*13*

156 26 9
                                    

Duduk di kursi tunggu di depan UGD, Farka merasa kepala terkulai dan tangannya gelisah, menggigit bibirnya dengan khawatir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Duduk di kursi tunggu di depan UGD, Farka merasa kepala terkulai dan tangannya gelisah, menggigit bibirnya dengan khawatir.

Dalam hatinya, ia mengutuk dirinya sendiri, merasa bersalah atas apa yang terjadi pada Casandra.

"Farka, ini semua salah lo. Kalau terjadi sesuatu pada Casandra, gue nggak akan pernah bisa memaafkan diri gue sendiri!" gumamnya sendiri dengan penuh penyesalan.

Tepat pada saat itu, seorang dokter perempuan keluar dari ruangan dan Farka dengan cepat bangkit dan menghampirinya.

"Dokter, apakah istri saya baik-baik saja? Bagaimana dengan bayinya?" tanyanya dengan nada yang penuh kekhawatiran, menciptakan aura ketegangan yang membuat dokter sulit untuk memberikan penjelasan.

"Tuan Farka, tolong tenang. Istri Anda mengalami pendarahan karena adanya embrio yang menempel pada dinding rahim. Namun, kondisi ini sebenarnya tidak berbahaya dan termasuk dalam kategori yang normal," jawab sang dokter dengan upaya menenangkan Farka.

"Syukurlah,jadi saya sudah boleh masuk kedalam dok??" Farka melangkah menuju pintu dengan perasaan lega yang meluap-luap.

Ia berpikir bahwa akhirnya ia akan bisa masuk ke dalam ruangan itu. Namun, sebelum ia berhasil mencapai pintu, langkahnya terhenti tiba-tiba oleh sang dokter muda.

Wajahnya yang penuh dengan keraguan membuat Farka merasa gelisah.

"Maaf, Farka, tapi untuk saat ini kamu tidak diizinkan untuk bertemu dengannya. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan," ujarnya dengan suara yang terdengar begitu serius.

"Bicarakan tentang apa, Dok?" tanya Farka, rasa penasaran memenuhi pikirannya.

Mereka berdua masuk ke dalam sebuah ruangan pribadi milik sang dokter kandungan.

Farka duduk di depan meja, sedangkan sang dokter duduk di hadapannya.

Dokter muda itu memandang Farka dengan tatapan penuh kekhawatiran.

"Kondisi kandungan Casandra terbilang lemah. Selain itu, ia juga mengalami masalah traumatis yang dapat mempengaruhi kesehatan janin. Jika dalam beberapa minggu ke depan kondisinya semakin menurun, kamu harus siap untuk melepaskan calon bayi mu, Farka," jelas sang dokter dengan suara yang begitu serius.

Farka merasa hancur. Ia hanya bisa terdiam, sesekali mengeluarkan pertanyaan yang terbata-bata dari bibirnya

"A-apa, Dok? Tapi... Masih ada peluang untuk menyelamatkannya, bukan? Masih ada harapan?"

Dokter muda itu mengangguk perlahan.

"Tentu bisa, tapi apa dirinya mengalami masalah psikis akibat memikirkan hujatan jika ia diketahui sebagai istrinya seorang farka? " ucap dokter menyadari bahwa Farka telah memiliki tunangan yang juga seorang selebritis.

Popo Anka's Patience [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang