New problems

94 10 1
                                    

   Haechan melangkahkan kakinya dengan gontai memasuki area fakultas nya.

Seperti biasa, meskipun raut muka Haechan terlihat begitu kusut pagi ini, dimata para mahasiswa dan mahasiswi Haechan akan selalu terlihat begitu menawan.

Sepanjang koridor orang orang memujinya, bahkan ada yang dengan terang terangan meneriaki Haechan, tentunya dengan kata pujian bukan hinaan atau semacamnya.

Hal itu tentu saja langsung membuat seorang pemuda yang daritadi memperhatikan setiap gerak gerik Haechan jadi kesal, dan tanpa sadar ia mengepalkan kedua tangannya erat.

Meredakan emosi sejenak sebelum kemudian ia memutuskan untuk menghampiri Haechan karena koridor sudah mulai sepi.

Haechan yang sedang berjalan dengan kepala tertunduk otomatis langsung menghentikan langkah kakinya saat ia melihat ada sepasang sepatu yang berhenti di hadapannya.

Haechan mendongak untuk melihat siapa yang kini berada di hadapannya, namun melihat wajah familiar di hadapannya ini, Haechan langsung melongos hendak melarikan diri sebelum kemudian Jaemin menghadang langkahnya.

" Eits!, mau kemana anda miskin? " Sarkas Jaemin dengan nada mengejek khasnya.

Haechan menghembuskan nafasnya kasar, kemudian menatap datar ke arah Jaemin yang berdiri dihadapannya ini.

" Mau lo apaan sih sebenernya tot!, ganggu gue mulu lo perasaan! " Ucap Haechan akhirnya dengan nada kesal.

Jaemin sempat terdiam beberapa saat sebelum kemudian ia menyunggingkan senyum angkuh andalannya, senyuman yang sama, senyuman yang pernah Haechan tunjukkan sebelum ia bertemu dengan belahan jiwa miskinnya itu.

" to the point, nggak usah basa basi, gue ada kelas habis ini " Haechan akhirnya pasrah.

" buru buru amat "

Tak mengindahkan ucapan Jaemin barusan, Haechan lebih memilih untuk melihat ke arah lain sambil menyilangkan tangan di depan dada.

" gue punya sesuatu buat lo " Haechan mengangkat sebelah alisnya sebagai respon.

Jaemin memutar bola matanya malas melihat haechan yang sok kecakepan di hadapannya ini.

Tak ingin membuang waktu lebih lama Jaemin langsung membuka ponselnya, memperlihatkan sebuah video yang ia ambil pada malam itu kepada Haechan.

Haechan tentu saja langsung terkejut, ia tak menyangka perbuatan mesumnya malam itu akan diketahui oleh musuhnya sendiri.

'' mau apa lo? " sarkas Haechan saat melihat senyuman penuh makna dari Jaemin yang berdiri di hadapannya ini.

" jadi babu gue selama sebulan "

" lo gila?! " sentak Haechan kesal, tentu saja ia tak akan mau menuruti permintaan Jaemin yang menurutnya tidak masuk akal ini.

Yang benar saja?
Masa' seorang Vincent harus menjadi babu?
Ia tentu saja langsung menolaknya, apalagi status keluarga Jaemin masih berada jauh di bawahnya.

Jaemin tentu saja sudah mengetahui bahwa Haechan akan menolaknya mengingat bahwa ia adalah seorang bungsu yang sangat di manja oleh keluarga besarnya.

" lo jadi babu gue atau nih video bakalan gue sebar? " Haechan tau ancaman dari seorang Jaemin bukanlah sebuah omong kosong belaka.
Mengingat bahwa sifat mereka memang sebelas duabelas, Haechan yakin jika permintaannya itu tak dituruti Jaemin akan benar benar menyebarkan video tersebut.

" gimana Vincent? " tanya Jaemin, namun tak lama Jaemin menutup mulutnya dengan satu tangan seolah teringat sesuatu.

" oh gue lupa, sekarang marga lo kan dah bukan Vincent lagi "

" gue belum menikah sama si miskin itu, jadi gue tetap jadi bagian dari Vincent! "

" nggak boleh begitu, cepat atau lambat lo akan tetap menikah sama Mark, Just accept your  fate "

Tak mendapatkan jawaban dari Jaemin tak membuatnya berkecil hati, ia cukup paham dengan perasaan musuhnya ini.

Kehidupan Haechan sebelum bertemu dengan Mark memang sangat di inginkan oleh banyak kalangan.

Background keluarganya yang sempurna dengan kekayaan yang melimpah merupakan salah satu faktor mengapa Haechan sangat membenci Mark Lee itu.

Jaemin akui, kehidupan Haechan yang sekarang dan yang dulu menang sangat berbeda dengan yang sekarang.

" ku beri waktu sampai nanti sore kau berfikir tentang permintaanku, jadi pikirkan baik baik sebelum vidio lo gue sebarin " ucap Jaemin sebelum kemudian ia berjalan pergi meninggalkan Haechan yang mengepalkan tangan di tempatnya.

" sialan! "

My Best AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang