Takut

155 16 2
                                    

  " kok tumben lo dijemput sama sopir? " tanya Chenle saat ia melihat mobil Alphard terparkir di parkiran fakultas tempat Haechan dan kawan-kawan menimba ilmu.

Di luar mobil itu ada sopir keluarga Vincent yang melambaikan tangannya ke arah Haechan dan teman-temannya, tak menjawab pertanyaan Chenle barusan, Haechan langsung berpamitan untuk pulang terlebih dahulu karena ada urusan.

" Hati-hati di jalan " ucap mereka yang dibalas dengan acungan jempol oleh Haechan.

" nungguin lama pak? " tanya Haechan kepada sang sopir yang sudah membukakan pintu mobil untuk anak majikannya itu.

" nggak terlalu lama sih den" pak Agus mulai menjalankan mobilnya, meninggalkan parkiran tersebut.

Saat mobil Alphard itu melewati teman teman Haechan, pak Agus membunyikan klakson dua kali yang dibalas mereka dengan anggukan kepala.

Selama perjalanan menuju kediaman aunty Haechan, anak itu lebih memilih untuk mendengarkan musik melalui headphone yang terpasang di kedua telinganya.

Tak ada percakapan di dalam mobil tentunya akan membuat perjalanan akan terasa lebih lama, tapi Haechan tak memperdulikan nya, ia lebih menikmati perjalanan yang terasa lebih lama ini.

Jarak antara kampus dan rumah aunty Haechan ini lumayan jauh, yaitu sejam setengah, karena itu Haechan yang sedang tidak mood melakukan aktivitas apapun itu memutuskan untuk memejamkan matanya.

Ia merasa sangat kesal dengan hukuman yang diberikan oleh daddynya ini, padahal Jhonny sangat tau bahwa Haechan sangat tak menyukai rumah aunty nya ini, tapi Jhonny malah mengirimkan dirinya ke rumah itu.

Seperti yang pernah Haechan katakan, rumah itu hampir sepenuhnya berisi kaum alpha, dan Haechan merasa tak nyaman apabila berada di ruangan yang sama dengan para alpha dengan jangka waktu yang lama.

Jangankan lama, berada satu ruangan dengan seorang alpha selain keluarganya dan mate nya saja dapat membuat Haechan tak nyaman.

Seharusnya tadi malam Haechan dan Mark tak melanggar aturan yang dibuat oleh Jhonny, seharusnya malam itu tak ada salah seorang bodyguard keluarga Vincent yang mengetahui kegiatan mereka, mungkin saat ini Haechan masih bersama dengan sang alpha.

" den Haechan, kita sudah sampai " tak ada jawaban dari sang lawan bicara membuat pak Agus melihat kebelakang melalui kaca spion.

Melihat bagaimana mata indah itu terpejam membuat pak Agus segan untuk membangunkan anak majikannya.

Akhirnya ia pun memutuskan untuk membawa masuk mobil Alphard itu, memasuki pekarangan mewah rumah salah satu keluarga Haechan.

Saat mobil Alphard itu berhenti, pak Agus dapat melihat inti keluarga itu menyambut kedatangan mereka dengan senyuman lebar, pertanda bahwa Haechan memang sangat diharapkan kehadirannya di kediaman ini.

" beruntung banget den Haechan " ucap pak Agus sebelum kemudian ia turun untuk menemui keluarga itu.

" Haechan nya mana pak? " tanya seorang pria paru baya yang pak Agus ketahuan bahwa ia adalah sang kepala keluarga.

" mohon maaf tuan, den Haechan nya ketiduran di mobil, saya tidak tega membangunkan soalnya tidurnya nyenyak sekali " jawab pak Agus sambil menundukkan kepalanya.

Robert — alpha kepala keluarga itu menganggukan kepalanya mengerti.

Perjalanan antara kampus Haechan dan rumahnya cukup jauh dan ditambah Haechan baru saja mengikuti pelajaran dari pagi sampai sore hari membuat keluarga itu maklum mengapa Haechan tertidur lelap di dalam mobil itu.

" Yeonjun, kamu gendong Haechan ya, papa nggak bisa " ucap Robert sambil memegang punggungnya, membuat Yeonjun berdecak kesal.

Tanpa disuruh untuk yang kedua kalinya ia langsung menuju mobil Alphard tersebut, setelah pak Agus membukakan pintu, Yeonjun pun segera menggendong Haechan ala bridal style memasuki rumah, diikuti oleh keluarganya yang lain setelah pak Agus berpamitan pergi karena ia harus menjemput tuan besarnya yang lain di salah satu mall.

My Best AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang