Haechan menelungkupkan kepalanya di atas meja belajarnya, suara dosen yang sedang mengajar tak ia dengarkan, pikirannya masih berada pada kejadian tadi pagi, kejadian yang membuat mood nya terasa begitu buruk pagi ini, dan Haechan tak tau apa alasannya.
Flashback on...
Pagi itu di kediaman Vincent, Haechan sudah rapi dengan outfit nya pagi ini.
Kaos Louis Vuitton serta jaket kulit berwarna hitam dengan brand yang sama melekat indah sama pada tubuhnya, celana jeans serta sneakers Nike berwarna putih itu juga terasa pas dengan atasannya pagi ini.Sebagai sentuhan terakhir Haechan memakai kacamata hitam sebelum kemudian Ia meraih tas di atas tempat tidurnya.
Haechan menuruni satu persatu anak tangga dengan wajah angkuh andalannya, wajah yang selalu ia tunjukkan sebelum ia resmi menjadi pasangan dari alpha miskin itu.
" Good morning everyone~" Sapanya ceria sambil menarik salah satu kursi yang akan ia duduki saat ini.
" Morning too, Haechan " – Mark.
" Selamat pagi juga adek " – Ten.
" Selamat pagi juga~" – Hendery.
'' good morning too, bear " – Jhonny.
Balasan yang terdengar hampir bersamaan dari anggota keluarganya itu menghangatkan perasaan Haechan pagi ini.
" Kacamata nya dilepas dulu dek, sarapan doang sok sokan pakai kacamata " Sindiran itu meluncur begitu saja dari mulut si sulung, Haechan yang mendengarnya sontak langsung mendengus kasar, tapi tetap melepaskan kacamata hitam yang ia pakai itu.
Acara sarapan pagi ini di buka dengan khidmat oleh si kepala keluarga.
Selepas sarapan bersama tak ada dari satupun orang yang berada di sana itu beranjak dari posisi masing-masing.'' Haechan "
" Yes, dad" Jawab Haechan, tangannya menuangkan air kedalam gelas kemudian meminumnya hingga tinggal setengah.
" Habis ini kamu di antar jemput sopir " ucap sang ayah yang kini sedang sibuk mengupas apel yang berada di tangannya sebelum kemudian apel itu akan ia potong menjadi beberapa bagian.
" aku berangkatnya sama Mark aja dad, nggak usah repot repot" tolak Haechan halus.
" nggak ada penolakan, hari ini sampai seminggu kedepan kamu bakalan diantar jemput oleh sopir daddy"
Dalam hati Haechan bersorak gembira karena ia tak akan lagi kepanasan dijalanan saat nanti naik motor bersama dengan Mark.
Namun kesenangan itu hanya bertahan beberapa saat, karena tiba tiba sang ayah mengatakan suatu hal yang langsung membuat Haechan menjatuhkan rahangnya seketika.
" daddy sudah hubungi aunty kamu, nanti kamu bakalan tinggal di Mansion mereka untuk seminggu ke depan " begitulah katanya.
" nggak dad!, Haechan nggak mau, mae.. bilangin daddy kalau Haechan nggak mau tinggal di sana" rajuk Haechan kepada Ten.
Namun Ten hanya diam di tempatnya, ia syok mendengar perkataan suaminya barusan, ia tak menyangka bahwa suaminya ini akan menitipkan Haechan ke rumah aunty nya.
Sebenarnya Ten sendiri juga tak mengapa kalau Haechan akan dititipkan di sana, namun mengingat kalau hubungan Haechan dan para sepupunya yang berada disana tak baik, Ten jadi merasa iba.
" memangnya alasan apa yang harus membuat Haechan dititipkan ke rumah aunty, honey?" Tanya Ten hati hati.
Meskipun sebenarnya Ten tak tega dengan putra bungsunya ini, ia harus tau terlebih dahulu apa alasan sampai sampai sang suami mau mengungsikan anaknya ke rumah aunty.
Sementara di samping mereka Mark dan Hendery menyimak tanpa ada niatan untuk menyelak percakapan si bungsu dengan kedua orang tuanya itu.
Hendery masih sibuk memakan buah anggur yang kebetulan terletak dekat dengannya, sementara di sebelahnya, Mark sedang mengetuk ngetuk jarinya diatas meja.
Hendery mengetahuinya namun ia hanya diam, tak mau bertanya karena hal itu sangat tak penting menurutnya." anak kamu semalam menyelinap keluar dijam yang tak seharusnya mereka keluar dari rumah"
" mereka?, maksudmu Hendery juga?" Wajah Ten yang linglung itu terlihat mengemaskan dihadapan Jhonny.
Ia berusaha mati matian menjaga image nya supaya tak terlihat buruk nanti dihadapan anak dan menantunya itu.
" Bukan Hendery, tapi calon menantumu itu" Jhonny menunjuk Mark dengan dagunya.
Mark yang namanya disebut pun hanya bisa pasrah, ia sungguh merasa bersalah kepada keluarga ini karena sudah mengajarkan hal yang tidak baik kepada putra bungsu kesayangannya.
" maafkan aku mae..." ucap Mark pada Ten yang kini melihat ke arahnya dengan pandangan yang masih terkejut.
" itulah sebabnya aku akan mengirimkan Haechan ke rumah aunty nya dan Mark, kau tak ku izinkan untuk bertemu dengan Haechan selama seminggu "
Setelah kalimat itu terucap tiba tiba Haechan langsung keluar dari ruang makan, ia sungguh merasa sangat kesal dengan keluarganya ini.
" jangan di kejar!" Peringat Jhonny pada Mark yang hendak mengejar Haechan itu.
Mark pun kembali mendudukkan tubuhnya ke kursi yang tadi ia tempati.
" maaf, dad"
Flashback off....
" Haechan!!" Omega itu langsung berdecak kepada omega lain yang memanggilnya.
" kau kenapa?, aku memanggilmu dari tadi padahal"
" kenapa?"
" kau tidak pergi ke kantin kantin?, yang lain sudah menunggu kita disana "
" lo duluan aja, gue lagi nggak mood "
" lo yakin?"
" hm"
Sepertinya suasana hati Haechan sedang tidak baik, setidaknya itulah yang dapat di rasakan oleh Renjun sekarang.
Tak ingin mengganggu sahabatnya ini, akhirnya Renjun pun memutuskan untuk pergi ke kantin, menghampiri sahabatnya yang sudah menunggu disana.
Haechan yang baru saja ditinggal oleh sahabatnya itu menghembuskan nafas kasar.
" daddy jahat banget sih sama gue..." Haechan menyembunyikan kepalanya di lipatan tangan, tak menghiraukan suara berisik di sekitarnya.
Pikirannya hanya fokus pada kejadian tadi pagi, Haechan tak menyukainya, ia bahkan rela disuruh berdiri menghadap tembok selama berjam jam daripada harus tinggal di kediaman aunty nya.
Haechan akui aunty nya itu sangat ramah, serta uncle nya juga.
Mereka sangat menyayangi Haechan karena ia adalah omega satu satunya dari semua anak kakek dan neneknya.Tapi masalah utamanya itu adalah anak anak dari aunty nya, atau bisa disebut juga dengan sepupunya.
Haechan tak menyukai semua sepupu sepupunya bukan tanpa sebab, dan Haechan juga sebenarnya enggan tinggal satu atap dengan 90% alpha di dalamny.
Haechan tak menyukainya, tapi daddy nya itu mengapa malah memberikan hukuman yang seperti itu kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Alpha
Teen FictionEntah takdir apa yang sekarang sedang dijalaninya, Haechan merasa Tuhan sedang bermain main dengannya karena ia harus dipasangkan dengan alpha miskin bernama Mark Lee itu. Haechan membencinya tapi takdir menginginkan mereka bersatu. " jadi kaya du...