Sebelas

1.7K 195 34
                                    

Suasana Jakarta Convention Center sudah ramai sejak sore tadi. Antrian penonton yang ingin masuk tampak ramai berbaris di pintu masuk. Hari ini Rony mengisi suatu acara yang diadakan oleh salah satu ajang penghargaan perfilman. Ajang penghargaan yang juga disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta.

Bukan hanya hadir sebagai pengisi acara, salah satu karya Rony juga masuk ke dalam satu nominasi sebagai soundtrack film terbaik. Itu lah kenapa, Rony mengajak Salma. Terlepas apapun hasilnya, Rony ingin ada Salma bersamanya melewati salah satu momen menyenangkan dalam hidupnya.

Rony masih ingat, saat hubungannya dan Salma merenggang beberapa tahun lalu. Lagu Rony pernah masuk ke dalam nominasi serupa dan keluar sebagai pemenang. Di malam itu ada Salma di tempat yang sama, namun tidak di sampingnya. 

Malam itu Rony merasa bangga sekali. Saat memutuskan mengisi soundtrack sebuah film. Ia tidak berekspektasi apapun. Tidak juga memasang target memenangkan sebuah nominasi. Namun takdir Tuhan baik sekali.

Akan tetapi ada yang kurang malam itu, tidak ada Salma bersamanya. Sekalipun perempuan itu juga hadir sebagai pengisi acara. Tapi Rony tidak bisa bicara dengannya, bahkan sekadar kata hai pun tidak bisa Rony lontarkan.

Malam itu,

"Kangen ya?" Tanya Yuda, manajer Rony. Lelaki itu paham betul bagaimana situasi hubungan Rony dan Salma. Ia juga mengerti kalau sekarang Rony pasti merindukan perempuan itu.

"Kangen berisiknya dia, bang." Ucap Rony pelan dengan sepasang mata terus menatap ke arah panggung.

Di atas panggung sana, Salma sedang menyanyikan lagu barunya. Lagu yang lebih sendu ketimbang lagu-lagu Salma biasanya. Lagu yang perempuan itu ciptakan sendiri. Lagu yang liriknya membuat Rony merasa tersindir.

"Asal kamu tahu
Aku juga cinta 
Tapi ku tak punya daya
Asal kamu tahu
Aku rindu
Tapi ku tak bisa apa-apa"

Rony menarik napas dalam-dalam. Mengendalikan apa yang berkecamuk di dalam dadanya. Terlebih saat lagu itu berakhir dan Salma lewat di sampingnya tanpa menoleh ke arahnya sedikitpun.

Detik itu rasanya Rony ingin menarik Salma ke dalam pelukannya. Lantas mengucapkan maaf berkali-kali. Maaf karena sudah mempertahankan apa yang seharusnya ia lepas. Maaf untuk perlakuan perempuan itu yang bahkan namamya pun Rony hapus dari ingatan. Maaf karena ketidak tegasannya memutuskan apa yang harusnya diakhiri, hingga membuat perempuan itu punya alasan untuk menyudutkan Salma.

Saat Salma menghilang di antara kesibukan belakang panggung. Rony melangkah ke arah panggung. Sekarang gilirannya yang tampil.

Musik mulai mengalun. Rony mulai menyanyikan bait demi bait dengan bayangan Salma di kepala dan perasaan rindu di dada.

"Sampai kapankah rindu ini akan bertahan
Rasa gelisah menghantui perasaanku 
Mencari-cari hadirmu di sampingku 
Andai saja angin membawa diriku padamu
Andai saja waktu membawaku cepat padamu"

Lagu yang ia ciptakan dulu, nyatanya menjelama nyata dalam bentuk rindunya pada Salma. Kadang Rony merasa miris sendiri. Lirik yang dulu ia tulis asal sekarang menjadi penggambaran paling nyata untuk rasa rindunya.

Lagu itu berhasil ia nyanyi hingga akhir. Hingga gemuruh tepuk tangan memasuki ruang dengan Rony. Lelaki itu tersenyum sembari membungkukkan sedikit badannya sebagai tanda terima kasih. Hingga ia melangkah mundur. Kembali ke belakang panggung.

Namun ada satu fakta yang Rony tidak tahu tentang malam itu. Ada seseorang yang diam-diam menonton penampilannya. Seseorang yang juga diam-diam menyeka air mata. Seseorang yang juga sangat menahan diri untuk lari dan masuk ke dalam dekapan Rony. Seseorang yang menahan diri untuk tetap diam dan tidak mengucapkan kata selamat atas penghargaan yang malam itu Rony dapat.

Menetap (sekuel Kembali) ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang