Haechan mengerjapkan matanya melihat ke sekelilin. Samar samar dia mendengar ada orang yang sedang berdebat melewati teleponnya.
Haechan langsung bangun dari tidurnya dan berjalan ke arah kamar mandi. Badan haechan sangatlah lengket, jadi ia memutuskan untuk mandi. Seseorang membuka pintu kamar haechan setelah haechan sudah masuk kamar mandi.
Dia menatap kesekeliling yang ternyata kosong tidak ada sesiapa di dalam kamarnya. Dia duduk di pinggir kasur sambil memainkan handponenya.
Orang itu tidak sengaja melihat ada barang yang lucu di atas naska. Dengan segera ia mengambil ponselnya dan segera memoto barang itu. Ia menatap kagum ke orang yang ada itu.
Dia meletakkan kembali barang itu dan kembali juga ke ponselnya itu. Pintu kamar mandi terbuka mendapatkan seseorang yang sudah habis mandi.
"astaga! Kau mengangetkan ku renjun" dengan mengusap dadanya itu.
"hehehe, maaf chan, habisnya lo lama banget sih di kamar mandinya" ucap renjun sunyum.
"ohh iya, tadi kata jaemin dia izin pulang dulu" kata renjun. Haechan menanggapi dengan cuek saja. "lo ngapain ada di rumah gue?" tanya haechan.
"orang tua gue ke china, jadi gue mau nginep di rumah lo dan pas gue kesini ternyata, ada jaemin juga, dia teleponan kanya debat gitu. Terus dia tutup teleponnya terus nanya gue, mau ngapain lo kesini katanya, gue jawab mau ngineplah masa mau maling rumah, terus dia titip lo sama gue katanya mau pulang, tadinya mau langsung ke elo, tapi karna lo masih tidur yaudah dibiarin aja dan berakhir gue kesini" ucapnya menjeleskan.
Haechan yang mendengar perkataan renjun hanya menganguk saja. Tiba-tiba renjun mendekati haechan dengan wajah horornya. "lo sama jaemin nggak ngelakuin apa apa kan?" tajamnya menatap haechan.
Haechan melihat tingkah laku renjun, terkejut karna dia tiba tiba mendekati wajahnya ke wajah dirinya secara tiba-tiba. Dengan gugup haechan menjawab, "ngelakuin apa?."
"alah! Pasti lo bohong, jawab jujur" memundurkan dirinya ketempat semula sambil menunjuk haechan.
Haechan dengan segera menggelengkan kepalanya dengan cepat. "terus kenapa lo jawabnya gugup!? Ngaku nggak lo" terus mendesak haechan.
"jun, lo ini kenapa sih tiba tiba ngomong gitu ..... gue gugup karna lo tiba tiba maju ke wajah gue, itu bikin gue kaget tau nggak!" ucapnya menjelaskan.
"nyaa sorry"
"lo tidur bareng sama jaemin?"
"hmm"
"Serius lo! Demi apa Kalian tidur bareng!" kagetnya sambil menutup mulutnya tidak percaya. Haechan yang melihat ekspresi renjun itu memutar matanya malas dia sangat berlebihan.
"apa sih jun! Gue sama dia CUMAN TIDUR nggak bikin yang aneh aneh, jun, kanya nya otak lo udah kotor, gue nggak pernah ngelakuin yang enggak enggak, padahal gue sendiri juga nggak kepikiran sampe sana" sinisnya.
"SIAPA BILANG OTAK GUE KOTOR HAH!!" teriak renjun.
"tadi, lo bilang"
"Gue .... gue cuman was was aja, takut terjadi sesuatu sama lo" khawatirnya.
"khawatir lo berlebihan, udah ah gue mau makan!" langsung berdiri meninggalkan renjun.
"Ikut!!" teriaknya sambil merengek.
******
Dirumah keluarga Jung mereka semua sedang berkumpul di ruang tamu.
Jika saja hal ini bukan demi membebani mereka, mana mungkin dia mau bergabung kedalam urusan itu. Apalagi jaemin adalah pengurus anak tunggal satu satunya itu. Hari ini, jaemin terus melamun yang tidak jelas. Sampai-sampai dia tidak menyadari ada kawannya.
"woi!" mark memanggik jaemin yang kini sibuk melamun.
"Hmm" guman jaemin.
"lo kenapa ngelamun, jeam? Masalah lagi?"
"bukan apapa, ini bukan masalah, ada apa?" tanya nya.
Mark menggelengkan kepalanya. "Enggak, gue heran aja kenapa akhir akhir ini lo sering ngelamun, ngelamunin apa sih jeam sampai-sampai lo nggak mau cerita sama kita?"
"gue nggak ngelamun cuman lagi mikir tentang dia aja sih" bohongnya.
Mark mendengarnya tidak mau ambil pusing, mark tahu sebenarnya jaemin sedang berbohong kepada dirinya, ia tahu mana yang bohong mana yang enggak jadi mark biarkan saja, toh nanti juga cerita sama dirinya kalau ada masalah. Jadi mark membiarkan jaemin melamun memikirkan hal yang dia pikir.
"woi!" chenle memanggil jeno yang kini sibuk main game di dekatnya.
"hmm," guman jeno dan masih saja sibuk main game-nya itu.
"jen, toilet dimana?" tanya Chenle
"savege!"
"jeno, gue mau nanya," kata chenle menowel lengan jeno.
"Double kill!" seru jeno yang asyik dengan game-nya.
"Double kill!, double kill!," ejek chenle meniru gaya suara jeno namun dihiraukan oleh jeno.
"maniac," seru jeno lagi.
"Aw! Sakit, nyet! Ngapain lo jitak gue?!" ringgis jeno memegang kepala nya yang barusan dapat jitakan.
"Gue tanya kamar mandi dimana, bukan malah asik maen!"
"gue kasih tau jalannya aja. Lo jalan lurus deket dapur, habis itu lo belok kiri, terus belok kanan, terus lurus lagi, belok kiri lagi, ada lampu merah, nah pas lampu merah lo berhenti nyampe deh lo di luar rumah gue dan lo lirik kekiri ada toilet umum" jelasnya sambil main game
"apaan, sih, nyet! Mukul tangan gue!" decak jeno.
"nyet, nyet! Gue bukan monyet!"
"gue nanya serius! Jung jeno," kesalnya. "nya itu petunjuknya!, apa susahnya lo lakuin apa yang tadi gue omongin" balas jeno.
"pusing gue ngomong sama lo."
"lo pusing? Gue juga pusing gara gara lo gue jadi kalah," ucap jeno kesal.
"apaan, sih, garing banget," kata chenle
"kelakuan si kucing garing~" timpal jisung menyanyi dengan gaya alaynya.
"Garong, bego!" kesal Chenle
"kirain garing" ucap jisung cengengesan
"lo jadi, nggak, sih, tunjukin kamar mandinya!?" decak chenle.
"iya, iya, bentar. Jangan galak-galak, dong, entar lo jatuh cinta lagi sama gue.""Mimpi!!!" ketus chenle.
"itu cowok gue-nya, anjing!" kasar jisung. Melihat kekasihnya di goda oleh sahabatnya.
"ya udah, ayo gue tunjukin kamar mandinya"
Jeno yang mendengarnya langsung menarik pergelangan tangan chenle agar mengikutinya. Mereka berdua meningalkan ruang tamu dan pergi untuk ke kamar mandi.
Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Lebih Dari Teman (Nahyuck)✔
Fanfictionkisah cinta seorang pria yang mengenaskan hingga berujung dia dijodohkan oleh kedua orangtuanya "ini bekelnya jangan lupa dimakan nya" "nih buat lo gue udah kenyang" "kapan lo anggap gue" "apa gue terima aja perjodohan ini, dari pada gue gak sakit t...