Haechan menggulingkan tubuhnya ke sana kemari, ia merasa lelah tapi tubuhnya tidak bisa diajak kompromi.
Seperti ada yang kurang tapi Haechan enggan tuk mengakuinya.
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul tiga pagi, tapi ia tak kunjung menutup matanya.
Sebenarnya ia ingin menghampiri kamar Mommy and Daddy nya tapi mengingat pesta baru selesai jam dua pagi tadi, pasti mereka sedang tertidur pulas.
Dan Haechan akan merasa sangat bersalah jika ia mengganggu orang tuanya sekarang.
Jadi, tanpa banyak kata, ia memutuskan untuk menghampiri kamar sang kakak.
Tok... Tok... Tok...
Tok... Tok... Tok...
Haechan mengetuk pintu secara berulang kali tetap pintu tak kunjung dibuka oleh sang pemilik kamar, jadi tanpa ba bi bu Haechan langsung masuk ke dalam kamar sang kakak.
Saat Haechan masuk, kegelapan menyapa indra penglihatan miliknya.
Haechan menyalakan lampu kamar dan hal pertama yang ia lihat adalah wallpaper dingin kamar sang kakak yang dipenuhi oleh wajah anime favoritnya.
Siapa lagi kalau bukan Naruto Uzumaki.
Haechan melihat Hendery bergerak tak nyaman dalam tidurnya, mata sang kakak mengerjap pelan sebelum kemudian melihat Haechan dengan alis yang menyatu.
" matiin lampunya" ucap Hendery dengan suara serak khas orang bangun tidur.
Haechan tak menjawab, namun ia tetap mematikan lampu dan kemudian berjalan menaiki kasur tempat Hendery tidur.
" bisa diam nggak lo?! " sarkas Hendery karena Haechan terus bergerak dan itu menganggu tidurnya.
" gue nggak bisa tidur " jujur Haechan.
" bilang aja lo nggak bisa tidur karena nggak dikelonin sama mate yang lo bilang miskin itu " sindir Hendery, dan Haechan diam tak membantah ucapan sang kakak.
" beneran nggak bisa tidur karena nggak dikelonin lo? "
" bukan gitu anjir! "
" terus kenapa? "
" nggak tau "
Tanpa banyak kata Hendery langsung membawa Haechan kedalam dekapannya, kemudian ia menyebarkan ferom menenangkan agar Haechan dapat tidur.
Haechan memang merasa tenang, tapi ia masih tak bisa tidur.
Jadi, daripada ia membuat sang kakak semakin sebal dan berakhir menyuruhnya kembali ke kamar, Haechan akhirnya memutuskan untuk berpura-pura tidur sambil mendusalkan kepalanya pada dada bidang Hendery, mencari kenyamanan disana.
05.05 WIB
Haechan mengendarai mobil sport miliknya dengan kecepatan diatas rata rata.
Ia tak perduli nanti orang tuanya akan marah karena ia pergi tanpa berpamitan.
Yang ia butuhkan sekarang hanyalah kenyamanan, dan kenyamanan yang ia butuhkan berada di rumah yang selalu ia sampah.
Sesampainya di pekarangan rumah, Haechan memarkirkan mobilnya asal asalan, dan tanpa menghiraukan Mark yang memandang terkejut ke arahnya, Haechan langsung menerobos masuk ke dalam kamarnya, sebelum itu ia sempat membanting pintu dan itu sukses membuat Mark terkejut.
Sementara itu, Mark masih berdiri mematung di depan teras rumahnya.
Ia tadi sempat melihat Haechan memarkirkan asal mobilnya sampai mobil itu menabrak dinding pembatas rumah.
Mark sebenarnya ingin menanyakan apa yang terjadi kepada Haechan, tapi melihat mata Haechan yang terdapat lingkaran hitam yang cukup jelas dan wajah lelahnya, akhirnya Mark pun mengurungkan niatnya untuk bertanya.
Haechan menghirup dalam dalam aroma musk bercampur mint segar yang sayup sayup ia rasakan.
Haechan enggan mengakuinya, tetapi aroma ferom dari sang alpha lah yang selama ini mampu membuatnya tidur nyenyak tanpa harus terjaga pada malam hari.
Mark masuk kedalam kamar yang ditempati Haechan untuk yang pertama kalinya.
Sebelum sebelumnya ia bahkan tak berani untuk melirik kamar sang mate, ia takut Haechan akan semakin marah kepadanya.
Mark hanya berdiri memperhatikan bagaimana wajah Haechan yang tidur dengan sangat damai, ia berfikir, mungkin jika nanti ada gempa Haechan akan tetap nyaman tidur pada tempatnya.
Mark memejamkan mata, menghirup dalam dalam aroma ferom sang omega yang kelewat manis itu.
Aroma peach yang segar bercampur dengan harum bunga mawar dari tubuh Haechan sebenarnya cukup menguji kesabarannya, tapi Mark harus bisa menahan, karena jika tidak ia takut Haechan akan meninggalkan dirinya.
Lama termenung di kamar sang pujaan hati, akhirnya Mark memutuskan untuk menyebarkan ferom miliknya supaya Haechan tertidur semakin lelap.
Mark akui ia sangat suka ketika memandang Haechan tertidur pulas seperti ini daripada ia mendengar cacian yang selalu ia dapatkan dari sang omega setiap harinya.
" I always love you Haechan " gumam Mark di tengah tengah kesibukannya memandang Haechan yang tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Best Alpha
Fiksi RemajaEntah takdir apa yang sekarang sedang dijalaninya, Haechan merasa Tuhan sedang bermain main dengannya karena ia harus dipasangkan dengan alpha miskin bernama Mark Lee itu. Haechan membencinya tapi takdir menginginkan mereka bersatu. " jadi kaya du...