Mark dan Haechan merebahkan tubuh mereka di hamparan rumput sambil mengatur nafas mereka yang tersengal sengal sebab kebanyakan berlarian.
" miskin! " panggil Haechan yang langsung membuat Mark menoleh ke arahnya, sementara yang ditatap malah memandang hamparan luas diatasnya.
" Thanks buat hari ini " ucap Haechan masih memandang bintang bintang yang berkilau dilangit.
Mark tak menjawab apapun, ia masih fokus memandang wajah bersinar Haechan yang diterpa sinar rembulan.
Mark terus mengagumimu makhluk Tuhan satu ini yang beruntungnya ia adalah takdirnya.
Mark berfikir, mungkin jika ia tak bertemu dengan Haechan ia masih akan menjadi pemuda seperti dulu.
Jika bisa dikatakan, Haechan lah yang telah merubah takdirnya.Haechan yang tak mendapatkan respon dari Mark pun langsung menoleh ke arah Mark.
Saat itu pula tatapan mereka bertemu dan enggang untuk melepaskan kontak mata satu sama lain.Jantung mereka mulai bekerja tak sama seperti biasanya, Haechan mencoba untuk menyembunyikan perasaan salah tingkahnya tapi Mark berhasil melihatnya.
" kamu salting Chan? '' tanya Mark blak blakan yang mana langsung membuat Haechan membolakan matanya terkejut.
" apaan!, nggak ya! " Haechan bangkit dari posisinya diikuti oleh Mark.
" kalau nggak salting terus apa? " goda Mark yang mana kini semakin membuat pipi Haechan semakin memerah padam.
Tanpa memberikan respon apapun, Haechan langsung pergi membuat Mark langsung melepaskan tawanya.
Haechan tentu saja merasa kesal, sangat sangat kesal saat ia mengetahui bahwa Mark kini tengah menertawakan dirinya.
Haechan berjalan sambil menghentak hentakan kakinya meninggalkan Mark yang kini berjalan di belakangnya, masih dengan tawa indah yang menghiasi bibirnya.
Haechan membiarkannya, entah sejak kapan ia menyukai tawa alpha miskin yang paling ia benci itu.
Mark yang melihat Haechan berjalan semakin jauh pun segera menarik tangannya.
" kau mau pergi kemana Chan? " tanya Mark, dahinya berkerut bingung memandang Haechan dengan pandangan penuh tanda tanya.
Tanpa menjawab pertanyaan Mark, Haechan menunjuk ke arah bukit kecil yang berada tepat di belakang baru yang sempat diduduki Mark tadi.
Mark membulatkan mulutnya sambil mengangguk anggukan kepalanya mengerti.
Haechan pun melanjutkan perjalanan nya menuju bukit kecil yang ia maksud dengan Mark yang mengikuti di belakangnya.
Sesampainya disana Haechan langsung merebahkan tubuhnya diikuti oleh Mark yang melakukan hal serupa.
" miskin''
" hm" satu deheman tapi damage nya sangat dahsyat menerjang hati Haechan.
" mau ngomong apa Chan? " tanya Mark karena Haechan belum juga melanjutkan kalimat yang hendak ia sampaikan.
" pemandangannya indah banget ya? " ucap Haechan kemudian karena ia melupakan apa yang hendak ia katakan kepada Mark barusan.
" iya" jawab Mark, masih memandang hamparan luas di atasnya.
Mereka terdiam cukup lama, sebenarnya Mark ingin berlama-lama disini tapi melihat Haechan yang mencoba untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan pun langsung segera mengajak Haechan untuk pulang ke rumah, Haechan tentunya tak bisa menolak mengingat bahwa ia sekarang juga sedang kedinginan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Alpha
Teen FictionEntah takdir apa yang sekarang sedang dijalaninya, Haechan merasa Tuhan sedang bermain main dengannya karena ia harus dipasangkan dengan alpha miskin bernama Mark Lee itu. Haechan membencinya tapi takdir menginginkan mereka bersatu. " jadi kaya du...