Part 19

1 1 0
                                    

Saat itu Ferro yang berada di rumah Diego tengah bersantai sehabis berenang di atas rumah Diego.

"Eh Fer, gue kemaren udah main sama Amira, haha" Ucap Diego lalu tertawa.

"Hah?! Lo main sama Amira?!" Tanya Ferro terkejut.

"Iya lah, hebat kan gue" Jawab Diego.

"Kok bisa lo main sama Amira?" Tanya Ferro kembali.

"Dia udah daftar di situs blacksilk" Jawab Diego.

"Terus, enak ga mainnya?" Tanya Ferro kembali.

"Enak dong, gue kasih dia 20 juta" Jawab Diego.

"Tai, dikit amat" Ucap Ferro jengkel.

"Itu udah banyak buat pemula kek Amira" Ucap Diego.

"Terus lo mau pesen dia lagi?" Tanya Ferro.

"Iya lah, gue bakal jadi pelanggan dia" Jawab Diego.

"Keren kali temen gue satu ini" Ucap Ferro.

"Iya lah, dengan uang dan kuasa yang gue punya, gue bisa bayar Amira dengan nominal berapapun" Ucap Diego dengan nada sombong.

Ferro sedikit jengkel ketika mendengar ucapan Diego, dia pun pergi ke belakang untuk menelepon pak Darwin. Beberapa kali Ferro menelepon pak Darwin, namun tidak di angkat oleh nya.

"Arrghh, kemana sih pak Darwin?" Tanya Ferro dengan jengkel.

"Coba gue telpon Ronald" Ucap Ferro lalu menelepon Ronald.

Beberapa kali Ferro mencoba menelepon Ronald, namun telepon itu juga tidak di angkat oleh Ronald.

"Bangsat! Kemana sih mereka?" Tanya Ferro dengan jengkel.

"Apa gue telpon Ozan aja ya? Si botak cengengesan itu?" Tanya Ferro.

Ferro pun menelepon Ozan. Beberapa kali Ferro menelepon, akhirnya telepon Ferro di angkat oleh Ozan.

"Halo" Sapa Ferro.

"Halo, siapa lo?" Jawab Ozan lalu balik bertanya.

"Gue Ferro" Jawab Ferro.

"Oh, bocah germo ini ya" Ucap Ozan.

"Gue bukan germo bangsat!" Bentak Ferro.

"Santai kali, kenapa emang?" Tanya Ozan.

Sementara itu Ozan yang bersama pak Darwin dan Ronald meminta Ozan untuk mengeraskan suara telepon itu.

"Loud speaker" Bisik Ronald.

Ozan pun lalu mengeraskan suara panggilan telepon itu.

"Halo, kenapa emang?" Tanya Ozan kembali.

"Target lo tadi malem udah main sama Amira" Jawab Ferro.

"Serius lo?!" Tanya Ozan terkejut.

"Iya, tadi malam dia main sama Amira di hotel yang berada di kota Bandung" Jawab Ferro.

"Oke, makasih informasinya" Ucap Ozan.

"Iya" Ucap Ferro lalu menutup telepon.

Pak Darwin bertepuk tangan menandakan bahwa dia senang.

"Bagus! Bocah kaya raya itu sudah masuk perangkap kita" Ucap Pak Darwin sembari bertepuk tangan.

"Izin pak, jadi apa rencana kita pak?" Tanya Ronald.

"Kamu sama Ozan sekarang yang bertugas di lapangan" Jawab pak Darwin.

"Izin, maksudnya pak?" Tanya Ronald kembali dengan penasaran.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang