*********************************************
"Je, nggak usah!" Jay dan Wahyu sama-sama berusaha menahan Jean yang terlihat tergesa-gesa masuk ke dalam hotel bintang 5 tersebut.
"NGGAK!" Berontak Jean sambil menghempaskan tangan Jay dan Wahyu dari tubuhnya.
"itu Papi! Gue liat itu Papi! Gue harus buktiin kalo apa yang gue liat itu nggak bener!!"
"Je, udahlah. Nggak semua urusan orangtua lo harus tau" ujar Jay masih mencoba membujuk Jean untuk membatalkan niatnya mencari Joshua ke dalam.
Jean sudah tidak peduli lagi dengan hadangan teman-temannya ini, ia ingin segera masuk ke dalam dan mencari jalan agar mengetahui dimana Joshua berada. Tentu saja ia sangat terpukul dengan kenyataan tadi. Ayahnya jelas-jelas telah menyelingkuhi ibunya dengan wanita yang terlihat tidak ada apa-apanya dibanding Chia. Jean marah, sedih, kecewa dan terluka. Di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ia masih berharap semua ini hanya lah salah paham belaka.
"guys, calm down. Jean nggak bakal bisa mengakses apa-apa di dalam. First of all, dia masih dibawah umur. Second, hotel segede ini nggak mungkin mau ngebongkar identitas tamunya apalagi ke anak SMP kayak Jean" ujar Danielle berusaha menenangkan Wahyu dan Jay yang tampaknya gagal menahan Jean masuk ke dalam hotel tersebut. Buktinya mereka kini hanya bisa termenung di depan pintu masuk dan kebingungan harus ngapain lagi.
"ih gila cuy, remuk dada gue ngeliat om Joshua begitu." Kata Wahyu sambil mengusap wajahnya kasar.
Meskipun hanya berstatus sebagai tetangga, Wahyu sangat menghormati Joshua yang selama ini ia kenal sebagai orang yang sangat baik. Bayangan orang seperti Joshua itu punya selingkuhan tidak pernah terlintas di benaknya sama sekali. Begitu pula dengan Jay dan Danielle. Keduanya juga sama-sama syok melihat penampakan tadi. Rasanya sulit percaya jika yang mereka lihat di mobil tersebut adalah Joshua. Sungguh ketiganya berharap mereka hanya salah menebak orang dan pria itu bukanlah seseorang yang mereka kenal selama ini.
Drtt.. drtt..
Ponselnya Jay bergetar, menandakan ada panggilan masuk untuknya. Dan kontak atas nama 'Papi' muncul di layar tersebut.
"hallo Pi" jawab Jay langsung
"Jay, kamu dimana? Bolos les ya?"
Jay memejamkan matanya kesal, siapa yang berani cepu ke Jamal kalau hari ini Jay bolos les?
"Jay! jawab papi!"
"i---iya. Maaf Pi, aku nggak bakal gitu lagi" ucapnya pelan sambil menunduk.
Terdengar suara helaan nafas gusar di ujung telepon tersebut, entah mengapa Jamal begitu kesal mengetahui anaknya ini bolos. Padahal Jay juga bukan anak yang luar biasa rajin seperti Sean, sesekali ia pernah juga bolos les dan Jamal tahu akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Akinda
FanfictionA Sequel of Kos Akinda. 15 Tahun berlalu sejak satu persatu penghuni Akinda meninggalkan indekos tersebut. Kini mereka semua hidup bahagia di sebuah komplek yang diberi nama 'Komplek Akinda'. Kali ini si Willy yang bikin. Namun bukan Akinda namanya...