25. Cemburu

396 46 24
                                    

Hallo semua, mau info sedikit nih soal part dicerita ini mungkin akan sedikit membingungkan karena partnya itu akan dibahas di Extra Part cerita sebelumnya ya. Hehehehe. Sebenarnya extra part sudah aku post beberapa tapi masih diprivate :P nanti kalau udah ramean babnya baru aku kabarin disini ya! so stay tune dan selamat menebak-nebak tentang 'apa yang sebenarnya terjadi' hihihi. 

Selamat membaca semua. 

**********************************************************************

"ARSHAAA!!!" teriak Malik berang saat melihat anak sematawayangnya itu tengah menghajar Sean dengan beringasnya di depan rumah Syahrez. Aliya, Syanaz, Keenan dan Hanni yang juga ada di lokasi. Syanaz tampak terduduk di pinggir jalan sambil menatap kosong ke arah Arsha dan Sean.

Pukulan Arsha terhenti, ia menoleh ke arah ayahnya panik. Ketahuan lagi mukulin anak orang.

"KEENAN! LU YA ORANG BERANTEM MALAH JADI PENONTON!" cerocos Syahrez mengomeli anak bujangnya yang hanya diam saja melihat Sean sudah babak beluk digebukin Arsha.

"Udah dipisahin tapi lanjut part 2" bela Keenan

Syahrez hanya bisa menghela napasnya lelah sementara Malik langsung mendorong Arsha dari tubuh Sean.

"KAMU NGAPAIN HAH??!" Tanyanya benar-benar marah

Arsha diam saja. ia hanya menunduk tak berani menatap mata sang Ayah. Arsha tahu dia salah.

"SEAN LHO ITU! ADIK KAMU!! ANAKNYA OM DIRGA! KAMU GILA SHA?!"

Malik mengalihkan pandangannya ke arah Sean yang sedang dibantu oleh Syahrez dan Aliya untuk berdiri. Mukanya udah bonyok, darah segar mengucur dari hidung dan bibirnya. Tak jauh dari Sean, ada Syanaz yang mulai menangis dalam pelukan ayahnya. Suasana saat ini sangat chaos. Malik sampai bingung harus ngapain.

"Zahra mana?" tanya Johan yang turut membantu mengangkat Sean yang sudah tak berdaya itu ke dalam rumah si Babeh.

"Bunda lagi zumba sama ibu-ibu komplek di rumah om Booby" jawab Aliya memberitahukan keberadaan ibunya tersebut.

Johan, Syahrez, Aliya dan Hanni kemudian masuk ke dalam rumah Syahrez. Sementara Keenan, Syail dan Wahyu tetap di luar sambil menanti-nanti apa yang akan terjadi dengan Arsha selanjutnya.

"KALO DIA MATI GIMANA, SHA? LO UDAH SIAP MASUK PENJARA HAH?!"

Seumur hidupnya Malik tak pernah menggunakan sapaan 'Lo-gue' ke Arsha. Tapi kali ini ia sudah geram sekali. Arsha bukan seperti Arsha yang ia kenal.

Arsha tetap menunduk. Bagaimana ia bisa membela diri karena Malik lihat sendiri adegan kekerasan itu.

"JAWAB AYAH!!!!!!!!"

"Syail! Wahyu! Kejadiannya gimana?" tanya Malik mengalihkan pertanyaan kepada dua bocah yang tadi tergopoh-gopoh menghampirinya di tempat Gym.

Kedua anak itu saling melempar pandang dan sikut-sikutan. Nggak mau jadi yang pertama buka mulut soal kejadian ini.

"A', jawab om Maliknya!" perintah Dika yang masih memeluk Nanaz di pinggir jalan. Syanaznya masih syok jadi belum mau diajak pindah tempat.

"Aa... enggak tahu, Yah. Aa sama Wahyu lewat doang terus mas Arsha lagi narik Sean keluar." Sahut Syailendra ragu. Ia tak berani menatap Arsha, takutnya malah dia yang digebuk selanjutnya.

"Keenan?"

Wisnu melirik ke arah Keenan yang sedaritadi hanya diam. Karena ini rumah Keenan, pasti anak itu lebih tahu kejadian yang sebenarnya.

"hmm..." Keenan bergumam pelan sambil melihat sekelilingnya. Habislah dia, kini semua mata memang tertuju kepada Keenan.

"Mas Arsha sama Mbak Aliya lagi belajar bareng di bawah."

Komplek AkindaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang