miss you and miss you

137 16 0
                                    

    Pria berkepala empat itu sangat fokus melihat isi tablet yang sedang menampilkan berita dalam genggamannya itu.

Mata tajamnya begitu fokus membaca sampai tak menyadari bahwa pria cantik yang menjadi pasangannya itu sudah menghela nafas panjang sejak tadi.

Akhirnya karena sudah lelah menunggu ia pun dengan perasaan kesal langsung menarik tablet sang suami.

Sempat terkejut dan hampir marah jika kedua bola mata tajam itu tak segera menyadari siapa yang kini sedang duduk di hadapannya.

" Mau marah? " Tanyanya sarkas dan langsung dibalas gelengan kepala dari yang lebih tua.

" Aku kangen Haechan " Ucapnya kemudian setelah lama terdiam.

Johnny yang duduk dihadapannya ini hanya tersenyum maklum.
Ia sudah menduga Ten akan mengatakan hal tersebut, tapi kali ini ia tak akan tergoda dengan rayuan omeganya ini.

" Tinggal tiga hari lagi, bersabarlah sayang " Johnny beralih duduk disamping Ten yang kini memasang wajah cemberut.

" Tiga hari itu lama! "

" Sebentar jika kau tak terlalu memikirkan nya" Dengusan kasar langsung terdengar setelah Jhonny mengatakan itu.

" Jhon! " Panggil Ten lagi saat Jhonny kembali ingin membaca berita pada tabletnya.

" Ada apa sayang? " Jhonny kembali meletakkan tablet tersebut diatas meja.

Ia kini menyadari bahwa perasaan sang omega sedang sangat sensitif saat ini, jadi ia pun memilih mematikan tablet nya daripada nanti kenak amuk.

" Aku tidak bisa berhenti memikirkan baby bear kita, perasaan ku tidak enak dari kemarin "

Tanpa perlu dijelaskan pun Jhonny juga menyadari akan perasaan Ten karena jiwa mereka yang terhubung, namun entah mengapa mendengarnya langsung dari mulut Ten malah membuatnya ikut merasa gelisah juga.

Jhonny berusaha menepis perasaan itu jauh jauh, ia yakin putra bungsu kesayangannya itu akan baik baik saja disana.

" Kau mau belanja, aku tadi sempat membaca kalau brand favorite mu mengeluarkan tas baru.

" Tas yang ku pesan bulan lalu saja belum datang tapi kau sudah menawarkan barang baru"

" Jadi kau akan menolaknya? "

" Pertanyaan bodoh macam apa itu?!, tentu saja aku mau! " Jawab Ten cepat.
Jhonny sampai tertawa di buatnya.

" Aku keatas dulu, mau siap siap'' slepas kepergian Ten Jhonny langsung menghembuskan nafasnya lega.

Ia kemudian kembali fokus pada tablet, membaca dengan detail berita yang menjadi trending topic pagi menjelang siang ini, berita sang sahabat yang entah mengapa terdengar menarik di telinganya.

Sementara itu disisi lain, Haechan kini sedang berkutat dengan buku dihadapannya.

Saat ini ia sedang mengerjakan tugas kuliahnya karena ia bosan tak melakukan apapun sejak tadi.

Sebenarnya Haechan sangat ingin keluar bersama dengan teman temannya tapi tiga alpha itu melarangnya dan menyuruh dirinya hanya berdiam diri di rumah saja, padahal mereka juga keluar rumah.

Meskipun ia sangat kesal, ia tetap bersyukur karena untuk sementara waktu tiga alpha gila itu tak akan mengganggunya.

Selepas mengerjakan tugas, Haechan memutuskan untuk pergi ke taman belakang rumah ini.

Tempat tinggal kediaman uncle dan aunty nya ini bukan berupa Mansion mewah seperti kediamannya atau punya keluarganya yang lain.

Tempat tinggal uncle dan aunty nya ini berupa bangunan tingkat dua yang cukup besar, meskipun bukan Mansion mewah tapi rumah mewah ini mampu menampung seluruh keluarga Vincent kalau sedang ada pertemuan rutinan keluarga besar.

Rumah kediaman uncle nya — Robert De Vincent ini memang sengaja tak dibuat seperti Mansion, alasannya sederhana, karena istri tercintanya itu tak ingin memiliki Mansion mewah yang akan terasa sepi nantinya.

Meskipun begitu, rumah tingkat dua ini terasa sangat hangat dari luar maupun dalamnya.
Persis seperti apa yang aunty nya itu inginkan.

Langkah kaki Haechan membawanya berhenti di dekat kolam ikan koleksi uncle nya.

Haechan memperhatikan setiap gerak gerik ikan didalam kolam tersebut.
Meskipun matanya fokus menatap isi kolam, pikiran kini sedang tak berasa di sana.

Entah mengapa saat ini  Haechan malah memikirkan Mark, si alpha miskin itu.

Otaknya dengan lancang mulai mengingat hal hal sederhana yang selalu ia lakukan dengan alpha yang engan ia akui keberadaan nya itu.

Mulai dari Mark yang mengantarkan dirinya ke kampus, menikmati makanan dipinggir jalan, masak bersama, mencuci baju sampai membersihkan rumah bersama.

Haechan engan mengakui perasaan yang kini sangat paling mendominasi isi hatinya itu.

Tapi entah mengapa saat sekelebat bayangan dimana ia dan Mark sedang berlari lari di ladang ilalang itu mampu membuat setitik cairan bening menetes di sudut bibirnya.

" Sial, gue kangen lo kocak! " Haechan terkekeh diakhir kalimatnya.

Haechan menghapus kasar air matanya kemudian langsung pergi dari tempat itu.

Dan tanpa Haechan sadari dilain tempat, Mark memejamkan matanya sambil menyandarkan kepalanya pada tembok kamar, menghirup dalam dalam aroma ferom yang samar samar masuk ke indra Penciuman nya itu.

" Miss you so bad omega... " Lirih Mark tanpa membuka matanya, ia takut air matanya akan jatuh saat ia membuka matanya nanti.

Mark masih bertahan di posisinya, masih enggan beranjak dari posisi itu sampai hampir dua jam lamanya.

Ia masih enggan meninggalkan kamar yang dapat memberikan sejuta ketenangan untuknya itu.

" Miss you so bad omega.... " Lirihnya sekali lagi sambil memandang figura yang menampilkan foto pemuda manis di dalamnya.


My Best AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang