Mohon sebelum baca ada baiknya untuk memberi vote, like, komen, dan follow author nya agar lebih bersemangat lagi untuk menulisnya❤️❤️
Kritik, saran, apa pun itu, author terima kok dengan senang hati, karena keinginan readers, keinginan author juga❤️❤️"Shtt!!" Aluna menaikkan sebelah alis matanya, menatap bingung ke arah teman-teman satu kelasnya.
Aluna berjalan dengan pikiran yang penuh pertanyaan di kepalanya itu. Melewati banyaknya sepasang mata yang meliriknya diam-diam, seolah dia tengah melakukan kejahatan besar hingga harus menjadi pusat perhatian.
Ada apa dengan mereka? Kenapa mereka semua pada aneh ketika melihatku? Batin Aluna terdiam dalam. Seluruh pertanyaan dan pemikiran negatif terus saja berseliweran menghantui isi kepalanya itu.
Aluna yang merasa risih dengan tatapan dan sikap aneh temannya itu, memilih untuk memutar musik dari ponselnya dan menggunakan earphone di telinganya. Ia sengaja menaikkan volume musiknya hingga yang paling tinggi, dan demi mengalihkan tatapan aneh para temannya itu, dia membuka novel online yang ceritanya sangat ia sukai.
"Lun," panggil Lira, menepuk pelan bahu Aluna. Aluna yang kaget tiba-tiba ditepuk bahunya itu, segera mendongak, dan melepaskan sebelah earphone yang menggantung di telinganya itu. Menatap bingung.
"Lo dicari Rafgan tuh di depan kelas," kata Lira lagi, mengode ke arah pintu kelas yang di sana berdiri sosok Rafgan yang tengah menunggu Aluna dengan wajah yang susah di deskripsikan. Aluna hanya mengangguk saja, berjalan melewati sepasang mata yang tengah menatapnya dengan tatapan yang tak mengenakkan.
"Rafgan? Ngapain kamu ke sini?" tanya Aluna setelah dia sudah berada tepat di hadapan Rafgan. Rafgan hanya diam, lantas menarik tangan Aluna, hendak membawa Aluna pergi dari kelas itu tanpa kejelasan.
Aluna yang tak suka dengan cara Rafgan yang tiba-tiba membawanya itu, segera menghentakkan tangannya. Berusaha melepaskan tangannya dari tangan Rafgan yang menggenggamnya dengan erat.
"Kamu kenapa Rafgan? Ini tak seperti dirimu," Aluna bertanya, menatap bingung bercampur cemas karena melihat wajah panik Rafgan yang tertempel plester itu. Rafgan berhenti, melepaskan genggaman tangannya dari Aluna. Lantas beralih memegang bahu Aluna dengan erat, menjawab. "Ini demi lo juga gue gini, Lun." Rafgan menatap lekat bola mata bening milik Aluna, merasa panik.
"Tapi aku butuh penjelasan, Rafgan! Dan itu, kenapa hidung dan pipi kamu diplester begitu?" tanya Aluna berseru marah, lantas menyentuh pelan pipi Rafgan yang terplester itu. Menatap cemas ke wajah panik Rafgan setelah amarahnya mereda.
"Ini bukan apa-apa, Aluna. Lo harus ikut gua bentar," Rafgan masih tetap kekeuh untuk membawa Aluna pergi bersamanya, tanpa menjawab pertanyaan dari Aluna tadi. Kembali menarik tangan Aluna. Aluna mengerutkan keningnya, kembali kesal karena pemuda satu ini tetap saja keras kepala.
"Kamu kalau terus seperti ini, aku tak mau ikut denganmu!" Aluna menghempaskan tangan Rafgan dari tangannya. Rafgan menghembuskan nafas berat, lantas kembali menatap serius Aluna.
"Lo nggak bisa gini, Aluna. Ini demi lo juga, Luna." Kata Rafgan tetap membuat Aluna bingung, seolah dia ingin gadis itu menyusun teka-teki.
"Hei, Aluna." Aluna dan Rafgan sontak menoleh ke arah sumber suara, mendapati pemuda yang tengah menatap tajam ke arah mereka dengan wajah yang penuh lebam dan plester. Yang tak lain adalah Zicon.
"Zicon? Kenapa kamu di sini?" tanya Aluna bingung, menatap Zicon yang sudah berada di hadapan dia dan Rafgan. Zicon menyunggingkan bibirnya miring, menatap Aluna dengan tatapan yang tak dapat dimengerti.
"Lu penasaran kenapa gua ada di sini?" tanya Zicon menyentuh dagu Aluna, tersenyum smirk. Rafgan yang melihat itu pun, menggertakkan giginya. Lantas ia dengan cepat mencengkram tangan Zicon yang tengah berada di dagu Aluna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Si Gadis Figuran
De Todo⚠️REVISI ULANG⚠️ ⚠️Sebelum baca tolong follow, vote, komen nya⚠️ Aluna si gadis figuran di dunia sosialnya sejak lama hanya karena harus mengalah untuk menjadi bayangan sang adik kembarnya yang lebih menonjol dan memikat itu, terpaksa menerima hinaa...