"Hati-hati," untuk kesekian kali Salma mengulang pesan yang sama.
"Iya," untuk kesekian kali pula Rony mengulang jawaban yang sama. "Kamu kenapa sih? udah bilang hati-hati kayaknya seratus kali deh."
Salma merengut, "Aku kan cuma khawatirnya."
"Bibirnya gak usah dimajuin gitu, nanti aku cium."
Mendengar itu Salma justru semakin mengerucutkan bibirnya.
"Sengaja ya bibirnya dimaju-majuin gitu. Kalau minta cium gak usah gitu, langsung aja sini." Rony menarik tubuh Salma ke dalam pelukannya yang membuat Salma spontan menjerit dan memukul-mukul dada Rony. Sementara Rony makin iseng menggoda istrinya itu.
"Lepasin," Salma masih memukul-mukul dada Rony. "Udah sana berangkat."
"Cium dulu," Rony masih saja iseng.
"Gak usah rese deh."
"Yaudah kalau gak mau," Rony melepaskan tangannya yang tadi melingkari tubuh Salma. "Aku minta sama cewek lain aja."
Salma melotot mendengar Rony mengatakan hal itu. "Berani kamu?" Salma mendekap tangan di dada, sorot matanya menatap tajam.
"Enggak sayang," Rony nyengir lebar. "Becanda doang."
"Berani kamu macem-macem, jangan harap bisa liat aku lagi."
"Ngeri banget ngancemnya," sahut Rony. "Becanda doang, sayang. Mana berani aku macem-macem. Istriku galak."
"Ouh," Salma mangut-mangut. "Jadi aku galak nih. Oke, cukup tahu."
Rony menggaruk kepalanya, "Salah lagi." Ujarnya pelan.
"Udah sana berangkat," ujar Salma. "Nanti bang Yuda ngomel kamunya lama."
Rony tersenyum, diusapnya puncak kepala Salma. "Aku berangkat ya, gak nginep kok."
Salma meraih tangan Rony untuk ia genggam, "Pulang besok pagi aja gak apa-apa. Jangan dipaksain pulang. Habis manggung pasti capek."
"Aku usahain pulang," sebelum benar-benar berangkat Rony kembali memeluk tubuh Salma. "Kalau ada apa-apa kabarin."
Dalam pelukan sang suami, Salma mengangguk. "Kamu juga baik-baik."
Hari ini Rony berangkat ke Surabaya. Ada festival musik di sana yang mengundang Rony menjadi salah satu pengisi acara. Salma sebenarnya ingin ikut. Namun pagi-pagi sekali perempuan itu mengeluh tidak enak badan. Jadilah Rony melarangnya ikut. Menyuruh istrinya itu untuk istirahat saja di rumah.
Namun tanpa Rony tahu itu semua hanya alasan Salma untuk tidak ikut. Tengah malam tadi, saat ia terbangun karena haus. Salma yang memeriksa ponselnya mendapati dua pesan masuk yang menarik perhatiannya. Satu dari si peneror, satunya dari seseorang yang jarang sekali mengiriminya pesan kalau bukan sesuatu yang penting.
08xxxxxxxxxx
Kali ini kesabaran ku habis, bersiaplah untuk melepaskan Rony. Karena kali ini aku akan benar-benar akan mengambilnya dari kamu.
Salma menghela napas panjang saat membaca pesan dari si peneror. Kali ini pikiran buruk tidak bisa ia cegah untuk berkembang di dalam kepalanya. Apa yang akan orang itu lakukan? Pertanyaan itu menari-nari di kepala Salma. Membuatnya berdenyut.
Menutup pesan dari si peneror tanpa membalasnya, Salma beralih membuka pesan dari kontak yang ia beri nama Disya. Pesan yang baru masuk lima menit lalu.
Disya
Sal, sorry ganggu malem-malem gini. Besok bisa ketemu? ada yang pengen gue ceritain. Penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menetap (sekuel Kembali) ON GOING
Fanfiction"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti harapan mereka saat pertama menyadari ada rasa yang berbeda. Semesta berpihak, takdir mereka memang...