What's Your Dreams?

9.9K 460 0
                                    

Isaac sudah pergi ke kantornya, Reiga dan Vincent pergi bersama ke kampus, begitu juga dengan Zayden yang berangkat sekolah.

Kini tinggallah Zaven, Pamela, Rosè dan Prabu yang sedang mendengarkan cerita Jasmine mengenai Flora. Bocah kecil yang sedang tidur di kamar Jasmine, ditemani oleh Asih.

Asih diizinkan Pamela untuk menemani Flora di dalam kamar, takut bocah itu glundung ke bawah kalau tidak dijaga.

"Mama dan Papa berniat adopsi Flora?" Tanya Jasmine hati - hati, telihat dari matanya ada kekhawatiran.

"Mama dan Papa tidak punya keturunan, sayang. Papa ingin mengangkat Flora menjadi puteri kami satu - satunya," ujar Prabu mengungkapkan isi hatinya.

Ia menyukai sorot bahagia yang terpancar di kedua mata Rosè, setidaknya walau bukan anak kandung, keduanya bisa merasakan kebahagiaan orang lain dalam merawat anak.

Prabu dan Rosè sudah melakukan banyak program untuk bisa membantu mereka mendapatkan keturunan, namun semuanya gagal dan dokter memvonis bahwa Rosè memang tidak bisa memberikan keturunan, tidak subur.

Akan tetapi, tidak ada yang tidak mungkin 'kan? Akan ada beribu - ribu jalan untuk menuntun kita sampai ke titik yang kita tuju.

Mengadopsi anak. Jalan itu bisa Prabu ambil untuk mengobati sakit hati Rosè, kekecewaan wanitanya karena keadaan. Dan melihat bagaimana cara Rosè memperlakukan Flora, mengapa tidak?

"Flora Bianca. Pertama kali dibawa Ibu ke Panti, di pagi hari sejuk setelah hujan. Waktu itu, Flora masih kecil. Usianya 2 tahun, tapi di tubuh mungilnya itu Flora bertarung dengan traumanya. Flora tidak mau bicara, tidak mau makan, tidak bisa di dekati adik - adik yang mengajaknya bermain, Flora selalu menangis dan menjauh dari orang - orang," tutur Jasmine kilas balik.

"Kenapa nak?" Tanya Zaven penasaran, pasalnya Flora yang ia tahu ya seperti itu. Tidak bisa diam dan suara cemprengnya bisa menggema setiap waktu, kecuali sedang tidur seperti ini.

"Orang tua Flora melakukan kekerasan fisik, ada beberapa luka ditubuhnya waktu itu. Ibu membawa Flora ke rumah sakit dan bahkan bertemu dengan psikolog. Luka fisiknya sembuh, tapi seorang psikolog tidak berhasil membuat Flora bangun dari kesakitan jiwanya."

Jasmine selalu ada untuk Flora waktu itu, ia yang tidak pernah menyerah untuk mendekati Flora. Tidak, tidak langsung duduk bersama. Tapi Jasmine menemani Flora duduk di kejauhan, memastikan bahwa Flora tahu kalau ia tidak sendirian.

Bocah 2 tahun itu mungkin belum tahu dunia, belum memahami apapun di dunia ini, akan tetapi kekerasan itu begitu melukai jiwanya. Flora takut dengan orang asing.

"Tapi Bu Rahma bisa membawanya ke Panti?" Tanya Rosè yang sedikit tidak mengerti penjelasan Jasmine.

Jasmine mengangguk, "Flora ditemukan Ibu di rumah kosong, dia tidak sadarkan diri."

"Lalu, siapa orang tua Flora?" Tanya Rosè lagi.

"Flora itu tahu wajah orang tuanya, tahu nama orang tuanya. Tapi dia tidak mau mengatakannya, jadi Ibu Rahma bilang orang tua Flora sekarang ya cuma Ibu. Flora pernah hampir di adopsi, tapi gak tahu kenapa pasangan suami Istri itu mengembalikan Flora ke Panti dan membatalkan adopsinya."

Jasmine berhenti sejenak dan menunduk, mengambil nafas lebih dalam.

"Flora kecewa dan jatuh sakit. Flora itu sangat ingin mempunyai orang tua baru, meski pernah trauma tapi Flora masih mendambakan seorang Mama. Ibu dan aku beberapa kali menolak orang yang ingin mengadopsi Flora, kami hati - hati karena takut Flora kembali disakiti."

Mendengar semua ini tidak menggentarkan Prabu, ia yang akan mengambil alih tanggung jawab Flora dari Ibu Panti, ia akan memberikan kebahagiaan dan memberikan setiap harapan yang Flora miliki saat ini.

JASMINE [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang