Natan dan Melody saat ini pun sudah berada di sebuah supermarket besar dan Natan mendorong troli karena pasti belanjaan yang dibeli tidak sedikit
"kamu tuh rajin ya anaknya tan" ucap Melody sambil melihat-lihat barang di etalase
"ah engga juga teh, kalo lagi males mah males teh" kekeh Natan
"iyasih cuma tadi aku liat kamu tuh kalo kerja fokus gitu ga kemana-mana terus bisa multitasking juga jadi pas diajak ngobrol ga ngeblank sama apa yang dikerjain, soalnya kadang orang tuh kebanyak ga bisa begitu tau" ucap Melody memuji kinerja Natan
"iya teh biar cepet naik gaji" ucap Natan bercanda
"bisa aja kamu" kekeh Melody seraya meletakkan barang yang ia ambil di etalase ke dalam troli
"kamu tuh sering olahraga juga ya" lanjut Melody bertanya
"yaaa sedikit-sedikit teh biar badan keliatan bagus" jawab Natan tersenyum walaupun sebenarnya ini semua ia dapatkan instan
"pantes, kenceng gini ototnya tuh" ucap Melody seraya memegang lengan Natan sebentar
Natan pun hanya terkekeh kecil dan terus mendorong trolinya, troli tersebut pun lama kelamaan hampir terisi penuh dengan berbagai macam belanjaan kebutuhan rumah
"nah ini tan yang terakhir" ucap Melody dan ingin menggapai sebuah deterjen yang berada di bagian paling atas etalase
Natan yang melihat Melody seperti kesusahan karena tinggi badannya itu pun melangkah maju dan berdiri di belakang Melody menggapai deterjen tersebut
Natan pun tentu tidak melakukan hal tersebut hanya karena ia ingin bersikap baik namun ada pikiran kotor dan licik
Natan sengaja sedikit menekan tubuh Melody dan bagian selangkangannya ia rapatkan ke pantat Melody dan Natan juga dengan sengaja sedikit menjinjit-jinjitkan kakinya berulang kali seakan seperti ia tidak dapat menggapai deterjen tersebut dengan mudah
Melody pun dapat merasakan ada sesuatu yang menonjol menyentuh pantatnya bergeraik naik turun namun ia tidak marah karena hal tersebut wajar menurutnya
Sebab ketika ia mendongak ke atas Natan sedang berusaha meraih deterjen tersebut, Natan pun akhirnya berhasil menggapainya dan menyerahkannya kepada Melody
"nih teh" ucap Natan tersenyum
"iy-iya makasih ya" ucap Melody tersenyum dan wajahnya terlihat memerah
Melody merasakan sedikit rasa gundah di hatinya saat ini, entah kenapa saat merasakan bagian Natan yang menonjol menjauh dari pantatnya ia ingin merasakan lebih
Melody pun juga berpikir keras sudah berapa lama ia tidak disentuh oleh suaminya
"kenapa teh, ada yang lupa" tanya Natan karena melihat wajah Melody yang seperti memikirkan sesuatu padahal di dalam hatinya ia tersenyum menang sebab ia hanya selangkah lagi untuk mendapatkan tubuh Melody
Natan tahu bahwa Melody pasti sangat jarang disentuh oleh suaminya sebab ia dan suaminya sama-sama orang sibuk dan salah satu buktinya adalah sampai hari ini mereka bahkan belum dikaruniai anak
"eh..e-engga kok, ayo bayar yuk" ucap Melody tersenyum manis
Mereka pun menuju ke kasir dan Melody saat ini secara tak sadar terus menerus menempel kepada Natan bahkan ia yakin mereka yang tidak mengenal Melody saat ini mengira mereka pasangan
Seperti biasa antrian di supermarket seperti ini akan memakan waktu karena panjangnya antrian sebab setiap orang akan berbelanja semaksima mungkin untuk kebutuhan bulanan mereka
Hampir setengah jam mereka menunggu hanya untuk membayar akhirnya selesai juga dan Natan mendorong troli menuju parkiran sebab tidak mungkin juga ia membawa empat dus bersamaan

KAMU SEDANG MEMBACA
TRANSFORM (21+)
FanfictionBagaimana bisa seorang yang tadinya buruk rupa bisa berubah menjadi tampan dalam semalam, inilah kisah ajaib seorang pemuda beruntung Natan Baswara