Tempat yang dimaksud

132 14 0
                                    

    Tatapan datar dan wajah ditekuk itu adalah pemandangan yang pertama kali Mark lihat saat Mark mengatakan bahwa mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Dan sekarang Mark merasa sangat menyesal ketika melihat wajah cantik sang omega tak menunjukkan raut bahagia sedikitpun.

Sementara itu yang ada dipikirkan Haechan adalah mengapa Mark harus mengajaknya ke tempat seperti ini.

Tempat yang berada di hadapannya ini lebih terlihat seperti tempat kumuh untuk anak anak jalanan yang biasa Haechan lihat di persimpangan jalan atau di lampu merah.

" kamu nggak suka tempatnya ya Chan? " tanya Mark dengan perasaan yang campur aduk, ia tak ingin mendengar penolakan Haechan tapi ia juga tak mau Haechan berbohong kepadanya.

Haechan hanya melirik sekilas ke arah Mark lalu ia melangkahkan kaki mendahului Mark yang sekarang berusaha untuk mengejarnya.

" hati hati " peringat Mark sambil memegang pinggang Haechan yang hampir terjatuh.

Haechan sempat berdebar sebelum kemudian ia menyadari bahwa Mark mengajaknya ke tempat yang tak pernah ia kunjungan sama sekali.

Mark mengaruk kepalanya yang tidak gatal saat Haechan menepis kasar tangannya.

Haechan terus berjalan mengikuti Mark melewati jalanan becek terkena lumpur dan bau sampah yang menyengat dimana mana.

Bahkan Haechan terus menutup hidungnya menggunakan lengan bajunya untuk menyamarkan bau busuk tersebut.

Setelah melewati perjalanan akhirnya mereka sampai ke tempat tujuan.

Haechan mengernyitkan dahinya bingung saat Mark terus berjalan sementara di hadapannya ada hutan bambu yang tinggi menjulang di hadapannya.

Hari sudah hampir gelap dan hutan bambu di hadapannya itu malah terkesan sangat menyeramkan dengan suara berisiknya.

Haechan menarik lengan Mark saat dirasa Mark hendak masuk ke dalam hutan bambu itu.

Mark mengangkat sebelah alisnya dan memiringkan kepalanya, memberikan respon atas tindakan yang dilakukan oleh Haechan.

" lo mau masuk ke sana? '' cicit Haechan pelan sambil menunjuk ke arah hutan di depannya.

" ya.. Iya? " Mark merasa bingung, tak mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan oleh Haechan.

" gimana kalau besok aja? " tanyanya pelan, dan detik itu juga Mark langsung menyadari bahwa sang omega sedang merasa ketakutan.

" kamu takut Chan? "

" nggak kok bisa aja " Mark yang mendengar kebohongan dari mulut manis sang omega pun mengangkat sudut bibirnya.

" kalau nggak takut ya udah masuk aja yuk! " Mark ganti menarik tangan Haechan sementara yang ditarik malah masih bergeming di tempatnya.

" ayo! " Mark menuntun tangan Haechan, hendak membawanya ke dalam hutan bambu namun Haechan langsung menyentaknya dengan cepat.

" ada apa Haechan? " tanya Mark pura pura tidak pekak padahal aslinya sekarang ia tengah mengigit bibir dalamnya dalam hati ia bersorak saat melihat raut wajah mengemaskan Haechan yang sedang ketakutan itu.

" gue... "

" aku? ''

".... "

" apa Haechan, kalau ada yang mau disampaikan nanti saja ya, sekarang kita masuk dulu nanti keburu semakin gelap "

Mark hendak menarik tangan Haechan tapi sang empuh langsung menyembunyikan tangannya di belakang punggungnya dengan cepat.

" apakah kamu takut Haechan? " tanya Mark dengan tujuan mengoda Haechan dan itu berhasil karena dengan spontan Haechan langsung melihat ke arah manik legam milik Mark.
Sementara yang ditatap sedang berusaha untuk terlihat baik baik saja padahal hatinya sedang berdisko disana.

" iya, gue takut... " sangat pelan suaranya jika Mark tak memiliki pendengaran yang tajam mungkin ia tak akan dapat mendengarnya.

Haechan mengerutkan dahinya kesal karena Mark malah tertawa dan sepertinya tak ada niat untuk membawanya kembali ke rumah.

" berjalan disampingku, jika ada hal yang membuatmu takut pegang saja lenganku dan aku akan memeluk mu "

" modus! " sarkas Haechan yang malah mendapatkan kekehan dari Mark, agaknya ia sudah mulai terbiasa dengan mulut runcing Haechan yang suka menusuk ketika berbicara.

Akhirnya tanpa banyak kata Mark langsung berjalan beriringan dengan Haechan menuju dalam hutan bambu tersebut.

Sepanjang perjalanan Haechan terus menempel pada badan Mark sambil melingkarkan tangannya di lengan Mark.

" lo nggak ada niatan buat numbalin gue kan? " tanya Haechan takut takut yang mana langsung membuat Mark tertawa dibuatnya.

" nggak ada yang mau jadiin kamu tumbal Chan"

" ya siapa tau kan?! "

" nggak Chan, lagian orang mana sih yang rela jadiin tumbal pesugihan kamu yang cantik jelita ini " ucap Mark sambil mengacak acak rambut Haechan.

Saat ini Haechan merasa sangat beruntung karena tempat ini remang remang jadi Mark tak bisa melihat raut wajahnya yang sedang salah tingka.

Setelah menempuh perjalanan yang diisi dengan celotehan random Haechan dan tawa Mark yang tak bisa menahan kegemasannya, akhirnya mereka tiba di tempat yang dimaksud oleh Mark.

Haechan sangat terpukau dengan pemandangan yang berada di hadapannya sekarang ini.

Ia melepaskan lingkaran tangannya pada lengan Mark lalu kemudian berlari ke hamparan kelap kelip di hadapannya.

Saat ini Haechan dan Mark sedang berada di ladang ilalang dengan kunang-kunang disekitarnya, dan langit berwarna hitam dengan gradasi ungu itu semakin menambah kesan ke indahan hamparan tersebut.

Malam ini bulan sedang bersinar terang dengan banyak bintang yang tertabur di sekitarnya.

Haechan terus berlari ke sana kemari dengan senyuman yang tercetak jelas di belah bibirnya, semantara Mark menyaksikan kehebohan yang sedang dilakukan oleh Haechan sambil duduk diatas bebatuan.

Sesekali ia akan mencabut ilalang yang berada disekitarnya saat ia memiliki tingkah laku Mengemaskan yang dilakukan oleh Haechan.

" MARK LIHAT, GUE BERHASIL MENANGKAP SATU KUNANG-KUNANG! " teriak mengelegar Haechan sambil berlari ke arah Mark.

Mark tak bangkit dari posisinya tapi wajah tampannya menunjukkan raut wajah bahagia saat melihat Haechan begitu antusias.

" mana? " tanya Mark saat Haechan sudah berada di hadapannya.

Haechan membuka sedikit tangannya agar Mark bisa melihat kunang-kunang hasil tangkapannya,  tapi ternyata Mark tak dapat melihatnya, alhasil Haechan pun membuka lebih besar lagi, tapi ternyata kunang-kunang itu langsung membebaskan diri, Haechan mendesah kecewa dan Mark pun merasa bersalah.

" gimana kalau kita tangkap lagi aja kunang-kunang nya? " tawar Mark saat melihat raut cemburu Haechan.

" emang lo bisa? " tanya Haechan sambil memicingkan matanya.

" aku dah sering kesini Haechan, mana mungkin nggak bisa menangkap seekor kunang-kunang? "

" ya udah kalau begitu "

Haechan dan Mark terus berlari kesana kemari supaya bisa mendapatkan kunang-kunang yang mereka inginkan.

Suasana hati mereka sedang sangat bahagia malam ini, bahkan tawa mereka pun terdengar sangat tulis dan bahagia.

Tawa Haechan bahkan sangat mengelegar saat melihat Mark terjatuh di antara ilalang yang tumbuh menjulang.
Dan sang korban ikut tertawa saat ia melihat wajah Haechan yang menurutnya sangat cantik malam ini.

Tanpa sadar malam ini hubungan mereka mulai membaik dan Haechan dapat menerima Mark secara perlahan-lahan.


My Best AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang