The Scars From Life

7.6K 380 3
                                    

"Adek?" Panggil Zayden.

"Abang!" Seru Jasmine, ia meninggalkan Zayyan selangkah dibelakangnya untuk memeluk Zayden.

"Kecentilan," ucap Marvin, menghentikan langkah Jasmine, gadis itu balik menatap Marvin.

Sempat terjadi perang tatap antara keduanya beberapa saat, hingga Zayyan berdiri dihadapan Jasmine dan memutuskan tatapan tajam Marvin.

"Stop being rude with her," desis Zayyan memperingati Marvin, ini bukan hanya tentang perasaan Zayyan yang tidak menyukai Marvin akan tetapi tentang Jasmine yang sudah mulai terbuka dan percaya pada orang luar.

Jangan sampai hanya karena Marvin, kesembuhan Jasmine atas luka lamanya akan kembali terganggu.

Biarkan gadis itu bahagia untuk waktu yang lama, Zayyan ingin Jasmine benar - benar menikmati kehidupannya yang sekarang dan melupakan kejadian 15 tahun yang membelenggunya dalam kesendirian dan kesedihan.

Marvin berdecak kesal dan memasuki kafe, barulah Zayden bisa menghela nafasnya menarik lembut Jasmine yang kebingungan dibelakang Zayyan.

"Belum pulang?" Tanya Zayden, ia menangkup kedua pipi bulat adiknya.

"Bundanya bang Zayyan pesan cake di kafe ini, jadi sebelum pulang beli dulu biar gak bolak balik," jawab Jasmine, memang tadi Natasha menelpon puteranya untuk dibelikan cake sebelum ia pulang ke mansion Mangata.

"Ya udah adek pulang sama abang aja, ya?" Ajak Zayden berhubung mereka bertemu disini, kafe dan mansion Mangata searah sedangkan Mansion Pramoedya putar balik.

"Bang Zayyan, gapapa?" Jasmine berbalik menghadap Zayyan di samping kirinya.

Zayyan pikir, mungkin akan lebih tepat jika mengatakan "ya"? Walaupun ia masih ingin menghabiskan waktu bersama Jasmine, tapi untuk hari ini akan ia tahan.

"Ok. Tapi temani di dalam sebentar?" Tawar Zayyan sedikit tidak rela, Zayden tahu itu.

Zayden mengangguk mengizinkan, mereka bertiga memasuki kafe dan menjadi pusat perhatian anak - anak blackmoon. Terutama Marvin yang masih dengan emosinya, ia hanya tidak suka Jasmine menolak ajakannya untuk menonton pertandingannya tadi.

"Lo kenapa bos?" Tanya salah satu anggota blackmoon yang memperhatikan kilatan amarah di mata Marvin.

Mata tajam ketua blackmoon itu terus mengarah pada Jasmine dan Zayyan yang bergandengan tangan memesan cake.

Kreet.

Zayden menarik kursi di samping Marvin, ia duduk dan memanggil pelayan memesan minuman untuknya dan Jasmine.

"Bos, lo suka ya sama cewek itu?" Tanya anggota lain sambil siap siaga menghindarkan tubuhnya dari jangkauan Marvin, takut - takut pertanyaannya bukan dijawab dengan untaian kalimat tapi dengan bonyok di rahang kanannya.

Marvin membuang nafasnya kasar, meneguk minumannya tanpa menjawab pertanyaan - pertanyaan yang dilontarkan teman - temannya.

Sampai Jasmine telah berpisah dengan Zayyan dan menghampiri mejanya.

"Abang, minggu ini Jasmine mau ke pameran lukisan diajak Zoe. Disana ada lomba juga, jadi Jasmine tadi beli peralatan lukis buat lomba sama bang Zayyan. Kata bang —"

"Berisik," ketus Marvin menghentikan kalimat panjang Jasmine yang bahkan belum selesai di ucapkan.

Plak!

Uhuuk! Uhukk!

"Adek," gemas Zayden, ia mengusap wajahnya kasar.

Baru saja Jasmine —dengan wajah Zaven versi cantik, memicingkan matanya dan memukul kepala Marvin saat cowok itu minum.

JASMINE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang