Tina hanya diam saat Romi pulang kerja dan segera menemuinya.
"Ada apa Bang?"
"Ini." Romi memberikan kartu ATM miliknya.
"Pinnya tanggal lahir Arza."
"Apa ini Bang?" Tina masih bingung.
"Gajiku. Abang udah janji kalau semua gaji abang kamu yang pegang dan atur. Abang hanya minta kamu pandai mengaturnya ya. Kalau kamu kewalahan maka akan abang ambil lagi."
"Abang mempercayakan ini sama aku?" Tina bertanya untuk memastikan. Dia tidak Romi berulah atau hanya ingin mempermainkan dia.
"Iya, tolong bantu abang untuk berubah."
Tina luluh dan menganggukkan kepalanya. Dia juga bangga karena ini pertama kalinya dia dipercaya oleh Romi.
"Aku akan beli keperluan rumah dan bayar listrik serta air nanti bukti pembayarannya aku tunjukkan sama abang."
"Iya, kamu atur aja ya. Abang capek, mau istirahat dulu." Romi menuju ke kamarnya.
Tina mengikuti Romi ke kamar. Dia menyiapkan Romi air hangat untuk mandi karena Romi baru saja sembuh. Dia juga menyiapkan pakaian ganti yang bersih setelah itu dia izin keluar untuk berbelanja keperluan rumah.
***
"Tina." Panggil Narsih saat melihat Tina ada di dapur."Ada apa Bu?"
"Ibu mau bicara sebentar."
Tina menarik kursi dan duduk di dekat ibu mertuanya.
"Nak, ibu minta uang."
"Untuk apa Bu?"
"Ibu mau beli ini." Narsih menunjukkan sebuah brosur.
Tina melihat sebuah kalung emas yang ada di brosur itu. Harganya juga cukup mahal.
"Tina tanya Bang Romi dulu ya?"
"Iya Nak."
Tina rasanya kurang setuju karena ibu mertuanya sudah banyak memiliki emas. Lagipula beli emas adalah kebutuhan yang tidak mendesak.
***
Tina melihat Romi sudah selesai makan dan pria itu sedang duduk di teras rumah. Ibu mertuanya sedang pergi ke sebuah hajatan dan belum pulang."Bang." Tina duduk di samping Romi.
"Ada apa? Arza udah bobo aja padahal abang mau main dengan dia."
"Aku mau bicara."
Romi memandang Tina dengan tatapan serius.
"Ibu tadi minta uang sama aku untuk beli emas. Belum aku berikan karena aku bilang mau izin dulu dengan abang."
"Terus masalahnya apa?"
"Minta uangnya gak sedikit. Harga emas itu mahal dan juga ibu punya banyak emas jadi sepertinya belum perlu untuk beli lagi."
"Nanti aku bicara dengan ibu. Lagipula uangku juga gak ada jadi mau berikan ibu uang apa." Romi berusaha untuk tidak memihak dan membela. Dia ingin berubah dan ingin lebih bijak.
"Iya Bang, uang tabungan kita udah kosong dan kita sekarang sedang memulai lagi."
"Jangan khawatir, nanti abang bicara dengan ibu."
***
Romi berbicara dengan ibunya di saat Tina tidak ada di rumah.
"Ada apa Nak?" Tanya Narsih."Ibu mau beli emas?"
"Iya Nak, udah lama ibu mau beli. Semenjak bisnis kamu mundur, kamu gak pernah beri ibu uang lebih. Sekarang kan kamu kerjaannya udah lebih baik jadi belikan ibu emas."

KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Pelit
Romansahai, cerita ini juga ada di KBM ya dengan akun @putrinyabunda. Romi adalah pria dengan usia yang sudah matang tapi tujuan hidupnya belum jelas. Terlalu banyak rencana sampai tidak ada pencapaian dalam hidupnya. Banyak berkhayal tapi kurang usaha. D...