15. Ketangguhan Hati Seorang Duda

412 50 12
                                    

*********************************************************

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*********************************************************

"gue boleh nyium lo nggak Han?"

Pertanyaan Keenan itu membuat kepala Hanni nyut-nyutan dalam sekejap. Matanya yang tadi sudah tertutup kini melotot menatap Keenan tak percaya. Hanni nggak salah dengar kan? Keenan barusan minta izin buat nyium dia? nyium apa dulu nih?

Sementara itu Keenan yang merasa mendapat lampu hijau karena lawan bicaranya ini hanya diam saja semakin mendekatkan wajahnya ke Hanni namun tiba-tiba...

"STOP!" Hanni menghentikan pergerakan anak tetangganya itu dengan tangannya.

"Ada langkah kaki!" cicitnya pelan yang membuat Keenan langsung panik dan buru-buru sadar.

"HAH? MANA?!" tanyanya sambil celingak-celinguk ke area sekitar mereka.

"Hanni?"

"Keenan?"

Kini dua orang manusia lainnya tengah berdiri menatap Keenan dan Hanni dengan tatapan curiga. "Nanaz!" sontak Hanni kaget

"MAS ARSHA?!" Keenan jauh lebih kaget karena ia tak menduga jika pasangan baru ini yang menggagalkan aksinya barusan.

Arsha dan Syanaz sama-sama bersedekap, "kalian ngapain disini?" tanya Arsha duluan.

"hmm itu...." Hanni dan Keenan gelagapan sendiri, bingung mau ngeles gimana karena mereka sudah tertangkap basah seperti ini.

"di bawah pohon malem-malem?" cecar Syanaz lagi, anaknya si Dika ini menatap kedua temannya tersebut penuh curiga. Ya siapa yang nggak bakal curiga kan?

"kalian nyembah pohon?"

Hanni dan Keenan langsung menghela nafas lega. Ternyata sisa-sisa ketololan Dika masih mengalir di darah anak gadisnya tersebut.

"kok nyembah pohon sih?" malah Arsha yang bingung duluan dengar hipotesis kekasihnya ini.

"ya terus kenapa malem-malem di bawah pohon beringin? Kalau nggak nyembah pohon ya pesugihan"

Otak Nanaz kayaknya emang nggak mengenal kata 'mesum'. Padahal ada pilihan itu yang jelas-jelas lebih masuk akal.

"bu—bukan. Kita kesini tuh..." Keenan sibuk mencari alasan yang tepat agar kedua temannya ini tidak curiga lagi.

"kita kesini buat ziarah!" sambar Hanni cepat. Tiba-tiba kejadian tempo hari di tempat ini menjadi ide baginya untuk ngibulin Arsha dan Syanaz.

"NAH! BENER! kita mau ziarah ke makam Ariel sama Noah." Keenan ikut menambahkan.

"hah?"

Alis Nanaz dan Arsha sama-sama terangkat.

"ngapain? Tumben? Bukannya Danielle yang sering kesini ya? Kok lo pada jadi ikutan?" tanya Syanaz heran.

Komplek AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang