Setelah acara mandi selesai, haechan segera pergi ke walk in closet itu. Kini haechan sedang memilih. Saat beberapa menit haechan memilih kini haechan telah menemukan baju dan celana yang pas untuk dirinya.
Haechan memakai baju dengan kaos oblon dan celana panjang. Setelah selesai berpakaian, haechan segera keluar dan menuju kasur. Haechan duduk disana, haechan melihat sekeliling tidak melihat jejak jaemin berada.
Entah makhluk itu kemana haechan tidak mempedulikan jaemin pergi kemana. Haechan melihat keseliling kamar, haechan mendapatkan buku yang ia harus baca, dikarnakan besok ada ulangan harian.
Haechan bangkit dari duduknya lalu mengambil buku itu dan membaca di kasur tempat tidur jaemin. Haechan membaca dengan serius tampa ia ketahui seseorang sedang memandang dirinya dengan serius.
Jaemin terus menatap haechan yang sedang fokus dengan bukunya hingga tidak menyadari kalau dirinya sedang memandang haechan. Jaemin pun mendekati haechan dan meletakkan seragam dan tas haechan.
Jaemin mendekati tempat tidurnya lalu menepati diri dikasur tersebut lalu mendekati haechan yang begitu fokus membuat jaemin terkekeh.
Jaemin pun memeluk haechan dari samping, membuat haechan kaget atas kedatangan jaemin yang berada disamping.
"heh! Kau membuat diriku kaget saja, sudah berapa kali lo kagetin gue!" menutup bukunya. Jaemin tertawa mendengar perkataan haechan.
"apa yang lucu sehingga kau tertawa? hmm" meletakan bukunya di samping meja kasur.
"tidak ada, emang apa? " menahan jaemin tawanya. "ohh tidak mau kasih taunya kalau gitu rasakan ini Na Jaemin" haechan menggelitik pinggang jaemin. Membuat jaemin tertawa lepas.
"hahahhahah sudah haechan sayang" jaemin masih tertawa karna haechan masih menggelitik perut jaemin.
"sayang? Aku bukan kekasihmu NA JAEMIN" makin menjadi-jadi kelitiknya. Mereka sekarang sedang tertawa atas gelitika haechan.
Sekarang giliran jaemin yang menggelitik perut haechan. "rasakan itu haechan" jaemin menggelitik perut haechan
"hahahahha jaemin sudah, hahahha jaemin sudah aku sudah tidak tahan, perutku sakit jeam"
sekarang haechan tertawa terbahak. Jaemin diatas, haechan dibawah. Mereka menyudahi tertawanya dengan posisi seperti itu.
"kau memang bukan kekasihku tapi kau adalah tunangan diriku Na haechan" jaemin menatap haechan yang begitu dekat bahkan napas jaemin menebus permukaan wajah haechan.
Bahkan haechan bisa merasakan hembusan napas jaemin yang begitu dekat.
Jaemin pun mendekati wajahnya dan menciumi bibir haechan dengan begitu lembut, membuat haechan membalas ciuman itu. Haechan mengulungkan tanganya keleher haechan dan sedikit meremas rambut jaemin.
Setelah sekian lama mereka ciuman. Mereka memutuskan mengakhiri ciuman itu. Mereka saling menatap dan jaemin menjilat savila yang berada dibibir jaemin. Haechan memejamkan mata saat jaemin menjilati savila bekas meraka.
Selesai jaemin menjilat jaemin ambruk ditubuh haechan dan memeluk haechan. Jaemin merebahkan dirinya disamping haechan.
"haechan tolong peluk diriku saat tidur" ucap jaemin. Haechan mendekati jaemin dan memeluk jaemin.
Entah kenapa haechan menuruti permintaan jaemin. Harusnya ia menolak permintaan jaemin tapi entah dorongan dari mana ia memeluk jaemin.
Jaemin membalas pelukan itu. Jaemin menyembunyikan didada haechan. Haechan tampa sadar mengelus rambut jaemin dengan lembut, membuat jaemin nyaman hingga jaemin tertidur.
"thank you jaemin, telah membantuku dari sepupu sialan itu" haechan pun menyusul jaemin kealam mimpinya.
~bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Teman (Nahyuck)✔
Fiksi Penggemarkisah cinta seorang pria yang mengenaskan hingga berujung dia dijodohkan oleh kedua orangtuanya "ini bekelnya jangan lupa dimakan nya" "nih buat lo gue udah kenyang" "kapan lo anggap gue" "apa gue terima aja perjodohan ini, dari pada gue gak sakit t...