Tembok Penghalang

153 6 0
                                    

Matahari kini mulai meredupkan cahayanya dan perlahan mulai tenggelam. Menandakan bahwa senja telah datang menyapa Asya dan Alex yang masih sibuk merancang project yang akan mereka jalankan berdua.

"Eh, jam berapa ini?" Tanya Asya yang mulai tersadar bahwa hari mulai sore

Alex melihat lock screen handphonenya "udah 17.36 Sya.." jawab Alex

"Duh, aku harus buru-buru pulang, Kak. Jangan sampe Ayah pulang ke rumah lebih dulu dari aku" ujar Asya

"Loh, emangnya kenapa?"

"Auto kena undang-undang, Kak. Apalagi kalo Ayah tau hari ini aku gak ada kegiatan ekskul"

"Oh iya, lupa kamu kamu pewaris tunggal Syafira Academy, gak boleh sampe lecet" ledek Alex

"Kayak sendirinya bukan pewaris tunggal aja" balas Asya

"Kita cocok berarti" ucap Alex tiba-tiba

Asya tercengang "Gimana?"

"E-eh.. eum, cocok jadi partner bisnis maksudnya hehe" jawab Alex salah tingkah

 eum, cocok jadi partner bisnis maksudnya hehe" jawab Alex salah tingkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"By the way, mau aku anter pulang, Sya?" Tanya Alex

"Eum, gak usah deh, Kak. Aku bareng sopir aja. Lagian takut Kak Alex mau langsung istirahat juga di rumah, nanti malah repot kalo harus nganterin aku dulu"

"Gak masalah, Sya. Lagian aku juga udah seminggu gak pulang ke rumah" ucap Alex

"Loh, kok gitu? Terus kakak tinggal di mana?"

"Ya gitulah, Sya.. Aku nginep di rumah Wisnu seminggu ini. Emangnya Ruby gak pernah cerita ke kamu?"

"R-Ruby? Emang ada hubungan apa kakak sama Ruby?"

Alex membulatkan matanya "Mampus, gue keceplosan! Duhh, Lex.. bisa-bisanya lo nyeplosin sesuatu yang harusnya gak ada yang tau" batin Alex

Asya keheranan mengapa Alex mendadak diam.

"Kak?" Panggil Asya

"E-eh, i-iya? L-lupain aja, Sya masalah Ruby. Udah mau malem nih, mending kamu pulang, daripada dicariin nanti"

Asya tak menjawab perkataan Alex barusan "Kayaknya Kak Alex nyembunyiin sesuatu deh" batin Asya

"Oh, ya udah kalo gitu. Sopir aku juga udah di depan, Kak. Urusan project nanti kita bahas lagi kalo ada waktu luang ya, Kak"

"Siipp.. aman, Sya.. kabarin aja mau kapan bahas lagi"

"Oke, Kak. Ya udah, aku duluan ya, Kak. Assalamualaikum"

"Shalom, Sya"

Asya melemparkan senyum kepada Alex, ia pun keluar dari cafe tersebut dan meninggalkan Alex sendirian.

Sepanjang perjalanan Asya terus terbayang-bayang tentang perkataan Alex tentang Ruby. Pikiran liar mulai menghantuinya. Ya, seperti itulah seorang Asya, jika ada orang yang membuatnya penasaran tentang suatu hal, maka dia akan terus-menerus memikirkan hal tersebut dan berupaya untuk mengetahui semuanya.

Maaf, Aku Pilih TuhankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang