Hari yang dinanti-nanti kini telah tiba. Aula yang tadinya kosong, kini telah dipenuhi dengan dekorasi yang begitu memanjakan mata. Panggung untuk fashion show pun dibuat sedemikian rupa agar penonton dapat melihat dari segala arah.
Acara berlangsung pukul empat sore. Murid-murid kini tengah bersiap untuk tampil menarik di acara besar ini.
"Mau jalan jam berapa, Sya?" Tanya seorang wanita paruh baya yang baru saja masuk ke kamar Asya.
"Bentar lagi, Bun." Jawab Asya sambil merapikan pouch make-upnya yang masih berantakan.
"Oh iya, Bun, kayaknya kita berangkatnya misah aja ya. Soalnya Asya mau gladi bersih dulu. Lagian kalo Asya berangkat sama Ayah Bunda pasti mereka langsung heboh dan acaranya gak bakal seru lagi nanti" ucap Asya.
"Hmm, bener juga. Tapi kamu beneran pake baju ini buat acara? Bukannya kamu juga masu fashion show?" Tanya Bunda penasaran mengapa Asya hanya memakai dress biasa.
Asya terdiam selama beberapa detik. Ia pun menatap Bundanya sambil berkata, "Asya bawa baju ganti di mobil kok, Bun. Dan Asya juga gak jadi ikut fashion show"
"Loh kenapa? Bukannya kamu udah fitting baju?"
"Iya, tapi Asya mutusin buat mundur aja, Bun. Soalnya panitia fashion show ngasih peraturan kalo pasangannya di random tiap angkatan. Jadi kemungkinan besar kita dipasangin sama kakak kelas" Ucap Asya lirih.
Bunda tersenyum melihat gadis semata wayangnya. "Kamu takut dipasangin sama Alex terus Ayah ngeliat itu?"
Asya hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun kepada Ibundanya.
"Sya.. Walaupun kamu nggak jadi pasangannya Alex, kamu pasti akan selalu dapet momen berdua sama dia. Soalnya ini kan acara kalian berdua, otomatis kalian yang bakal jadi sorotan media."
"Tapi Asya takut Ayah marah, Bun. Masalahnya Asya juga jadi partner Kak Alex buat nyanyiin lagu di pertengahan acara" ucap Asya dengan nada bicaranya layaknya anak kecil.
"Kamu gak usah khawatir. Ayah nggak akan marah sama kamu, kalo kamu ngeliat Ayah mengkritik tentang Alex, itu tandanya Ayah sayang sama kamu dan Alex. Ayah gak mau berlian tunggal kesayangannya direbut dari Tuhannya, dan Ayah juga gak mau berlian tunggal kesayangannya menjadi penghalang bagi seseorang untuk mendekatkan diri dengan Tuhannya atau bahkan sampai merebut seorang laki-laki itu dari Tuhannya"
"Kamu ngerti kan maksud Bunda?"
"Ngerti, Bun" jawab Asya setelah menghela napas panjang.
"Ya udah, sekarang kamu berangkat deh. Takutnya yang lain pada nunggu kamu buat gladi bersih"
Asya tersenyum kepada Bundanya dan langsung mengambil tas ransel yang berada di atas kasur.
"Pamit dulu ya Ibunda Ratu.. Assalamualaikum" ucap Asya seraya mencium tangan Ibundanya.
"Waalaikumsalam"
🌷🌷🌷
S
aat sampai di sekolah, Asya langsung berjalan menuju aula. Di sepanjang jalan ia hanya memikirkan kata-kata yang diucapkannya oleh Bundanya tadi. Bayangan tentang kebahagiaannya bersama Alex mulai memenuhi pikirannya.
"Hati-hati nabrak" ucap seseorang yang berada tepat di hadapan Asya.
Asya mulai tersadar dari lamunannya, "E-eh, Kak Alex"
"Ngelamun aja nih partner bisnisnya Reinhard Company. Untung gak nabrak pas jalan" ucap Alex dengan senyum manisnya.
"Lagi mikirin apa sih, Sya? Ini hari besar kamu loh. Semua orang bakal tau siapa kamu" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Aku Pilih Tuhanku
Romance"Aku gak akan pernah ngorbanin agama aku untukmu Sya, apakah kamu akan mencintaiku jika aku pindah Agama? nggak kan?" ucap Alex dengan wajah sendunya Cinta beda agama memanglah tak mudah. Tanpa sadar, kalian sedang diuji oleh Tuhan. Tuhan ingin tau...