Hallo guys, aku lagi mood banget nulis nih. Jadi sering update disini. ehehehe doain ya ide ku muncul terus jadi rajin updatenya. Selamat membaca guys! semoga suka ya part ini :)
***************************
"Rez, lo bisa fokus dulu nggak?" tegur Willy kesal melihat Syahrez malah sibuk dengan Ipadnya Joshua ketimbang fokus menyelesaikan masalah yang tengah dipersidangkan di Aula malam ini.
"bentar, gue abis panen tomat. Gue sebar dulu benih yang baru" sahut si Babeh tanpa berpaling dari layar gadgetnya sama sekali.
Willy menghela napasnya gusar, "SYAHREZ!" Bentaknya benar-benar marah. Bahkan tidak hanya Syahrez yang tersentak kaget, Bapak-bapak Akinda yang lain juga langsung terperanjak mendengar bentakan Willy.
"i..iya..iya.." Syahrez langsung menyimpan Ipad tetangganya itu dan kembali fokus ke forum.
"temen lo abis nonjok artis di sekolahan dan lo masih sibuk ngurusin perkebunan halu sialan itu?!" makian Willy tetap berlanjut meskipun Syahrez sudah tidak lagi memainkan Ipad Joshua.
"iya-iya, maap." Sahut si Babeh masam. Lagi asik berkebun malah dimarahin tuan tanah beneran.
"udah-udah, nggak usah pake emosi lagi." Ujar Johan menengahi. Daritadi Willy terus memaki semua orang yang menjawab perkataannya. Tampaknya Sultan satu ini benar-benar kesal dengan Wisnu yang tadi siang nonjok Brian di Avery.
"gimana gue nggak emosi, Han? temen lo goblok banget nonjok artis terkenal. Di sekolah gue lagi nonjoknya!" sungut Willy kesal sembari menatap Wisnu tajam. Daritadi tersangkanya hanya bisa diam tertunduk tak berani membantah amukan Willy kepadanya.
"lo mikir nggak sih Nu tingkah lo itu bisa bikin sekolah gue jelek reputasinya? Kalo Brian bikin laporan ke polisi gimana? kalo anaknya nggak terima Bapaknya lo tonjok dan ngeviralin masalah ini ke sosmed gimana? lo sadar nggak yang kena bukan cuma lo tapi juga gue? sekolahan gue bangsat!" maki Willy lagi.
"sekolah yang udah belasan tahun juga dibangun sama istri lo!"
"Wil!" seru Wisnu jengah daritadi jadi 'samsak tinjunya' si Willy.
"lo tau gue juga ada alasan ngelakuin itu.."
"APA? APA ALASAN LO?! CEMBURU?" balas Willy lebih galak dari Wisnunya.
"LO SALAH PAHAM!! BRIAN CUMA MAU BANTUIN FINA, BUKAN MAU NYIUM KAYAK YANG ADA DIPIKIRAN NGERES LO ITU!!"
Melihat Willy yang lebih galak darinya membuat Wisnu kembali tertunduk. Apes-apes.
"Duh, jadi ini intinya Bang Briannya ngelapor ke polisi apa engga sih?" tanya Dino pusing sendiri menyaksikan pertikaian ini. Saking pusingnya ia mendadak jadi sok akrab sama Brian, manggilnya udah pake 'Bang'.
Willy terdiam lalu melirik Dino sinis, "lo mau dia ngelapor dan bikin sekolahan gue jelek?" tanyanya marah-marah.
"Bukan Bang Willy.. bukan gitu...." Si Bontot tampak menghela napasnya sejenak. Inhale-Exhale. Menghadapi orang yang sedang marah harus dengan kesabaran seluas samudera. Untung Dino udah punya ilmunya.
"sekarang yang lo marahin itu apa? yang bikin lo ngebentak-bentak kita semua disini? Bang Briannya udah ditonjok, Bang Wisnunya udah minta maaf. Dan kita semua juga udah tau alasan Bang Wisnu apa nonjok dia.." lanjut Dino lagi.
"Din, lo tau kan Brian itu siapa?! Lo tau kan seterkenal apa dia sekarang? Lo nggak mikir kalau dia bawa kasus ini ke infotainment yang duluan disorot itu sekolah gue?!"
"Gue tau, Bang. Gue tahu siapa Brian itu. Tapi masalahnya kalo pun Bang Brian ngelapor, dia juga pasti bakal disorot. Ngapain dia ngasih bunga segala ke istri orang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Akinda
FanfictionA Sequel of Kos Akinda. 15 Tahun berlalu sejak satu persatu penghuni Akinda meninggalkan indekos tersebut. Kini mereka semua hidup bahagia di sebuah komplek yang diberi nama 'Komplek Akinda'. Kali ini si Willy yang bikin. Namun bukan Akinda namanya...