01. Renovasi Rumah

1.1K 70 7
                                    

Matahari bersinar terik di ufuk timur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari bersinar terik di ufuk timur. Kicauan burung-burung Johan terdengar riuh menghiasi jalanan komplek yang terlihat masih lengang pagi ini. Hari memang baru menunjukan pukul 08.00. Kalau sudah masuk waktu weekend, jalanan komplek biasanya memang sepi. Rata-rata para penghuninya masih tertidur nyenyak memeluk guling di atas kasur empuknya masing-masing. Tapi pagi ini sedikit berbeda karena Syahrez bangun lebih awal dari biasanya. Semalaman ia tidak bisa tidur nyenyak karena teman tidurnya lagi ikut pelatihan di Bandung. Kasian si Babeh, mendadak jadi duda semalam.

Karena bosan di rumah terus, Syahrez memutuskan untuk pergi keluar menghirup udara pagi yang masih sejuk itu.

"Met pagi Beh!" sapa seorang anak perempuan yang melintas tepat di depan rumah Syahrez menggunakan sepedanya.

Syahrez yang baru saja membuka pintu rumah lalu melambaikan tangan ke arah anak tersebut.

"kemana Han?" tanyanya ramah

Anak perempuan yang dipanggil Han tadi menghentikan sepedanya di depan rumah Syahrez.

"ekskul Beh. Keenan masih tidur ya?" tanyanya sambil celingak-celinguk ke dalam rumah Syahrez.

Karena tema komplek Akinda adalah cluster, jadi semua rumah nggak ada pagarnya. Makanya si anak perempuan ini bisa leluasa mengintip ke dalam rumah Syahrez yang kebetulan pintunya sedang terbuka lebar.

Si babeh membetulkan kuncian sarungnya. "iye. Masih molor tuh. Ajakin dia ekskul juga napa Han? Biar ada kegiatannya tu anak" kata Syahrez yang malah curhat sama anak gadis orang pagi-pagi gini.

Si 'Han' ini langsung mencibir, "percuma Beh. Dia nggak bakat main basket"

"emang sih..." Syahrez malah menimpali.

"mending Babeh suruh Keenan ikut ekskul karate aja deh." Usul anak perempuan berambut sebahu tersebut.

Syahrez langsung tertawa masam. Dia tahu ini bukan usul sembarang usul. Melainkan bentuk sarkasme dari anaknya si Wisnu. Keenan emang suka berantem di sekolahnya. Syahrez sudah beberapa kali dipanggil ke sekolah karena anak bungsunya itu nonjok teman sekolahnya. Keenan paling nggak bisa ngeliat temannya di bully. Kalau ada yang ngebully, udah deh langsung digebuk sama dia. Syahrez suka nggak tega negur anaknya itu. karena disatu satu sisi dia juga tahu, niatnya Keenan baik untuk melindungi temannya. Hiks. Syahrez banget nggak sih?

"yaudah Beh, Hanni berangkat ke sekolah dulu ya. Assalamualaikum" kata Hanni sambil menyalami Syahrez. Ia tampak terburu-buru ingin mengayuh sepadanya yang berwarna pink tersebut.

"eh tunggu!" cegat Syahrez.

Karena diteriakin si Babeh, Hanni pun menunda geraknya sambil menunggu Syahrez mau ngapain.

"nih jajan buat lo" kata Syahrez lalu mengeluarkan selembar uang 100 ribu dari saku bajunya.

Mata Hanni langsung berbinar, "wahhh! Makasih Beh. Padahal mbak ada jajan kok" katanya sambil tetap menerima uang tersebut.

Komplek AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang