Kata orang hidup itu seperti roda, selalu berputar. Iya, itu benar. Hidup adalah tentang siklus yang selalu berganti. Akan ada masanya di atas, akan ada waktunya di bawah. Seperti perasaan, akan ada waktunya bahagia juga akan ada jatah sedihnya. Kita cuma perlu bertahan untuk melewati setiap halnya, baik bagian sukanya maupun bagian dukanya
Bertahan, itu yang sedang Salma jalani. Bertahan atas kehilangan paling buruk sebagai seorang ibu. Juga mempertahankan suaminya. Salma sadar, takdir selalu menyimpan kejutan. Ia tidak tahu sekuat apa Rony bertahan untuknya, karena itulah ia juga harus ambil bagian untuk mempertahankan ikatan mereka.
Salma tersenyum menatap wajah suaminya. Ia amati setiap bagiannya. Dahi yang lebarnya seukuran telapak tangannya, tidak terlalu lebar karena tangan Salma kecil. Perempuan itu terkekeh tanpa suara. Lalu tatapan matanya jatuh pada sepasang alis dan mata Rony. Mata yang selalu menatapnya penuh cinta. Hidungnya yang mancung dan bibir yang penuh. Lelakinya nyaris memiliki paras yang sempurna. Pantas saja banyak perempuan yang menyukainya. Salma menghela napas mengingat fakta banyak perempuan yang menyukai suaminya. Tapi tidak apa, toh yang memiliki cinta seorang Rony Pradipta adalah dirinya.
"Udah puas ngeliatinnya?" Ucap Rony masih dengan mata terpejam.
"Ih belum tidur ternyata, males banget." Salma cemberut sendiri, sedikit malu karena tertangkap basah sedang menatap lama wajah Rony. Perempuan itu bahkan membalikkan posisinya jadi memunggungi suaminya.
Rony terkekeh pelan, ia buka matanya. Lantas ia menggeser posisinya agar lebih dekat dengan sang istri. Dipeluknya tubuh itu dari belakang.
"Balik badan dong," bisik Rony. "Gantian sekarang aku yang liatin kamu."
"Gak mau,"nada suara Salma terdengar kesal. "Gak usah ngeledek," ucapnya lagi.
"Siapa yang ngeledek sih," Rony mengeratkan pelukannya. "Yaudah gak apa-apa gak mau balik badan, tapi aku peluk sampe pagi ya."
Salma yang mendengar itu mengulum senyum. Suaminya ini selalu saja ada ide manisnya. Salma suka dipeluk seperti ini. Rasanya hangat dan menenangkan.
"Gak pegel?" Salma bertanya pelan setelah hening beberapa saat.
"Enggak," sahut Rony. "Tidur sayang."
Salma tidak menyahut, namun ia membalikkan badannya. Lalu tersenyum menatap Rony.
"Kenapa?" Rony bertanya dengan tangan mengelus pipi sang istri.
Salma menggeleng, bibirnya masih tersenyum. "I love you so much."
Mendengar kalimat itu senyuman mengembang lebar dari bibir Rony, "I love you more, sayangku, cintaku, istriku, Salmaku." Lalu ia menghujani wajah Salma dengan kecupan yang bertubi-tubi.
Sungguh ia amat sangat mencintai istrinya ini. Apapun yang terjadi tidak akan pernah ia tinggalkan. Ia bersedia diberi hukuman oleh Sang Pencipta kalau sampai ia meninggalkan perempuannya ini. Salma adalah semestanya, lalu bagaimana ia bisa hidup kalau ia meninggalkan semesta?
Mereka berdua perlahan sudah bisa berdamai dengan kepergian Langit. Sekarang mereka berdua cuma perlu bertahan sekali lagi melewati masalah yang datang lewat Natali dan Novi. Rony merengkuh Salma ke dalam pelukan. Tidak ada satu pun alasan atau bujukan yang akan mampu membuatnya mendua. Tidak akan.
***
"Selamat pagi," sapa Salma saat Rony baru muncul di hadapannya.
"Pagi istriku yang paling cantik sealam semesta," Rony duduk di salah satu bangku di meja makan. Bibirnya mengembangkan senyuman.
"Pagi-pagi udah ngegombal aja."
Rony terkekeh. "Kamu gak masak?" Tanyanya saat tidak melihat makanan yang tersaji di meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menetap (sekuel Kembali) ON GOING
Fanfiction"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti harapan mereka saat pertama menyadari ada rasa yang berbeda. Semesta berpihak, takdir mereka memang...