episode 18

1K 64 2
                                    

Pintu lif pun terbuka, haechan dengan segera keluar dari dalam lif karena muak melihat mereka bermesraan didepan dirinya. Haechan berjalan menuju halte bus yang sudah ia serlok kerenjun.

Haechan meninggalkan mereka dan berjalan menuju mobil renjun. Haechan langsung masuk kedalam. Dan menutup pintu mobil renjun dengan kasar, tidak menutup pintu mobilnya dengan pelan pelan.

Brak

"nggak usah kencang kencang gitu juga kali, kan bisa pelan pelan nutupin puntu mobil gue, kalau nanti pintu mobil gue rusak gimana? haechan." nasehatnya.

Haechan tidak peduli dengan nasehat sahabatnya, ia malah mengabaikan renjun dengan omongannya ia malah menunjukkan muka kusut dan tidak bersahabatnya itu.

"bodo!"

"hei chan kenapa? tuh muka kusut gitu, masih pagi udah kusut aja tu muka, senyum dikit biar kelihatan cantiknya itu, ada masalah? cerita dong channie" menatap haechan.

"entar ajah jun,  nanti kita telat, ayo cepatan!" menatap kearah renjun. Renjun tampa pikir panjang menjalankan mesin mobilnya.

"gue kesel sama si jaemin!" ucapnya yang tak sengaja haechan meremas bukunya.

Renjun melihat haechan yang sedang meremas bukunya menggelengkan kepalanya, saat melihat kelakuan sahabatnya itu.

"gak usah diremes juga tuh bukunya, kasihan nanti lo gak bisa baca buku itu" ujar renjun yang sedikit melirik kearah buku tersebut dan kembali fokus menatap jalanan dengan mengemudi.

"lo tau!-"

"nggak"

"nggak usah di potong dulu, dengerin dulu HUANG RENJUN,  lama - lama gue buang juga lo ke laut, dengerin dulu!" ucapnya.

Renjun melihat tingkah lakunya membuat dia tertawa sedikit.

"yaudah lanjutin"

"waktu itu kan gue gak masuk pelajaran terakhir, itu karna si jaemin, waktu masih istirahat gue memutuskan pergi ke perpustakaan, terus gue jalan dikolidor agak sepi, disaat waktu gue jalan menuju perpustakaan," ucapnya dijeda sebentar.

"lo tau yang Gue liat, jaemin ciuman dengan perempuan yang waktu pertama kali kita liat perempuan itu" heachan menceritakan dengan amarah.

"terus si jaemin lepas ciuman itu, terus gue nggak sengaja tatap mata sama jaemin, pokoknya saling tatap tatapan gitu,"

"perasaan gue campur aduk antara sedih, marah, kecewa jadi satu gitu, gue putuskan untuk lari ke rooftop, gue nangis disana,"

"nggak tau kenapa hati gue sakit banget liat orang yang gue suka... ciuman dengan perempuan didepan mata gue jun. Maaf gue nggak ngasih tau lo karna gue gak mau lo khawatir tentang gue, gue juga butuh ketenangan sendiri jun tengtang hati gue, terus nggak sengaja ketiduran dirooftop, gue bangun bangun saat lo telepon gue"

Haechan curahkan hatinya ke sahabatnya itu, ia tau bahwa renjun adalah orang yang tepat,baik dalam mendengar curhatan dirinya ini.

renjun menghela napas. "lo kalau ada apa apa jangan dipendem,cerita ke gue, gue ini sahabat lo bukan teman lo!" renjun sudah tiba disekolah memasuki gerbang sekolah dan memarkirkan mobilnya di parkiran.

"sekarang lo fokus sama masa depan, lo nggak usah mikirin si berengsek itu, lo pokus sama masa depanlo nanti istirahat kita lanjutkan cerita lo" melepas setbel.

"jun.... " renjun langsung menoleh kearah haechan, tapi si empu yang ditatap oleh sahabatnya terus menatap buku dan terus menunduk "gue.... gue...." haechan tidak melanjutkan perkataannya.

Renjun masih setia menatap haechan. "gue.... dijodohin" haechan menunduk, haechan takut melihat renjun. "emang lo dijodohin sama siapa?" ucap renjun lembut dan mengankat dagu haechan.

"gue... dijodohin sama.... " haechan terus menjeda jeda pembicaraannya.

"sama...... " ucap renjun penasaran.

"sama jaemin-" ucapan haechan dipotong oleh renjun. "what! lo dijodohin sama jaemin!!" renjun terkejut sama perkataan haechan.

'duh gimana ni, renjun denger perjodohan udah kaget apalagi gue kasih tau kalau gue sama jaemin udah tunangan' batin haechan.

"lo bohong nya, lo pasti bohong, nggak mungkin lo dijodohin sama si iblis itu, lo pasti minta kebokap nyokap lo buat di jodohin sama si titisan iblis itu, kalau pun lo masih cinta sama si jaemin, lo nggak usah ngaku ngaku di jodohin sama dia!, lo jangan gilanya! Hanya Karna CINTA lo itu. Sebodoh bodohnya lo jangan pernah ngemis ngemis cinta apalagi di jodohin, udah gila kalinya lo!" syoknya renjun ketika mendengar kalau sahabatnya haechan di jodohkan dengan lelaki berengsek itu.

"gue nggak ngaku ngaku tapi ini murni orang tua gue yang jodohin gue sama jaemin, awalnya gue nolak di jodohin dan gue juga nggak tau kalau yang di jodohin gue itu jaemin, gue kira orang lain ternyata dia. gue terima perjodohan itu karna gue nggak tau orang yang gue jodohin dan nggak tega liat mae kanya kitu yaudah gue terima aja" jelasnya dengan panjang lebar.

"sungguh dunia itu sempit!" guman renjun sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"gue sama jaemin juga udah melangsungkan pertunangan" ucap haechan langsung memalingkan wajahnya.

Renjun lebih terkejut karena sahabatnya dijodohkan terus dia juga sudah bertunangan. "kok! bisa sih!?"

"udah ah gue mau masuk kelas nanti telat" membuka pintu mobil. Renjun yang melihat itu langsung keluar dari mobilnya dan mengejar haechan.

"Chan tungguin gue!" renjun mengejar haechan. Saat hendak masuk haechan merasa ada seseorang orang yang memengan tangan dirinya.

"apa si ju-" haechan membalikkan badan dan ternyata yang memengan tangannya bukan renjun tapi jaemin.

"jaemin?" haechan menelan ludah kasar.

"lo tadi bareng sama siapa? " dengan wajah datar dan dingin.

"bukan urusan lo, lo gak ada hak tentang gue, mau gue bareng sama siapa aja, lo ingat kata kata lo semalam" melepas tangan jaemin dan berjalan masuk kedalam kelas.

"penginaplah sehari disini haechan, temani gue tidur please, sehari aja haechan tidak lebih, selebihnya kau bebas mau tidur dimana dan dengan siapa?"

Renjun yang melihat dari jauh terdiam. 'ada apa dengan haechan?, dimana sikap haechan yang manis dan tersenyum kepada jaemin' batin renjun.

Seseorang menepuk pundak renjun. "HAH!! " renjun kaget dan renjun tersentak dari lamunannya.

Renjun melihat kesamping yang terdapat jeno, mark, chenle, dan jisung yang menatap kearah renjun. "lo kenapa? Ren" jeno yang menepuk pundak renjun. jeno dan teman teman jeno hanya diam.

Renjun langsung menggelengkan kepalanya dan langsung berjalan menuju kelas yang melewati jaemin yang masih terdiam.

~ bersambung

Maaf banget kalau ceritanya kurang nyabung dan ada kata baku dan non baku mohon di mengerti karna saya sebagai penulis sedang pusing dengan alur dan menyiapkan bab yang membuat semua orang suka dan seru. jadi tolong di mengerti oke.

Tolong kalau ada bahasa non baku dan baku di tulis di kolem komentar nanti aku tanggapin, terima kasih, Thanks yang udah setia menunggu cerita selanjutnya

Lebih Dari Teman (Nahyuck)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang