Bad Day

167 19 0
                                    

  Haechan memperhatikan penampilannya didepan cermin meja riasnya.

Memutar tubuh indahnya ke kanan dan ke kiri hanya untuk memastikan bahwa penampilannya ini sudah perfect.

Sentuhan terakhir yang ia lakukan adalah memoles bibirnya dengan lipbalm dan kemudian memakai kacamata.

Setelah dirasa cukup, Haechan pun keluar dari kamarnya.

" Haechan, sarapan dulu " seru Mark saat ia melihat Haechan sedang memakai sepatu di ruang tamu.

Tanpa menghiraukan ucapan Mark Haechan langsung pergi.

Ia mana sudi makan satu meja dengan orang yang menjijikkan seperti Mark itu.

Sementara di tempatnya mark hanya bisa menghela nafas sabar, sudah biasa hal ini terjadi pada dirinya, namun tentunya masih menyisakan sedikit rasa sakit hati karena secara tidak langsung ia ditolak oleh mate nya.

Akhirnya, tanpa memperdulikan makanan yang belum tersentuh di atas meja, Mark memutuskan untuk langsung berangkat ke tempat kerja.

Haechan mengangkat dagunya tinggi tinggi saat ia turun dari mobil yang dikendarai oleh Renjun, sahabat sehidup sematinya.

Saat ia dan Renjun turun dari mobil Ferrari keluaran terbaru itu, mereka berdua langsung mendapatkan serangan pujian dari para mahasiswa mahasiswi yang kebetulan ada di sana, apalagi saat kedua mobil lainnya berhenti tepat disamping mobil Renjun, jeritan itu semakin menjadi jadi.

" gila mereka cakep bener anjir"

" grub mereka isinya visual semua anjir "

" mereka udah ada mate belum sih, kalau belum mau deh jadi mate mereka "

" gue tebak ntar mate mereka pasti dari kalangan atas semua "

"Iya, secara kan keluarga mereka profilnya di atas semua"

" Haechan imut banget anjir"

"Renjun udah ada mate belum ya?''

" kayaknya yang bakal jadi mate mereka beruntung banget sih "

" iyalah, siapa coba orang yang nggak seneng kalau dapat mate kayak mereka "

Dan masih banyak lagi berbagai pujian yang mereka dapatkan sepanjang mereka melewati koridor kelas.

Sesampainya di dalam kelas mereka pun pergi ke tempat yang sudah disediakan untuk mereka, mengingat orang tua mereka adalah donatur terbesar di Universitas ini, mau tak mau mereka pun mendapatkan perlakuan khusus.

Sebenarnya sih tak adil, tapi mau bagaimana lagi hukum alam siapa yang bisa merubah.

Semakin kaya semakin tinggi jabatan, semakin miskin semakin rendah jabatan.

Tak selang lama kemudian jam pelajaran dimulai jadi mereka pun mulai fokus untuk menyimak penjelasan dari dosen.

Ditengah tengah pelajaran Haechan merasakan perutnya mulai sakit, setelah lama berfikir ia baru teringat kalau ia belum sarapan tadi pagi.

Perut Haechan yang memang sangat sensitif apabila belum kemasukan apapun membuat anak itu terus menunduk sambil memegangi perutnya.

Seorang pemuda yang kebetulan duduk disebelah Haechan menyadari gelagat tak enak yang ditunjukkan oleh Haechan pun akhirnya menyerahkan sebungkus roti dan air mineral di atas mejanya.

Haechan melihat kearah pemuda itu dengan raut wajah bingung tapi melihat gestur pemuda itu yang menyuruh Haechan untuk memakan roti tersebut akhirnya membuat Haechan mau tak mau pun memakannya dalam keheningan, takut takut nanti dosen yang berada di depannya itu memarahinya.

My Best AlphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang