Lima

2.5K 214 18
                                    

Menginjakkan kaki di tanah Banda saat langit sudah berubah gelap. Namun wajah sepasang suami istri itu tetap saja cerah. Banda Neira, tempat yang sejak lama ingin Salma kunjungi dan entah kenapa tidak pernah terwujud. Kesibukan membuatnya terlupakan akan salah salah satu impiannya itu.

Saat Salma ingin pergi ke Banda, kesibukan datang silih berganti. Saat ia punya jatah libur panjang. Salma lebih memilih pergi ke sekitaran Jakarta atau pulang ke rumah orangtuanya.

Mengunjungi Banda Neira berhenti pada impian semata.

Hingga Rony mengajaknya pergi untuk berlibur. Hadiah pernikahan katanya. Salma bahagia bukan main. Akhirnya ia berkesempatan melihat keindahan Banda secara langsung. Bukan lagi mendengar cerita dari orang-orang atau foto-foto di media sosial. Terlebih ia pergi bersama Rony. Salma yakin perjalanannya di Banda Neira akan penuh cerita indah.

Tiba di hotel saat malam hari setelah sebelumnya mampir di restoran untuk makan malam. Salma menghempaskan badannya ke atas tempat tidur. Ia letih sekali setelah menempuh perjalanan panjang seharian ini.

"Capek ya?" Tanya Rony yang ikut rebahan di samping Salma.

"Iya, capek banget." Sahut Salma pelan.

"Tapi seneng gak?" Rony menatap ke samping. Menatap Salma yang matanya terpejam.

Sementara Salma, sesaat setelah mendengar pertanyaan Rony. Ia ikut menatap ke samping. Balas menatap Rony. "Seneng banget," ucapnya dengan lengkungan sempurna di  wajah. Membuat Rony ikut tersenyum.

Keduanya diam sambil saling menatap dan bertukar senyum. Waktu seolah berhenti. Keduanya larut dalam perasaan bahagia bisa berada sedekat ini. Bersisian dan saling menatap. Rasanya masih saja takjub dengan kenyataan kalau sekarang mereka sudah menikah.

Salma mengubah posisinya menjadi miring menghadap sepenuhnya ke arah Rony. Ia menatap Rony lamat-lamat, lalu tangannya bergerak mengelus pipi suaminya itu. Bibirnya terus saja tersenyum. 

"Kenapa?" Tanya Rony sembari ikut mengubah posisi menghadap Salma. 

"Gak apa-apa," sahut Salma. "Seneng aja liatin kamu."

"Gemes banget sih istri aku," tangan Rony bergerak mencubit gemas pipi Salma.

"Aku emang gemesin," Salma nyengir lebar.

"Iya, kamu emang gemesin."

"Kamu nyebelin," ucap Salma asal.

"Lah? Kok nyebelin?" Dahi Rony berkerut. Kenapa Salma tiba-tiba menyebutnya menyebalkan. 

"Kamu kan emang nyebelin dari dulu."

Rony menyeringai. "Biarin nyebelin yang penting jadi suami kamu."

Salma cemberut sementara tangannya bergerak mencubit perut Rony. Sebenarnya Salma salah tingkah dan melakukan physical attack adalah salah satu caranya mengalihkan perasaan salah tingkahnya.

"Doyan banget sih main fisik," protes Rony sementara Salma malah nyengir lebar.

"Mau aku bales?" Rony menaik turunkan sepasang alisnya.

"Takut," seru Salma. Ia bangkit dari tempat tidur sembari tertawa. Tawa yang menular pada Rony.

"Mau ke mana?" Tanya Rony ikut bangkit dari posisinya. Ia duduk di pinggiran ranjang.

"Mau ganti baju," sahut Salma sambil membuka kopernya. "Kamu juga ganti baju sana."

"Gantiin dong," ucap Rony.

"Ih, ganti sendiri lah. Kamu bukan bayi." Salma melotot menatap Rony yang justru tergelak di tempatnya duduk.

"Mau jadi bayi deh."

Menetap (sekuel Kembali) ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang