Menerima fakta kalau hidup tidak selalu menyajikan apa yang kita maui. Hidup adalah tentang menerima segalanya, bahagia karena segala yang diinginkan tercapai, juga mampu memeluk segala rasa sakit. Hidup menyajikan segala baik buruk yang mau tidak mau harus diterima. Terima segala hal tanpa merasa terbebani atas hidup.
Namun, tidak apa kalau sekali waktu merasa ada di fase merasa berat atas segala yang terjadi. Tidak apa pernah merasa hidup berjalan tidak adil. Tapi setelahnya, kita mesti menyadari beginilah hidup berjalan dengan segala warnanya. Warna yang tidak semuanya kita suka tapi akan terasa indah andai kita bisa memeluknya dengan kerelaan.
Novi menatap Aluna yang tengah terlelap. Bocah perempuan itu nampak tidur dengan nyenyak. Wajahnya terlihat damai sekali. Novi sekali lagi menyeka air mata yang menetes. Sudah banyak sekali salah yang ia perbuat selama tiga tahun ini. Semua salah yang Novi pilih dalam keadaan sadar.
Andai semesta tahu, mereka pasti kompak menyebutnya bodoh. Iya, Novi membiarkan dirinya tenggelam dalam kebodohan beralasan cinta. Bahkan hingga detik ini ia masih menjadi manusia bodoh itu.
Novi masih mengingat jelas bagaimana pagi itu semesta menyajikan salah satu takdir paling mengejutkan baginya,
Hari itu Novi yang menginap di apartemen Syerli, keluar dari unit apartement Syerli untuk ke loby. Mengambil makanan yang ia pesan secara online. Saat berjalan santai menuju lift, Novi melihat Andre keluar dari unit apartement Natali. Apartement Syerli dan Natali memang terletak di lantai yang sama.
Melihat lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu keluar dari apartment seorang perempuan tentu membuatnya terkejut. Terlebih selama ini sepengetahuan Novi mereka berdua tidak mengenal dekat, lantas kenapa Andre keluar dari apartement Natali sepagi ini? Terlalu pagi untuk ukuran orang bertamu.
Novi membeku di tempatnya berdiri dengan banyak praduga. Sampai-sampai ia tidak menyadari Andre yang sudah menghilang dari pandangannya. Bersama banyak dugaan yang berkembang, Novi turun menuju loby setelah sebelumnya mengirimi pesan pada Andre, menanyakan keberadaan lelaki itu.
"Nov gue di kamar Natali, lo ke sini?" Begitu kalimat Syerli di telepon saat Novi akan menaiki lift kembali ke unit apartement Syerli sambil menenteng kantong plastik berisi makanan.
Tadi ia melihat Andre keluar dari unit apartement Natali, sekarang Syerli menelponnya mengatakan kalau sedang ada di unit apartemen Natali. Terlebih nada suara Syerli terdegar panik. Apa telah terjadi sesuatu?
Saat berada di kamar Natali, Novi melihat betapa berantakannya kamar itu. Juga Natali yang tergugu menangis di atas ranjang.
"Ada apa, Syer?" Tanya Novi pelan pada Syerli yang berusaha menenangkan Natali.
Syerli menggeleng, "Tadi gue mau nyusulin lo ke bawah, pas lewat depan unit Natali, pintunya ke buka sedikit, gue kira ada tamu terus dia lupa nutup pintu. Gue cuma inisiatif nyuruh nutup pintu, pas gue panggil-panggil gak ada yang nyaut malah ada suara orang nangis. Pas gue masuk, Natali udah kayak gini." Jelas Syerli.
Apa yang terjadi sebelumya? Itu pertanyaan yang mengentak-entak di kepala Novi, terlebih Andre baru keluar dari apartement Natali. Ditambah melihat kondisi kamar Natali yang seperti ini. Segala pikiran buruk mulai berkembang.
Pagi itu Natali tidak menjelaskan apa-apa, Syerli berpikir Natali hanya sedang sedih berlebih akan sesuatu. Sebab selama ini yang Syerli tahu Natali memang tipe orang sering melebih-lebihkan sesuatu. Sementara Novi, ia merasa ada yang berbeda dengan tangis Natali pagi itu.
Melihat Andre yang keluar sepagi ini dari unit apartement Natali. Lalu melihat kondisi Natali beserta kamarnya. Terakhir Novi menangkap lewat ujung matanya , sebuah benda tergeletak di atas tempat tidur Natali. Benda itu milik Andre, Novi hapal betul dengan gelang yang tergeletak di tengah ranjang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menetap (sekuel Kembali) ON GOING
Fanfiction"Saat kamu kembali, semua cerita kembali dimulai." Kisal Sal dan Ron kembali berlanjut. Setelah banyak yang terlalui. Mereka kembali bersama. Seperti harapan mereka saat pertama menyadari ada rasa yang berbeda. Semesta berpihak, takdir mereka memang...