*22*

128 15 6
                                    

Dalam perjalanan yang sunyi, mobil Farka melaju dengan kecepatan yang stabil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam perjalanan yang sunyi, mobil Farka melaju dengan kecepatan yang stabil.

Di tengah keheningan, Fellora tak sengaja melirik ke samping dan melihat foto hasil USG bayi laki-lakinya yang terpampang di dashboard mobil.

Tatapan penuh harapan dan kebahagiaan menyelimuti wajahnya.
Tiba-tiba, Farka, sang suami, memecah keheningan dengan pura-pura batuk.

"Ekhem"

Suaranya bergema di dalam mobil, menciptakan getaran kecil yang mengisi ruang udara.

Fellora memalingkan wajahnya, menatap Farka dengan pandangan penuh perhatian.

"Ada apa, sayang?" tanyanya, suaranya penuh dengan kelembutan dan rasa ingin tahu.

Farka, dengan tatapan yang fokus menatap jalan di hadapannya, menyahut dengan tegas,
"Sayang, setelah kamu melahirkan nanti kita pergi ke Australia sebentar ya!"

Fellora terkejut mendengar rencana tak terduga dari suaminya.

"Kenapa Australia?" gumamnya, mencoba memahami maksud di balik kata-kata Farka.

Farka menjawab,
"Ya anggap saja itu awal kehidupan kita dengan identitas baru kamu disana, sekalian aku juga harus ngembangin perusahaan disana nanti"jelasnya.

Fellora menggigit bibirnya, memikirkan proposal menarik yang diajukan oleh Farka.

Ia mengangguk perlahan, memberikan isyarat bahwa dia tertarik mendengar lebih lanjut.

Namun, sebelum menjawab sepenuhnya, Fellora mengacungkan satu jari tangannya, menandakan bahwa ada syarat-syarat yang harus dipenuhi.

"Yaudah.. tapi aku ada syaratnya!," ucap Fellora dengan suara tegas

"Syaratnya apa zeyeng??" tanya Farka dengan penuh rasa ingin tahu.

Fellora mengambil nafas dalam-dalam, siap untuk menjelaskan dengan detail.

"Sayang, selama dua bulan menjelang kelahiran, kamu harus tetap berada di dalam rumah kecuali jika aku yang mengizinkanmu keluar. Dan, jangan pernah jauh-jauh dari aku! Paham?" ucap Fellora sambil bersandar di kursi mobil, menatap suaminya yang fokus mengemudi.

Farka terkekeh geli mendengar syarat-syarat itu. Ia mengira Fellora akan mengungkapkan sesuatu yang sangat penting.

"Ahaha!!" tertawa Farka, memecah keheningan di dalam mobil.

Fellora mengernyitkan dahinya, heran dengan tawa suaminya.

"Kenapa tertawa?" tanyanya.

"Eh, tidak apa-apa, sayang! Ya sudah, itu syarat yang mudah...dilakukan," jawab Farka sambil tersenyum.

Fellora menggelengkan kepalanya, sedikit kesal dengan reaksi Farka.

"Baiklah, kalau begitu," ucapnya singkat.

Popo Anka's Patience [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang