Bab 12. Sifat Buruk Lastri

132 13 0
                                    

Raihan masuk ke ruang tengah dan mendapati Lia sedang menggendong Radit.
"Bobo ya dia?" Tanya Raihan.

"Gak, baru habis nyusu malah ngajak main." Jawab Lia.

"Oh iya, abang datang bersama seseorang."

Lia melihat ke belakang Raihan dan mendapati satu sosok pria tampan di sana yang sudah lama tidak pernah berjumpa dengannya. Tidak ada yang berubah dari pria matang di sana karena usianya sama dengan Raihan.

"Bang Satria," Ucap Lia pelan.

"Wah, masih kenal ya sama abang. Abang senang deh dengarnya." Satria duduk di kursi di dekat Lia.

"Jelas dong, Bang Satria kan sering ke sini dulu tapi udah tiga tahun ini gak pernah lagi. Apalagi semenjak Bang Raihan sempat keluar negeri."

"Maaf ya, abang sibuk." Satria menatap Lia dengan tatapan kagum dan tentu saja dia merasa rindu. Lia adalah gadis yang sudah bisa membuat hidupnya berwarna hanya saja Lia malah memilih Romi, pria tidak jelas dan tidak bertanggung jawab.

"Dek kamu tahu gak, Satria sekarang udah jadi bos. Udah hebat dia sekarang." Raihan dengan semangat memberitahu Lia. Jujur saja,Raihan malah ingin Lia dengan Satria berjodoh dulunya tapi Lia kepincut dengan lelaki tidak bertanggung jawab yang mulutnya manis.

"Wah hebat dong bang."

"Apaan sih Rai. Kamu tuh yang hebat sekarang. Gelar udah S3, karir bagus dan mapan." Satria mengalihkan ke Raihan.

"Gak sebanding dengan kamu. Kamu punya banyak kebun, perusahaan besar dan maju cuma sayang jomblo." Raihan tertawa.

"Ih abang jangan gitu. Abang juga jomblo sama dengan bang Raihan." Lia membela Satria.

"Iya nih Raihan, masa abang yang dibilang jomblo." Satria tertawa sambil memandang Lia.

"Bang Satri dengan kak Arzeta aja. Sama-sama jomblo juga." Lia malah menjodohkan Satria dengan Arzeta.

"Sembarangan, Arzeta udah punya calon." Raihan berkata cepat.

"Siapa? Gak pernah di bawa ke rumah." Lia bingung.

"Kamunya aja yang baru balik ke rumah pas hamil. Sering kok Arzeta bawa pacarnya ke rumah kata mama. Pacarnya Arzeta itu kawan akrab kita berdua jadi kita pasti tahu." Raihan memberitahu Lia.

"Oh gitu, ya udah."

"Sama kamu aja...."

"Apa bang?" Lia tidak mendengar jelas apa yang Satria katakan.

"Gak, anak kamu lucu ya. Boleh gendong gak?" Satria mengalihkan pembicaraan.

"Boleh." Lia memberikan Radit pada Satria.

Raihan menahan senyumnya. Dia mendengar jelas apa yang dikatakan Satria. Jika suatu saat Satria dan Lia bisa bersatu maka Raihan akan sangat setuju.

"Oh iya Lia, abang bawa beberapa hadia untuk anak kamu." Satria menunjukkan paper bag yang ada di bawah kursi.

"Jangan repot bang. Ih mana mahal lagi nih." Lia mengambil dan melihat isi paper bag.

"Mahal dari mana, kamu aja punya barang-barang dari mereka itu. Udah deh Lia, terima aja ya. Untuk anak kamu yang lucu ini." Satria menatap wajah Radit yang saat ini tersenyum pada Satria.

***
Romi sedang pusing karena masalah keuangan di tokonya. Temannya yang mengajak kerja sama juga mulai menuntut Romi untuk menunjukkan laporan keuangan secara terbuka karena Romi sering mengalami kerugian padahal barang terjual habis dan stok selalu cepat diisi kembali. Romi mengingat perkataan temannya untuk menggunakan tenaga profesional. Romi akan lakukan itu agar tokonya tidak mengalami kerugian terus.

Suami PelitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang