"NIKAH?!" suara Fina menggelegar di ruang keluarga Jamal begitu mendengar pria itu memutuskan untuk menikahkan anaknya dengan Hanni.
Suasana di ruangan itu hening, semua yang hadir langsung ketar ketir mendengar suara Fina yang bergetar.
Jamal menarik nafasnya dalam-dalam, "demi kebaikan anak-anak kita semua" ujarnya berusaha tenang.
"Benar Fina. ini demi anak-anak" Ibu Jamal turut menimpali
"INSTEAD OF SAYING SORRY, KALIAN MALAH NYURUH JAY SAMA HANNI NIKAH?!" Fina semakin tak habis pikir dengan kebodohan apa yang baru saja ia dengar barusan. Wisnu yang duduk di sebelah sang istri berusaha menenangkannya meskipun perasaannya sebagai seorang Ayah juga kini sedang tercabik-cabik.
"URGENSINYA APA MEREKA NIKAH HAH?!"
Jamal bergeming, ia lalu menoleh ke arah sang Ibu seolah meminta bantuan. Keputusan untuk menikahkan Hanni dengan Jay memang datang dari mulut Ibunya. Jamal sebenarnya nggak pernah kepikiran sampai sejauh itu, tapi neneknya Jay punya pendapat yang lain.
"demi kebaikan mereka, Fina. Hanni dan Jay sama-sama mencintai. Daripada mereka berbuat zina, lebih baik menikah saja" ucap Ibu Jamal lagi
"Jay janji Tante, Jay akan bertanggung jawab sama Hanni. Jay akan berusaha memenuhi semua kebutuhan Hanni. Tapi tolong restui kami" Sambar Jay yang membuat darah Fina semakin mendidih ke ubun-ubun.
"KAMU BILANG APA?" tanyanya tak terima
"NIKAH?! KAMU PIKIR NIKAH ITU GAMPANG?!!"
"Fin, please dong lo jangan egois. Lo mau kejadian begini terulang lagi? Lo nggak awas sedikit aja dari Hanni udah begini kejadiannya. Jadi udah paling bener mereka nikah. Gue bakal bantu Jay untuk nafkahin anak lo nantinya. Dan pernikahan mereka nanti bisa kita rahasiain dulu dari orang-orang"
Fina sontak menatap Jamal sinis, "daripada lo bilangin gue nggak mawas jagain Hanni, lebih baik lo urus anak lo Jamal! Orang gila lo sekeluarga! Gue sama Wisnu masih mampu buat nafkahin Hanni. Kita nggak butuh uang lo!" tegasnya sambil berdiri dan bermaksud meninggalkan ruangan ini. Hati Fina sebagai seorang ibu semakin tercabik-cabik dengan pemikiran aneh keluarga ini. Bukannya minta maaf, tapi mereka malah memilih untuk menikahkan Hanni dengan Jay seolah apa yang terjadi malam ini adalah keinginan keduanya. Padahal Hanni adalah korban disini. Ia terang-terangan menolak Jay.
"gue bakal tanggung jawab sama semua pengobatan dan terapi Hanni nantinya. Tapi please pertimbangkan keputusan ini" ujar Jamal bersikeras
Fina diam saja sambil geleng-geleng kepala heran. Kepalanya sudah melepuh daritadi dan kalau saja tangannya saat ini tidak digenggam atau lebih tepatnya dicengkram oleh Wisnu, sudah melayang bogeman mentah ke muka si Jamal.
"Mal, daripada lu berisik mau bayarin biaya psikolog Hanni, lebih baik lo yang ke psikolog. Sakit lu sekeluarga!" Ucap Wisnu yang akhirnya bersuara. Ia lalu menarik istrinya untuk pulang saja ke rumah. Nggak ada gunanya menghabiskan waktu berdebat dengan orang keras kepala seperti Jamal dan Ibunya ini.
"Om Wisnu!!" Teriak Jay sembari berlari ke arah Wisnu. Laki-laki itu lalu bersimpuh di kaki Wisnu.
"Om, saya serius sama anak Om!"
"tolong izinkan saya menikah dengan Hanni" minta Jay sambil memeluk kaki Wisnu.
Semua yang ada di ruangan itu hanya bisa ternganga tak percaya menyaksikan adegan drama barusan. Tak pernah terlintas dalam benak mereka jika adegan seperti ini akan terjadi di Akinda. Dan dilakukan oleh anak SMA....
"saya cinta sama dia Om. She's my life and if I don't end up with her, I'm over"
Wisnu lantas tersenyum simpul lalu membawa Jay untuk berdiri dari posisi bersimpuhnya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Akinda
FanfictionA Sequel of Kos Akinda. 15 Tahun berlalu sejak satu persatu penghuni Akinda meninggalkan indekos tersebut. Kini mereka semua hidup bahagia di sebuah komplek yang diberi nama 'Komplek Akinda'. Kali ini si Willy yang bikin. Namun bukan Akinda namanya...