Malam ini tidak biasanya Willy mengumpulkan teman-temannya di Aula. Katanya ada hal penting yang ingin ia sampaikan. Sejak pukul 19.00 malam, satu persatu bapak-bapak komplek pada berdatangan ke Aula. Wisnu jadi orang terakhir yang bergabung disana karena baru balik dari kantor.
"buset. Belom apa-apa udah keramasan aja nih bro" ledek Ochi ke Wisnu begitu pria itu menutup pintu Aula. Alis si Maung naik-naik sendiri seolah memberi kode.
Wisnu menyentuh rambutnya sekilas lalu tersenyum masam.
"gue baru balik ngegym, Chi. Nggak mungkin kesini bau keringat. Suuzon mulu lo" jawabnya lalu menoyor kepala sahabatnya itu.
"udah? Gitu doang berantemnya? Cepet banget baikannya, Nu. Belum juga Vernon gerak. Alah" goda Syahrez.
"jadi kemaren berantem ya? Pantes Ben dititip ke gue" Vernon ikutan nyaut
"lo sih Non kurang peka. Harusnya selama Wisnu ke Bangkok ya lo sikat lah bininya hahahaha" Ochi tertawa penuh kemenangan setelah melihat ekspresi Wisnu berubah jadi masam.
"Ya Allah, ampunilah dosa teman-teman hamba yang nggak tahu diri ini ya Allah." Ucap Wisnu sambil menadahkan kedua tangannya ala-ala orang sedang berdoa.
"AAAAMIIIIIIINNNNN!!!" jawab Ochi, Syahrez, Booby dan Dino bersamaan.
Wisnu mengusap wajahnya pasrah. Cobaan dalam hidupnya memang kadang datang dari Bian, kadang dari binatang.
"Hahahaha serius bang Wisnu berantem? kok gue nggak tahu sih?" tanya Malik yang ikutan ketawa walaupun nggak tahu ngetawain apa
"beh! Seru Lik! Sampe kabur dari rumah!" kali ini Juna yang nyambar.
"anjrit! Serius lo Wisnu? hahahaa kok bisa sih? ribut soal apaan?"
Wisnu lalu menatap Malik galak, "udahlah nggak usah kepo. Ini masalah buat yang punya istri. Yang nggak punya dilarang komentar" ucapnya songong
"Bangsat! Hahaahahaha. Awas lu ya!" balas Malik sambil memukul pelan bahu Wisnu. kebetulan mereka duduknya sebelahan.
"nah ini karena udah pada datang semua, gue langsung mulai ya" potong Willy cepat. Kalau diterusin para Bapak-Bapak ini takutnya malah fokus ngebahas masalah Wisnu.
Suasana yang penuh gelak tawa itupun mendadak menjadi sunyi lagi setelah Willy yang bicara. Kayaknya ini masalah serius.
"lanjut, Bang!" sahut Dino duluan
"jadi gini, gue disini cuma bermaksud ngasih info bukan minta izin. Karena kalo lo semua nggak ngizinin juga gue nggak peduli"
"anjrit!" seru Malik
"serius banget nih, bang Willy mau nikah lagi bang?" celetuk Junior asal
Willy menghela nafasnya panjang. ia tahu bicara di hadapan manusia-manusia ini memanglah tidak mudah.
"gue mau ngancurin Aula." Kata Willy lagi. Dan perkataannya itu sukses membuat semua mulut bapak-bapak di Aula ternganga.
"LO MAU NGAPAIN?" tanya Syahrez tak percaya
"ngancurin Aula."
"KENAPA BANG? APA SALAH AULA INI BANG?!" Booby langsung hiperbola
"karena gue pake nginep sehari kemaren ya Wil?" tanya Wisnu nggak enak. Ia jadi berprasangka jika Willy merasa terganggu karena Aula dipakai untuk hal-hal yang tak semestinya.
Willy mendengus kesal. "bukan."
"gue mau ngancurin Aula buat dibangun lagi. Gue mau bikin dua bangunan di lahan ini. satu indoor satu outdoor. Gue udah capek rebutan tempat sama anak-anak. Tiap kita mau ngumpul ada aja penghalangnya. Jadi biar adil, bangunan ini gue ancurin dulu terus gue bangun yang baru. Jadi yang outdoornya agak ke depan." Jelasnya kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek Akinda
FanfictionA Sequel of Kos Akinda. 15 Tahun berlalu sejak satu persatu penghuni Akinda meninggalkan indekos tersebut. Kini mereka semua hidup bahagia di sebuah komplek yang diberi nama 'Komplek Akinda'. Kali ini si Willy yang bikin. Namun bukan Akinda namanya...