Bandung, 23.00 WIB...
Waktu telah berlalu sejak Ibu Amira dilakukan tindakan operasi yang membuat suasana saat itu hening serta ketegangan antara Amira, Ayah Amira, Tante Sarah, Shelina dan Ferro.
"Udah Ra, doain aja ya moga operasinya lancar" Ucap Shelina sembari mengusap pundak Amira.
Amira hanya tertunduk lesu sembari menunggu kabar dari dokter yang mengoperasi Ibunya.
"KRIIINGGGG"
Hp Ferro berbunyi, dia membuka hp nya dan ternyata Diego yang menelepon.
"Halo Go, ada apa?" Sapa Ferro lalu bertanya.
"Gimana kondisi nyokap Amira?" Tanya Diego balik.
"Belum ada kabar" Jawab Ferro.
"Kasih tau ke gue ya kalo ada apa-apa" Ucap Diego.
"Iya, pasti" Ucap Ferro lalu menutup teleponnya.
Diego meletakkan hp nya kemudian menyalakan rokok.
"Ini kesempatan gue haha" Ucap Diego lalu tertawa.
Diego merencakan sesuatu yang besar pada Amira yang terlihat dari raut wajahnya yang terus tersenyum sembari merokok. "Doain Amira biar ga di apa-apain sama Diego :')"
"Ajudan!" Teriak Diego memanggil ajudannya.
Ajudan Diego yang mendengar panggilan Diego segera menghampirinya.
"Ada apa tuan?" Tanya ajudan Diego.
"Tolong beritahu kondisi Ibunda dari Amira" Jawab Diego.
"Baiklah, kami akan mencari datanya terlebih dahulu" Ucap ajudan Diego.
"Okay, you can go now" Ucap Diego menyuruh ajudannya untuk pergi.
Ajudan Diego mengangguk lalu beranjak pergi dari ruangan Diego bersantai.
Bandung, 00.00 WIB...
Dokter dan para suster pun keluar dari ruang operasi. Amira berserta keluarga dan temannya menghampiri dokter untuk menanyakan kondisi Ibu Amira.
"Bagaimana kondisi Ibu saya dok?" Tanya Amira dengan raut wajah cemas.
"Untuk sementara waktu Ibu anda belum siuman, kita tunggu saja" Jawab dokter lalu beranjak pergi bersama para suster.
Tak lama Ibu Amira dikeluarkan dari ruang operasi menuju ruang inap. Amira beserta lainnya turut mengantarkan Ibu Amira menuju ruang inap.
"Ibu yang kuat ya" Ucap Amira dengan matanya yang berkaca-kaca memandangi Ibu nya.
"Amira!" Teriak Ayah Amira lalu menarik lengan Amira.
Ayah Amira membawa Amira pergi menjauh saat Ibu Amira dibawa ke ruang inap. Ferro yang melihat kejadian itu kemudian berbelok ke arah toilet untuk memantau keadaan Amira dan Ayahnya.
"Kemana mereka?" Tanya Ferro bergumam.
Ferro berjalan mengikuti kemana perginya Ayah Amira membawa Amira. Sesampainya di taman, dia bersembunyi di balik pohon memperhatikan Ayah Amira dan Amira yang sedang mengobrol.
"Nak, uang kita masih ga cukup buat pengobatan" Ucap Ayah Amira dengan raut wajah lesu.
"Kan masih ada uang penggalangan dana" Ucap Amira.
"Masih ga cukup nak, Ibu harus operasi dua kali" Ucap Ayah Amira.
Amira beranjak dari kursinya dan berjalan mondar mandir memikirkan sesuatu. Ferro yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua merasa iba karena perbincangan mereka yang membuat Ferro merasakan sakitnya jadi Amira.

KAMU SEDANG MEMBACA
Obsession
RomanceSetelah semua yang dilalui oleh Amira di Jakarta, Amira memutuskan pindah ke Bandung dan berkuliah disana sembari mencari pekerjaan. Namun untuk melupakan masa lalunya dan masalah keluarga yang menimpanya beserta hutang orang tua yang harus Amira lu...