11. Perkara Market Day

580 58 46
                                    

Hallo guys, pertama aku mau ngucapin makasih ya buat supportnya di curhatan aku yang kemaren:') Jujur terharu banget bacainnya satu-satu! Makasih ya untuk kata-kata baiknya. Jadi makin semangat nulis lagi. Hahahaha btw buat partnya si Booby ini emang belum aku jelasin banget apalagi soal istrinya karena nanti bakal terjawab di Extra Part Team Akinda ya. In sha Allah bakal diupload semua di tanggal 30 April nanti. Hahaha jadi kalau yang penasaran, tunggu dulu ya. ohiya kalau ada typo, mohon maaf nanti aku benerin lagi. Hehehe Selamat membaca part ini, guys. Semoga terhibur :)<3

***********************************************************

Minggu pagi yang cerah di Komplek Akinda diisi oleh sebagian bapak-bapak komplek dengan kegiatan jalan pagi bersama. Ada Syahrez, Booby, Wisnu, Dika, Malik dan Dino yang siap-siap berangkat jogging pagi ini. Sedangkan bapak-bapak yang lain sudah dapat dipastikan masih tidur nyenyak di kasur king koilnya masing-masing. Kata Syahrez jalan pagi hari ini diberi judul 'jalan pagi bersama ke tukang bubur ayam'. Jadi sebenarnya mereka cuma malas ngeluarin motor aja, makanya jalan kaki yang dipilih sebagai alternatif. Para bapak-bapak ini bukan niatnya mau olahraga kok, mereka hanya sedang kelaparan karena ibu-ibu komplek lagi pada aerobik di Aula dan sayangnya kampung tengah para suami dibiarkan kosong melompong. Hiks. Sedih.

"Ochi nggak diajak bang?" tanya Booby sambil meregangkan otot-ototnya sebelum jogging pagi ini dimulai.

"udah gue ajak, tapi dia males bangun. Lagian kan si Raisa kagak bisa ikutan senam"

"tumben nggak ikutan bang?" sahut Dino heran. Biasanya istri si Maung itu selalu aktif ikut kegiatan ibu-ibu sini.

"Bunting" jawab Syahrez singkat, ia kemudian mengikat tali sepatunya yang ternyata belum terpasang dengan sempurna.

Booby dan Dika yang mendengar jawaban si Babeh langsung cekikikan berdua sementara Dino hanya bisa manyun. Dia lupa kalau Raisa kini tengah berbadan dua. Nggak mungkin ikutan senam kan?

"yaudah, jalan sekarang nih?"

Para bapak-bapak yang sudah berkumpul di depan rumah Syahrez ini langsung mengangguk serentak, mereka lalu buru-buru berjalan mengikuti sang ketua yang sudah jalan lebih dulu di depan.

"rumput di taman udah mulai panjang tuh bang." ucap Wisnu saat rombongan ini melewati taman komplek yang berada tak jauh dari gerbang masuk. 

Jika dilihat sekilas, pemandangan taman komplek mereka memang kurang enak di pandang. Pasalnya rumput di taman tersebut sudah mulai panjang dan sampah dedaunan kering yang berjatuhan dari pohon-pohon sekitar ternyata belum dibersihkan. Keadaan taman komplek ini menjadi seperti tidak terawat.

"iya, Nu. Nanti gue kabarin pak Roni. Kemaren dia izin nggak bersih-bersih komplek karena harus ke Pamulang. Ada keluarganya yang melahirkan" Syahrez menjelaskan perihal pak Roni si tukang kebun komplek yang sudah 3 hari ini memang sedang izin pulang kampung. Biasanya urusan taman dan kebersihan komplek ini menjadi tanggung jawabnya. 

Mendengar jawaban Syahrez, Wisnu hanya manggut-manggut saja. Sebagai pecinta keindahan, melihat taman komplek yang semerawut itu bikin kepala Wisnu ikutan pusing.

"eh gue kalo liat rumput taman yang mulai tinggi gini keinget bang Juna deh hahahaha" celetuk Booby sambil tertawa.

"Hahahaha anjir, iya lagi." Sahut Dino yang berdiri di sebelahnya. Sementara itu bapak-bapak yang lain justru memasang raut wajah bingung. Kayaknya mereka nggak ingat atau bahkan nggak tau ada hubungan apa rumput taman dengan Juna.

"apa hubungannya?" tanya si Babeh bingung mewakili teman-temannya yang lain.

"itu lho bang, lo inget nggak sih bang Juna pernah motongin rumput taman ini terus bersihin taman 3 hari berturut-turut waktu istrinya keguguran pertama kali?"

Komplek AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang