Mohon sebelum baca ada baiknya untuk memberi vote, like, komen, dan follow author nya agar lebih bersemangat lagi untuk menulisnya❤️❤️
Kritik, saran, apa pun itu, author terima kok dengan senang hati, karena keinginan readers, keinginan author juga❤️❤️"Tolong jangan lakuin ini, Zicon. Aku mohon padamu, aku akan menuruti semua keinginanmu, Zicon. Tapi tolong jangan libatkan Rafgan, kumohon..." Aluna memohon dengan suara lemah. Ia sudah lelah meminta Zicon untuk tidak melibatkan Rafgan dalam urusannya dan Zicon yang tengah sibuk memainkan ponsel miliknya itu. Zicon menyeringai, "tapi sayangnya gua gak bisa nuruti apa kata lo lagi, Aluna. Dan udah terlambat untuk lo memohon sekarang, karena sepertinya tuh bocah bakal datang ke sini." Bisik Zicon, membelai pelan pipi Aluna yang penuh luka itu. Tersenyum menyeramkan bak psikopat.
"Oh ya, bagusnya gua nyambut dia dengan cara apa ya? Apa gua harus nyambut dia dengan menjadikan lo sebagai bahan sandera buat dia?" Aluna merinding mendengar pemikiran jahat Zicon itu, tak percaya kalau pemuda itu orang yang sama dengan orang yang dikenalnya dulu selama hampir dua tahun itu.
Aluna masih tak dapat percaya bahwa sosok lelaki muda di depannya ini adalah Zicon yang ia kenal. Karena sejatinya Zicon yang ia kenal tak pernah seperti ini. Bahkan pemuda itu selalu mendapat predikat siswa teladan selama setahun lebih, dan dia selalu menjadi panutan contoh baik untuk banyak orang. Dari sikapnya yang ramah namun tegas, disiplin, berdedikasi, penyayang, seolah bagaikan malaikat yang turun ke bumi. Seperti itulah orang-orang menilainya hingga saat ini. Namun, apa ini? Orang yang membuat Aluna dulunya tergila-gila dan ingin bergantung itu, sekarang sudah tak ada. Dan hanya menyisakan sosok iblis yang terobsesi padanya.
"Tolong jangan apa-apa kan Rafgan, aku akan menuruti dan mendengarkan apa pun permintaanmu. Aku mohon jangan libatkan Rafgan..." mohon Aluna untuk yang terakhir kalinya. Berharap Zicon mau mendengarkannya. Zicon tersenyum miring, menyentuh bibir kecil Aluna, menekannya pelan.
"Lo serius bakal nurutin apa aja yang gua minta?" Aluna mengangguk sedikit, bahkan anggukannya seolah tak menyiratkan sebagai anggukan. Zicon kembali berbisik, "kalau gitu gua mau tubuh lo, Aluna." Zicon berbisik di telinga Aluna, menjawab.
Deg!
Aluna seketika membeku, tak dapat berpikir dan bereaksi seperti apa saat mendengar jawaban gila dan tak masuk akal dari Zicon itu.
"A-aku, aku tidak bisa, Zicon." Aluna takut-takut menolak permintaan gila Zicon. Zicon berdecih pelan, lalu membalas. "Kalau begitu, gua gak akan membiarkan bocah itu untuk ngerebut lo dari gua. Dan gua juga gak tau apa yang bakal gua lakuin ke tuh bocah." Zicon memainkan rambut Aluna, bersikap sok manja. Aluna merinding, ingin rasanya ia memukul Zicon dan pergi menjauh dari pemuda itu sekarang juga. Namun ia tak bisa, karena tubuhnya yang terikat.
"Ah, sepertinya tuh cowok bakal nyampe ke sini sebentar lagi." Zicon menyandarkan kepalanya di bahu Aluna. Aluna diam, menunduk. Berharap bahwa Rafgan tidak benar-benar datang menemuinya. Namun di sisi lain, dia ingin sekali ada yang menolongnya dari iblis gila ini.
Aku harap kamu tidak datang Rafgan, tidak seperti yang dikatakan Zicon... Batin Aluna berharap agar Rafgan tak menemuinya seperti yang dikatan Zicon.
***
Dan benar saja, seperti yang dikatakan oleh Zicon, Rafgan ternyata benar-benar datang menemuinya. Aluna yang sudah berharap agar Rafgan tak menjumpainya, terhenyak saat melihat pemuda blasteran itu yang tengah berlari masuk ke dalam gudang tempat ia disekap.
"Hahaha! Akhirnya lo datang juga seperti yang gua perkirakan," sambut Zicon tertawa nyaring, memenuhi satu ruangan dengan suara tawanya. Rafgan terkejut saat mengetahui kalau yang mengancamnya lewat ponsel Aluna bukan Alana dan gengnya, tapi Zicon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Si Gadis Figuran
Random⚠️REVISI ULANG⚠️ ⚠️Sebelum baca tolong follow, vote, komen nya⚠️ Aluna si gadis figuran di dunia sosialnya sejak lama hanya karena harus mengalah untuk menjadi bayangan sang adik kembarnya yang lebih menonjol dan memikat itu, terpaksa menerima hinaa...