Part 14

9 1 0
                                    

"BRUUUMMMMM"

Diego menyusuri setiap jalanan yang ada di Bandung untuk menemukan keberadaan Ferro namun hasilnya nihil. Diego pun menepi untuk beristirahat.

"Ah bangsat! Kemana lo Fer?!" Tanya Diego dengan nada yang tinggi.

Jam menunjukkan pukul 03.00 WIB dinihari namun keberadaan Ferro masih tidak ditemukan. Diego pun lalu menyalakan rokok dan duduk di atas mobilnya.

"Kenapa ga diangkat sih?" Tanya Diego yang sedari tadi menelepon Ferro namun tidak di angkat.

Diego pun membuang rokoknya dan pulang menuju rumahnya. Sementara itu Ferro yang disekap disebuah gudang oleh 3 orang disiksa habis-habisan.

"Masih tutup mulut? Hah?!" Tanya salah satu pria sembari memukuli punggung Ferro yang digantung di langit-langit gudang.

"Cuih... Bangsat!" Teriak Ferro lalu meludah ke arah pria itu.

"STOP!" Sahut salah satu pria yang sedang duduk di kegelapan berteriak.

Dua pria yang memukuli Ferro seketika berhenti ketika mendengar teriakan pria itu, pria itu kemudian berjalan menghampiri Ferro sembari memegang sepucuk pistol.

"Saya Darwin Hadi Suseno" Ucap pria itu memperkenalkan diri.

"Gaada urusan gue kenal sama lo anjing!" Teriak Ferro.

"Saya tau ini ga berguna, tapi anda berguna untuk kami" Ucap Darwin.

*Flashback kejadian Redup setelah Darwin bertemu dengan Rangga di rumah sakit.

"Ah bangsat! Lepasin gue anjing!" Teriak Ozan, ketua dari geng Braven memberontak pada salah satu petugas.

Petugas itu lalu membawa Ozan masuk ke dalam ruangan Darwin.

"Cepat masuk!" Bentak petugas pada Ozan.

Ozan memasuki ruangan Darwin yang sudah ditunggu olehnya dan Ravin Wijaya, partner tugas Darwin.

"Selamat datang bajingan" Sapa Darwin yang sedang merokok.

Ravin lalu melepas borgol yang ada di lengan Ozan.

"Cape juga ngejar kamu sampe Medan" Ucap Darwin.

Saat itu Ozan yang melarikan diri ke kampung halamannya di Medan di kejar oleh Darwin dan Ravin serta para aparat sehingga Ozan berhasil ditangkap oleh mereka di bandara.

"Gue mau tobat anjing!" Bentak Ozan.

"Santai, nih duduk dulu sambil nyebat" Ucap Darwin sembari menyerahkan sebatang rokok pada Ozan.

Ozan lalu duduk berhadapan dengan Darwin kemudian menyalakan rokok.

"Saya tidak akan memenjarakan anda, asal ada satu syarat yang harus kamu lakukan" Ucap Darwin.

"Syarat?" Tanya Ozan dengan raut wajah penasaran sembari melirik ke arah Ravin.

"Ravin" Ucap Darwin menyuruh Ravin untuk mengambil satu surat yang ada di dalam lemari.

Ravin mengangguk saja dan dia mengambil surat itu di dalam lemari kemudian menyerahkannya pada Ozan. Ozan kemudian membaca surat itu dan mengamati setiap tulisan di dalam surat itu.

"Surat itu adalah surat tugas untuk saya, tapi saya tidak ingin menyuruh para petugas disini untuk mengerjakannya" Ucap Darwin.

"Apa urusannya sama gue hah?!" Tanya Ozan dengan nada yang tinggi.

"Makanya saya membentuk tim untuk menjalankan tugas ini" Jawab Darwin.

"Udah ah males gue, cepet keluarin gue dari sini!" Bentak Ozan.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang