No Mood Today

7.5K 357 14
                                    

Sedari tadi, Reiga dan Zayden sedang pusing karena Jasmine yang tidak mau dibujuk berangkat sekolah. Gadis itu beralasan ingin menemani dan merawat Vincent di mansion.

Rasa khawatir yang begitu besar terlihat di wajah cantik puteri bungsu Pramoedya, Vincent adalah kakak kesukaan Jasmine. Walau sering bertengkar dan merebutkan perhatian Pamela tapi nyatanya, tidak bisa di pungkiri keduanya sangat dekat.

Vincent bangun, membuka matanya perlahan karena mendengar suara - suara di sekitar ranjangnya. Ia melirik dan dapat melihat Jasmine yang sedang merajuk berhadapan dengan Reiga dan Zayden.

"Katanya hari ini ada pelajaran olahraga, minggu depan ada test basket. Kalau hari ini gak masuk, gimana adek bisa test nanti?"

"Tapi Jasmine mau nemenin abang Vincent, kalau nanti abang bangun dan nyariin gimana?"

"Abang pasti tau kalau adek lagi sekolah."

Reiga bersidekap, mencoba tegas dan tidak luluh dengan mata berair Jasmine.

"Sayangnya abang..." suara lemah Vincent menginterupsi, ketiganya yang sedang berdiri memunggunginya pun segera berbalik dan mendekat.

"Abang, abang minum dulu. Jasmine bantu," ucap Jasmine, ia segera mengambil gelas air mineral di nakas sedangkan Vincent dibantu sedikit mengangkat punggungnya oleh Reiga dan Zayden.

Vincent belum bisa dan belum boleh duduk, tubuhnya masih lemas dan kakinya terasa mati rasa, beberapa bagian tubuhnya masih sakit.

"Abang butuh apa?" Tanya Jasmine lagi, membuat Vincent tersenyum. Adiknya sangat khawatir, Vincent jadi merasa bersalah sudah membuatnya kelimpungan seperti ini. Harusnya ia lebih bisa menjaga diri.

"Abang mau istirahat, adek sekolah dulu. Nanti pulang sekolah suapin abang makan siang ya?"

Penuturan Vincent membuat Jasmine cemberut, ketara sekali ia di paksa dan di usir. Tapi mau bagaimana lagi, memang seharusnya ia sekolah.

"Abang banyak yang jaga, ada Mommy juga. Adek gak usah terlalu khawatir," lanjut Vincent membujuk adiknya.

Dengan terpaksa, Jasmine mengangguk dan bersiap untuk sarapan dan berangkat sekolah bersama Zayden.

Jasmine hari ini tampil cantik dan anggun seperti biasa, ia mengepang rambutnya sebatas kedua cuping telinga dan mengikatnya dengan pita abu - abu, membiarkan sisa rambutnya lurus setengahnya.

"Abang, menurut abang harusnya Jasmine pilih ekstrakurikuler apa?" Tanya Jasmine, ia kini sedang dalam perjalanan menuju sekolah bersama Zayden di dalam mobil.

"Diantara pilihannya, adek sukanya kemana?" Bukan menjawab, Zayden malah mengarahkan Jasmine memilih pilihannya sendiri. Ia ingin Jasmine bisa menentukan keputusannya tanpa bergantung pada orang lain, tidak pula terpaksa.

"Hmm aku suka seni, tapi pengen coba yang lain biar gak hanya berputar di kesukaan ku. Abang bantuin," rengek Jasmine sambil membuka brosur di tangannya.

Sebagai anak didik baru, tentu saja Jasmine sama seperti yang lain. Di arahkan oleh sekolah untuk memiliki kegiatan esktra diluar pendidikan yang terangkum pada kegiatan belajar mengajar di ruangan, agar para murid bisa mengasah keahlian non akademiknya dan juga bisa mengetahui potensi diri masing - masing.

Di Alexandrea, ekstrakurikuler cukup banyak dan beragam. Agar para siswanya tidak hanya mengenal pelajaran non akademik yang itu - itu saja, rasanya membosankan.

Terkadang, anak ikut ekstrakukrikuler selain mengasah kemampuannya, menggeluti hobinya, ada juga yang mencari bakatnya atau belajar hal - hal baru yang dianggap menyenangkan dan mampu menyegarkan otak mereka.

JASMINE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang