Mohon sebelum baca ada baiknya untuk memberi vote, like, komen, dan follow author nya agar lebih bersemangat lagi untuk menulisnya❤️❤️
Kritik, saran, apa pun itu, author terima kok dengan senang hati, karena keinginan readers, keinginan author juga❤️❤️"Nah, nak. Ayo silakan kamu pesan makanan yang ingin kamu makan, nak." Suruh ayah, menyerahkan daftar menu yang diberikan oleh pelayan restoran kepada Aluna. Aluna mengangguk, menerima daftar menu yang ada di tangan ayahnya itu, lantas mencari makanan yang hendak ia makan.
"Ayah! Aluna ingin makan ini, Ayah. Apa boleh?" pinta Aluna menunjuk makanan yang cukup sederhana itu, menatap ayahnya ragu. Ayah yang melihat pesanan putrinya itu, seketika terlihat sedih. "Kenapa kamu memesan pesanan itu, Luna? Itu hanya ayam goreng biasa yang dicampur saos balado saja, Aluna. Makanan itu bisa kamu makan saat di rumah, Aluna." Keluh ayah sedih, menyentuh lembut tangan Aluna. Merasa bersalah.
"Umm, menurut Aluna ini sudah cukup kok, Ayah. Soalnya kelihatan dari menunya, semua makanan di sini sangat mahal. Aluna takut uang yang Ayah kumpulkan terbuang percuma, hanya karena membelikan Aluna makanan mahal." Kata Aluna tak masalah, tersenyum manis. Ayah menatap Aluna dengan tatapan terharu juga sedih, merasa sangat menyesal dan bersalah terhadap Aluna. Bahkan bukan hanya ayah saja yang merasa tersentuh mendengar perkataan dari Aluna itu, tapi juga pelayan restoran yang juga ikutan tersentuh dan menatap iba ke arah Aluna. Bersimpati.
"Tidak boleh! Kamu harus makan makanan yang lebih baik daripada ini." Tukas ayah menolak, merasa tak rela Aluna hanya memesan makanan yang paling murah di antara makanan yang lainnya itu. Aluna yang kebingungan kenapa dia dilarang makan makanan yang baru saja dia tunjuk itu, padahal itu menu yang paling murah di antara menu yang lainnya itu, menelengkan kepalanya, bingung. Dan apa maksudnya dia harus makan yang lebih baik daripada ayam goreng saos balado?
"Eh, Ayah. I, ini maksudnya apa?" tanya Aluna bingung, menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ayah menghembuskan nafas, lantas menepuk-nepuk pelan punggung tangan putrinya, tersenyum sebagai jawabannya.
"Mas!" panggil ayah mengibas-ngibaskan tangannya, menyuruh pelayan restoran itu untuk sedikit lebih mendekat kepadanya. Aluna hanya menelengkan sedikit kepalanya, merasa bingung dan penasaran dengan apa yang dibicarakan ayahnya pada sang pelayan.
"Tolong siapkan dua porsi steak terbaik di restoran ini, dan ayam saos balado tanpa nasi satu porsi. Untuk minumnya, tolong segelas kopi hitam panas, dan segelas jus buah mix dingin. Dan untuk makanan pencuci mulutnya, tolong siapkan pie apel, dan choco lava yang masing-masing satu porsi." Bisik ayah memesan pesanannya, dengan suara yang amat sangat pelan.
"Baiklah, kalau begitu, silakan ditunggu selama lebih kurang tiga puluh menit, Tuan!" pelayan restoran itu mengangguk, seluruh pesanannya juga sudah tercatat semua. Lantas ia berpamitan kepada Aluna dan ayah, untuk berlalu. Setelah menerima persetujuan dari Aluna dan ayah, pelayan restoran itu berlalu dari hadapan mereka. Aluna yang kepo dengan yang dipesan ayahnya itu, meremas jemarinya resah.
"Tenanglah, nak. Makanan yang Ayah pesan tidak akan membuatmu kecewa kok, dan Ayah juga sudah memesan ayam saos balado yang ingin kamu makan itu, kok." Ayah yang peka dengan gelagat aneh Aluna itu, menjelaskan untuk membuat anaknya tenang. Aluna menghela nafas lega, lantas bertanya bingung kepada ayahnya. "Bukankah tadi Ayah bilang, kalau Aluna tak boleh makan ayam balado? Tapi kenapa Ayah memesannya juga?" tanya Aluna tak mengerti.
"Kamu salah paham, Aluna. Maksud Ayah bukan tidak memperbolehkan kamu memesan makanan itu, tetapi Ayah ingin kamu membeli makanan yang lebih mahal dan lebih baik daripada ayam saos balado itu." Jelas ayah, menjawab. Aluna mengangguk mengerti, lantas berterima kasih dengan wajah senang kepada ayahnya itu.
"Dan, sebelum itu, Ayah ingin meluruskan kesalah pahaman di antara kita, Aluna." Aluna terdiam, hendak menyimak apa yang ingin disampaikan ayahnya itu. Ayah menghirup nafas panjang, lalu menghembuskan nafasnya pelan, hendak melanjutkan perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Si Gadis Figuran
Random⚠️REVISI ULANG⚠️ ⚠️Sebelum baca tolong follow, vote, komen nya⚠️ Aluna si gadis figuran di dunia sosialnya sejak lama hanya karena harus mengalah untuk menjadi bayangan sang adik kembarnya yang lebih menonjol dan memikat itu, terpaksa menerima hinaa...