46. Sisi Kelam

241 37 18
                                    

"KALIAN NGAPAIN?!!!" seru Keenan tak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat barusan.

Sementara Sean dan Syanaz hanya bisa tertunduk lemah seperti habis digrebek satpol pp.

"KALIAN PACARAN?!" Cecar Keenan lagi

Sean mengangguk sedangkan Syanaz malah diam saja. Seolah pikirannya entah terbang kemana saat ini.

Keenan terperangah tak percaya. Ia tak pernah menyangka Sean si anak paling lugu dan cuek itu tadi hampir berciuman dengan Syanaz. Kepalanya udah nyatu, bibirnya udah monyong. Keenan tahu persis pergerakan itu karena kan dia senior. Jadi sudah pasti ia hapal diluar kepala.

"Naz.... Lo beneran?..." Hanni yang daritadi diam saja karena masih syok akhirnya berani meminta kepastian pada sahabatnya itu.

Syanaz mengangguk tanpa berani menatap Hanni sama sekali. Saat ini ia sedang menahan malu karena kelakuannya dengan Sean ada yang lihat. Sebenarnya malam ini mereka tidak berniat melakukan hal itu dan hanya ingin duduk-duduk di taman sambil mengobrol seperti biasanya. Tapi karena terbawa suasana yang sepi dan angin sepoi-sepoi, akhirnya setan itu berhasil menggoda keduanya.

"KOK BISA SIH NAZ?" masih Hanni yang bertanya tak habis pikir.

"iya, kok bisa sih kalian berdua jadian? Kapan? Dan lo Se, bukannya lo naksir kakak gue?!" ujar Keenan ikut menimpali.

"kakak lo yang nggak mau sama gue" sahut Sean langsung

"OH TERUS MAKSUDNYA NGGAK DAPET MBAK ALIYA, LO MELIPIR KE TEMEN GUE? GITU?!!" sambar Hanni mendadak tidak terima dengan jawaban Sean yang seolah-olah ia hanya terpaksa dengan Syanaz karena ditolak Aliya.

"nggak gitu Han..." ringis Sean kesal. Ia melirik Nanaz sejenak yang masih tertunduk malu di sampingnya.

"gue beneran sayang sama Nanaz. Dan gue baru sadar setelah Mbak Al nolak gue. Sama kayak lo yang baru sadar hati lo ke siapa setelah Jay nembak lo"

Hanni terbelalak kaget, takut Keenannya tersinggung dengan ucapan Sean barusan.

"ja...jangan... disama-samain dong..... beda ya. Nggak sama" ujarnya terbata-bata.

"ah udah deh nggak penting mau sama apa kagak! Intinya lo berdua pacaran kan?" potong Keenan.

Sekali lagi Sean dan Nanaz mengangguk serentak.

"sejak kapan?!"

"dua bulan yang lalu" masih Sean yang menjawab.

Keenan menghela napasnya panjang, rapi juga kedua orang ini menyimpan hubungan yang sedang membara itu dari khalayak. Bisa-bisanya nggak ada yang curiga dengan hubungan mereka?

"Nan, Han.. please jangan dibocorin dulu ya ke anak-anak yang lain." Minta Syanaz sungguh-sungguh

Alis kedua orang di hadapannya ini sama-sama naik sebelah, "kenapa emangnya?" tanya Keenan duluan

Syanaz sontak menoleh ke arah Sean, meminta kekasihnya itu turut menjelaskan.

"ehem.." Sean berdehem sejenak lalu berdiri yang diikuti juga oleh Syanaz.

"Han, Nan.. gue sama Syanaz mau ngejalanin ini secara lowkey. Kita udah nyaman dengan orang-orang yang nggak tahu soal hubungan kita. Jadi gue sama Nanaz juga nggak ada pressure apa-apa. orangtua kita udah saling tau kok dan mereka setuju. Gue harap lo berdua juga bisa jaga rahasia ini" ujarnya tegas.

"Syail tau Mas?" tanya Hanni

Sean menggeleng, "enggak, dia nggak tahu."

"tapikan Syail kembarannya Nanaz, harusnya dia tau dong...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Komplek AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang