Part 15

3 1 0
                                    

"Kopi gula aren satu ya"

"Caramel moccachino nya satu"

"Espresso nya satu"

"Mbak, mango sweet nya satu"

Pesanan dan antrian yang membludak itu membuat Amira sedikit kewalahan ketika satu persatu membuat minuman sesuai pesanan para pembeli. Setelah satu bulan dia bekerja, baru kali itu dia merasa sangat kelelahan bekerja. Jam menunjukkan pukul 23.00 WIB. Para barista yang bekerja di cafe itu membersihkan cafe dan bersiap untuk pulang.

"Ra, ayo pulang" Ucap salah satu barista.

"Duluan aja ya" Ucap Amira sembari membersihkan meja di cafe.

Semua barista berpamitan untuk pulang pada pemilik cafe dan hanya tersisa Amira dan pemilik cafe yang berada disana.

"Lembur Ra?" Tanya pemilik cafe itu.

"Iya pak" Jawab Amira singkat.

"Walaupun lembur juga ga bakal ada tip dari saya, mending kamu pulang" Ucap pemilik cafe itu yang sontak menghentikan kegiatannya membersihkan meja.

"Yaudah pak, saya pulang" Ucap Amira lalu mengambil tas nya.

"Salam buat Ibu kamu ya" Ucap pemilik cafe.

Amira pun pulang dengan tubuh yang lelah, di jalan dia marah tidak jelas sehingga tidak fokus dalam berkendara.

"Pemilik cafe sialan!" Teriak Amira.

Tak lama motor yang dikendarai Amira mogok, dia pun segera menepi untuk memeriksa motornya.

"Sialan lo Shel, pake mogok segala" Ucap Amira sembari melihat motornya.

Amira pun duduk di halte bus sembari menunggu Shelina datang menjemputnya. Tak lama Shelina pun datang namun dengan seorang pria yang membawa mobil mewah Mercy.

"Amira!" Teriak Shelina memanggil Amira.

Amira segera menoleh dan dia melambaikan tangan ke arah Shelina.

"Sialan lo Shel! Pake mogok segala motor lo" Bentak Amira dengan kesal.

"Ya mau gimana lagi, dirumah cuman itu doang" Ucap Shelina menyeringai.

"Ada apa?" Sahut seorang pria yang bersama Shelina bertanya.

"Ini temen aku motornya mogok" Jawab Shelina.

"Dih, motor lo kali" Sahut Amira dengan jengkel.

Pria itu lalu mengambil dompet di saku nya dan menyerahkan beberapa lembar uang kepada Amira.

"Nih, perbaiki motornya" Ucap pria itu sembari menyerahkan uang pada Amira.

"Mas, pikir dong mana ada bengkel yang masih buka" Ucap Amira dengan raut wajah kesal.

"Tuh di seberang" Sahut Shelina sembari menunjuk ke arah bengkel yang masih buka di jam tersebut.

"Gimana nyebrang nya Shel?" Tanya Amira kebingungan.

"Bentar, aku panggil montir nya kesini" Jawab pria itu.

Pria itu lalu masuk ke dalam mobil dan pergi menuju bengkel yang ada di seberang. Amira dan Shelina kemudian duduk di halte sembari menunggu pria itu membawa montir untuk memperbaiki motor yang dikendarai Amira.

"Kenapa lo Ra? Daritadi muka lo kek murung aja" Tanya Shelina yang sedari tadi memperhatikan wajah Amira yang tampak lesu.

"Ya gitulah Shel, gue cape kerja di cafe" Jawab Amira sembari menatap lampu jalan.

ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang