Banda Neira dan segala cerita selama berada di sana akan selalu Salma simpan rapi dalam ingatan. Bagaimana manisnya Rony dengan segala sikapnya. Hal yang kalau diingat selalu membuat Salma tersenyum.
Dalam perjalanan pulang ke rumah. Salma menjatuhkan kepalanya ke pundak Rony. Menikmati rasa nyaman di sana dengan ingatan yang memutar kembali tiap kenangan selama berada di Banda Neira.
Seperti saat pergi ke pulau Hatta dan menikmati sore hari di pinggir pantai. Menikmati matahari yang perlahan menyentuh garis cakrawala sambil duduk berdua di atas pasir pantai. Diisi obrolan tentang apapun. Menyenangkan.
"Aku suka pantai," ucap Salma sambil menatap lurus ke depan.
Rony tersenyum sambil menatap Salma lamat-lamat, menurutnya menatap Salma jauh lebih indah. "Kalau aku, sukanya kamu."
Saat mendengar kalimat Rony, Salma mendelik ke arah suaminya itu. Sementara bibirnya menahan senyum. "Apaan sih kamu."
"Senyumnya gak usah ditahan gitu dong."
"Apa sih," sekarang Salma justru cemberut. Rony senang sekali menggodanya.
"Kok malah cemberut," ucap Rony. "Tapi gak apa-apa, tetep cantik."
"Udah ah, kamu tuh ih."
"Ih, salting."
"Ronyyyyyy..."
"Heh."
"Nyebelin."
"Kok nyebelin? Kan aku bilang kamu cantik."
"Malu."
Rony tergelak, lantas ia mencubit kedua pipi Salma. Membuat istrinya itu berseru kesal.
"Sayang," ucap Salma seraya meluruskan kakinya sementara keduanya tangga bertumpu kebelakang.
"Apa?"
"Kalau suatu saat nanti, ternyata aku tidak sebaik yang kamu pikirkan, gimana?" Salma menatap Rony tepat di manik matanya. Menanti dengan harap-harap cemas, lelaki itu akan menjawab apa.
"Kenapa nanya gitu?" Rony tersenyum tipis. Dielusnya puncak kepala Salma.
"Ya nanya aja," Salma menunduk sebelum menatap lurus ke depan. Ke arah laut luas. "Manusia itu kan dinamis, perasaan juga. Gak ada yang tau ke depannya akan seperti apa."
Rony kembali tersenyum, ia merapatkan posisi duduknya ke arah Salma. Lantas berbisik, "Kalau ternyata aku yang tidak sebaik yang kamu pikir, bagaimana?"
"Kenapa malah nanya balik?"
"Sayang," Rony memeluk Salma dari samping. "Manusia itu emang dinamis. Seiring berjalannya waktu, tiap orang pasti akan berubah. Termasuk perasaan yang manusia itu punya. Tapi tiap manusia punya kendali atas dirinya. Kita punya kendali untuk mempertahankan apa yang ingin kita pertahankan dan apa-apa yang ingin kita lepaskan."
Salma balik menatap Rony sementara lengan suaminya itu melingkar di pundaknya.
"Dan kamu adalah sesuatu yang akan aku pertahankan." Ucap Rony.
Salma tersenyum, "Maaf ya."
"Kok minta maaf?"
"Maaf karena banyak takutnya. Banyak over thinkingnya."
Rony terkekeh, "Gak apa-apa." Ucapnya lagi.
"Mau main air?" Tanya Rony yang beranjak berdiri.
"Kayak anak kecil main air," cibir Salma tapi tak urung ikut berdiri.
Rony menyeringai, tiba-tiba ia angkat tubuh Salma dan ia letakkan di pundaknya lantas lelaki itu berlarian menuju deburan ombak. Sementara Salma terpekik namun setelahnya ia tergelak. Menikmati sensasi dibawa berlarian di tepian pantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menetap (sekuel Kembali) ON GOING
Fanfiction"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti harapan mereka saat pertama menyadari ada rasa yang berbeda. Semesta berpihak, takdir mereka memang...