersamaan.

KAMU SEDANG MEMBACA
JASMINE [ END ]
Teen Fiction[ SEASON I | J Edition ] Kamu tidak akan bisa mengenal seseorang, kecuali kamu sudah masuk ke dalam kehidupannya. Begitu kata Jasmine, setelah mengarungi lautan kehidupan yang sama sekali tidak sedikit badai yang dihadapkan kepadanya. Jasmine remaja...