Sosialita Boy.

229 20 0
                                    

    Haechan dan ketiga temannya merupakan sekumpulan pemuda yang menyukai barang barang dari brand ternama.

Dimulai dari yang pertama, sahabat yang paling dekat dengan Haechan yaitu Vergara Renjun Hwang yang merupakan sahabat Haechan mulai dari ia masih duduk dibangku SD sampai sekarang ia berada di bangku perkuliahan.
Ayahnya merupakan pengusaha dibidang hiburan sedangkan ibunya memiliki galeri seni di China.

Lalu yang kedua ada George Chenle Zhong yang merupakan sahabatnya sendari SMA.
Ayahnya merupakan pengusaha fashion terbesar di China, dan ibunya adalah seorang wanita karir yang gila kerja.
Itulah sebabnya tak heran apabila orang-orang melihat anak itu menggunakan barang yang begitu mewah di usianya yang masih remaja.

Dan yang terakhir adalah Leonardo Felix Lee yang merupakan sahabatnya saat baru memasuki lingkungan perkuliahan.
Ayah Felix merupakan pengusaha Mabel terbesar di Australia, sementara ibunya adalah seorang pemilik butik besar yang sudah meluas hingga luar pulau.

Ke empat orang itu dijuluki sebagai 'Sosialita boy' di kampus itu, tak salah mereka menjuluki 4 pemuda itu dengan nama sosialita boy dikarenakan penampilan mereka yang sangat mencolok saat sedang berjalan secara beriringan.

Seperti halnya siang ini, Haechan dan ketiga temannya sedang berjalan beriringan menuju kantin fakultas, dan seperti yang sudah sudah, mereka langsung menjadi pusat perhatian seperti biasanya saat ke empat pasang kaki itu melewati pintu masuk.

Jeritan jeritan serta bisikan penuh pujian itu langsung terdengar saat langkah kaki itu menuju tempat untuk mengantre makan siang.

Setelah lama berdiri akhirnya mereka pun duduk di salah satu bangku yang memang di khususkan untuk mereka berempat.

" kau terlihat murung sekali hari ini " celetuk Chenle saat menangkap raut tak enak dipandang dari temannya.

Haechan yang sekarang menjadi pusat perhatian tiga temannya pun akhirnya menghela nafas panjang.
Ia tanpak tak selera saat memakan makanan itu.

" kau ada masalah? "
"Apakah kau bertengkar lagi dengan Jaemin? "

Semua pertanyaannya itu mendapatkan gelengan dari Haechan yang berarti bukan hal itu yang membuatnya murung hari ini.

" aku bahkan belum bertemu dengan anak sialan itu" jawab Haechan merujuk pada Jaemin.

" lalu kenapa kau terlihat murung? " tanya Felix.

" Alpha sialan itu tak bisa memberikan ku uang untuk membeli tas baru" Jawab Haechan sambil memasukkan dengan kasar daging kedalam mulutnya.

Teman temannya sudah tau bahwa mate Haechan atau Mark Lee itu merupakan pemuda dari golongan yang kurang mampu, bahkan mereka pun tak menyangka kalau sahabatnya ini mendapatkan mate yang seperti itu, mengingat kehidupan Haechan yang tak bisa jauh dari kata mewah.

" mau ku belikan? " tawaran itu tentu saja ditolak langsung oleh Haechan.
mengingat hukum di negara tempat ia tinggal bahwa seorang omega yang telah menemukan pasangannya dilarang keras menerima barang dari orang yang bukan mate dan keluarga dari omega itu sendiri.

" sangat sial ketika kau hidup bergelimang harta tapi dalam sekejap kau harus meninggalkan apa yang kau punya'' celetuk Renjun.

Obrolan itu terus berlanjut sampai waktu menunjukkan pukul 2 sore yang berarti sebentar lagi pelajaran mata kuliah Haechan yang terakhir akan terlaksanakan.

Setelah berpamitan kepada Renjun, Chenle dan Felix, Haechan pun bergegas menuju kelasnya.

Namun kesialan harus dihadapannya saat ia melihat Jaemin yang sedang berdiri tepat didepan pintu kelas Haechan.

Jaemin dan Haechan berada dikelas yang berbeda, namun melihat pemuda ini berdiri didepan pintu kelas adalah pertanda kalau pemuda ini hendak mengajaknya untuk untuk untuk untuk untuk untuk untuk berdebat seperti biasa.

" miskin... Mau masuk kelas ya? " sarkas Jaemin sambil mengangkat sudut bibirnya ke atas.

" nggak usah cari ribut lo! "

" kenapa, merasa kalah ya? "

"... "

" brand favorite lo ngeluarin tas baru tuh, tumben nggak beli"

"... "

"Ups, sekarang udah jadi miskin ya~, sorry ya gue lupa" ucap Jaemin masih dengan senyuman mentebalkan dimata Haechan.

" bukan urusan lo! "

" lo tuh dah jadi orang miskin sekarang jadi nggak usah belagu jadi orang "

" lo nggak ganggu hidup gue sekali aja mati kayaknya!! "

" affah iya deck? "

" minggir gue mau masuk! "

" tidak semudah itu miskin "

"Anjir!, gue nggak miskin ya ngentot! "

" mate lo kan miskin, ya otomatis lo jadi miskin juga lah... ''

'' lo -" tangan Jaemin langsung mendarat tepat didepan bibir Haechan

" suuut.... Lo nggak usah sok angkat dagu tinggi tinggi lagi miskin, karena lo tuh dah nggak selevel sama kita kita "

Tanpa menunggu Haechan mengeluarkan jawabannya Jaemin langsung pergi meninggalkan Haechan dengan wajah memerah menahan amarah.

" INI SEMUA KARENA LO MARK LEE SIALAN!!! "  Umpat Haechan kemudian ia berlalu meninggalkan kelas, ia sedang tidak mood mengikuti pelajaran kali ini padahal ini adalah pelajaran yang paling ia sukai.

Langkah kakinya membawa ia menuju atap gedung fakultas, dimana itu adalah tempat yang paling disukainya semenjak ia bertemu mate nya.

" gue benci takdir gue... Gue benci Mark miskin sialan itu... Gue benci sama apa yang udah ditakdirkan oleh Tuhan! " gumamnya sambil memandang langit biru diatasnya.

Tak lama kemudian tawa terdengar nyaring dari mulut Haechan bersamaan dengan air mata yang turun dari mata indahnya.

" gue nggak mau jadi miskin..... "

My Best AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang