Mohon sebelum baca ada baiknya untuk memberi vote, like, komen, dan follow author nya agar lebih bersemangat lagi untuk menulisnya❤️❤️
Kritik, saran, apa pun itu, author terima kok dengan senang hati, karena keinginan readers, keinginan author juga❤️❤️"Wajah kamu kenapa, nak? Kamu habis berantem dengan temanmu? Atau ada yang buat kamu sedih?" tanya ayah yang tengah menyetir itu kepada putri sulungnya itu. Aluna menggeleng, "bukan apa-apa, Ayah. Ayah tak perlu khawatir," jawab Aluna sekenanya, lantas mencoba untuk tersenyum lebar ke arah ayahnya itu. Berpura-pura tak apa, padahal terpaksa.
"Kamu kalau tidak ingin menceritakannya, tidak apa. Kamu boleh menyimpannya, tapi jangan berbohong dan berpura-pura kuat." Kata ayah yang peka kalau anaknya itu tengah membohonginya dengan senyuman palsu. Aluna terdiam, menunduk merasa bersalah.
"Kamu itu manusia, nak. Kamu boleh nangis, capek, sedih, dan kamu juga perlu tempat cerita karena kamu itu manusia. Manusia mana yang kuat menahan beban sendiri, kalau ujungnya dia sendiri yang bakal sakit atau stres?" lanjut ayah menasehati, lantas bertanya lembut ke arah anaknya itu. Aluna hanya diam, tak dapat menjawab pertanyaan ayahnya yang menohok relung hatinya itu.
"Hm, sudahlah. Jangan dipikirkan perkataan Ayah tadi," ayah mengelus kepala anaknya itu, tetap fokus ke jalanan yang cukup macet karena banyak para siswa, mahasiswa, dan pekerja yang baru pulang.
Ayah yang terus menyetir dengan gesit di antara banyaknya kendaraan yang padat di jalanan kota Jakarta itu, menyalip dengan lihai. Hingga tak terasa mobil yang membawa ayah dan anak itu, sampai di depan gerbang putih besar dan tinggi. Memasuki halaman rumah.
"Oh iya, Ayah. Alana kok tak ikut kita pulang?" tanya Aluna teringat adik kembarnya itu, menatap bingung ke arah sang ayah. Ayah hanya bisa menghela nafas panjang, menjawab. "Adikmu itu sangat sulit untuk diatur, Luna. Dia tadi mengirimi Ayah pesan kalau dia hendak pergi ke mall bersama teman-temannya, padahal Ayah sudah melarangnya untuk pergi." Kata ayah menjelaskan dengan mengusap rambutnya, merasa pusing.
"Hmm..." Aluna tak tahu ingin bicara apa atau menghibur ayahnya yang tengah pusing itu, karena ia sendiri tak tahu caranya menghibur. Ayah yang menyadari anaknya yang tengah bingung hendak bicara atau bagaimana menghiburnya itu, tersenyum tipis. Lantas ia menepuk pelan kepala anak sulungnya itu, berkata tak apa kepada Aluna.
"Kamu sudah pulang, sayang?" bunda menyapa, lantas menawarkan untuk membawa tas kerja milik ayah itu. Saat dia menyadari keberadaan Aluna di belakang suaminya itu, ia melirik datar ke arah Aluna. Aluna yang masih memiliki trauma mendalam akibat penyiksaan sang ibunda itu, bersembunyi ketakutan di balik punggung kokoh ayahnya yang lebar.
"Sudahlah, biar aku saja yang membawa ini ke kamar. Kamu tolong siapkan saja makan malam untuk kita," tolak ayah melambaikan tangan tak peduli. Lantas ia mengajak putri sulungnya untuk masuk, dan meninggalkan sang istri di ruang tamu sambil berdiri menunduk.
Sejak kejadian yang membuat suaminya kecewa, bunda terus saja diabaikan dan selalu saja mendapat perlakuan dingin juga sinis oleh sang suami. Padahal menurutnya dia sudah meminta maaf dengan tulus kepada suaminya itu, dan dia merasa kalau perlakuannya terhadap Aluna masih biasa aja sebagaimana seorang ibu yang mendisiplinkan anaknya. Tapi suaminya tetap saja bergeming dan selalu dingin padanya, walaupun tidak terlalu bersikap dingin terhadap putri keduanya itu.
"Hufftt..." Aluna menghembuskan nafas kasar, merebahkan tubuhnya ke tempat tidur luas dan empuk miliknya itu. Tanpa membersihkan diri atau melepas seragam sekolahnya itu terlebih dahulu.
Aluna menatap langit-langit kamarnya, merenung. Menerawang jauh ke masa-masa di mana dia dan Zicon masih bersama dengan damai tanpa adanya perkelahian, walaupun dia masih bermain dengan Rafgan. Tapi entah kenapa sekarang Zicon malah marah padanya hingga main tangan yang biasanya tak pernah ia lakukan kepadanya.
"Zicon, kamu kenapa suka denganku?" tanya Aluna menatap pacarnya itu. Penasaran. Zicon terlihat berpikir, "hmm..., aku tidak tahu juga. Aku juga bingung kenapa aku menyukaimu, tapi yang aku tahu, aku sangat mencintaimu." Balas Zicon tersenyum lebar, mengelus lembut pipi Aluna.
"Hmm, tapi Zicon. Kalo misalnya aku membuat kesalahan seperti aku yang tidak mengabari kamu, atau jalan dengan lelaki lain karena ada perlu, kamu marah tidak?" tanya Aluna lagi, masih penasaran akan satu hal.
Zicon tersenyum tipis, menatap wajah Aluna yang teduh. Lantas ia beralih menatap langit biru yang cerah, menjawab. "Kalau kamu memang membuat kesalahan yang mungkin masih bisa ku dengar alasannya tanpa adanya kebohongan, aku bisa maklumi. Tapi kalau kamu sampai selingkuh di belakangku, atau berkencan dengan cowok lain selain aku, aku tak akan mentolerirnya." Jelas Zicon masih tetap menatap langit biru yang cerah sempurna itu.
"Dan kamu harus berjanji satu hal, kamu gak boleh selingkuh di belakangku, apalagi kalau aku tahu kamu selingkuhnya dengan temanmu si Rafgan itu." Zicon memperingati, memberikan jari kelingkingnya kepada Aluna. Minta berjanji. Aluna mengangguk mantap, lantas menautkan jari kelingkingnya dengan jari Zicon.
"Zicon juga ya, jangan kecewakan Luna." Ucap Aluna tersenyum cerah, masih menautkan kelingkingnya dengan kelingking pacarnya itu. Zicon mengangguk, lantas menggerakkan kelingkingnya, balas tersenyum.
"Hiks..." Aluna membuka matanya, ternyata ia tengah bermimpi masa lalu bersama Zicon. Aluna tak sadar, ternyata sejak tadi air matanya terus mengalir hingga membasahi bantal dan seragamnya. Ia tak sadar kalau ia ketiduran saat melamun dan merenungi kesalahannya itu.
Aluna yang masih memakai seragamnya dengan lengkap itu, mengucek matanya yang terasa bengkak dan perih akibat terlalu lama menangis dalam tidurnya. Ia melihat jam yang ada di ponselnya itu, dan seketika terlonjak kaget saat melihat waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam lewat. Ia dengan kalang kabut berlari ke sana kemari, lantas langsung masuk ke kamar mandi. Membersihkan dirinya yang sudah lusuh dan berantakan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Si Gadis Figuran
Random⚠️REVISI ULANG⚠️ ⚠️Sebelum baca tolong follow, vote, komen nya⚠️ Aluna si gadis figuran di dunia sosialnya sejak lama hanya karena harus mengalah untuk menjadi bayangan sang adik kembarnya yang lebih menonjol dan memikat itu, terpaksa menerima hinaa...